(Vegas-Pete) Selingkuh #2 (18+)

5.9K 448 47
                                    

Aku yang berusaha secepat mungkin sampai ke lokasi Vegas.
Dengan bayangan akan menemukan Vegas sekarat karena tertembak.

Masih ditambah beban hati selama seminggu dan hampir gila karena mengira Vegas bermain dibelakangku.

Sedang berusaha menyiapkan hati jika memang harus berpisah.

Membayangkan berpisah dengan Venice dan Macau, membuat hatiku lebih sakit.

Bahkan aku berdoa agar dia selamat walaupun setelahnya kami harus berpisah.

Bisa bayangkan betapa penuh sesaknya kepalaku, juga dada ku. Aku hampir tak bisa menanggungnya.

Dia dengan senyum mengembang bilang
"Surprise"

Seketika aku ingin meledakan kepalanya.
Ya Tuhan ada apa dengan orang ini.
Psikopat macam apa dia?
Bermain dengan hati dan mentalku sedalam ini.

Aku menangis sejadi-jadinya.
Aku sudah begitu lelah untuk menanggung ini selama hampir seminggu.
Rasa sakitku dipukuli Vegas sampai aku hampir mati, tidak ada apa-apa nya dibanding ini.

Bahkan kedua kaki ku tidak mampu menopangku.
Disini aku menangis di pelukan orang gila ini.
Aku marah dan takut tapi di saat yang sama lega.
Karena dia baik-baik saja.

"Maaf.. Maaf.. Pete.. Maaf"
Vegas mengulang-ulang kata maaf.

Aku menarik diri dari pelukan Vegas.
Aku memandang wajahnya.
Aku mencium bibirnya ditengah isak tangis.
Ciuman yang hanya sebentar, tapi aku bahagia masih bisa melakukannya.
Dan aku masih terisak, aku kembali menyembunyikan wajahku di leher Vegas.

Aku merasa sesak.
Saat aku membuka mata, rasanya aneh.
Mataku bengkak, aku tidak bisa melihat dengan jelas.
Pantas terasa sesak, aku ada dalam pelukan Vegas.

Apa aku menangis sampai tertidur?

Hal yang pertama kali ku ingat, Macau dan Venice.
Aku berusaha bergerak pelan untuk keluar dari lingkaran tangan Vegas.
Aku tidak ingin membangunkan dia.

Aku malu.
Aku malu karena menangis seperti orang gila.
Bagaimana aku akan menghadapi Vegas?

"Sudah bangun Pete" aku yang hampir lepas dari pelukan Vegas, di tarik lagi masuk.

"Aku mau cek Macau dan Venice"

"Mereka bersama Porsche di rumah keluarga utama"
Baiklah.. Berarti mereka tidak sendirian.

Vegas mencium keningku.
"sudah baikan?"

"hmm."
Aku menarik nafas panjang.

"Ada apa Pete? Katakan saja.." Vegas mengusap pipiku.

Aku tidak berani memandang mata Vegas.

"Ayo berpisah" ucapku pelan.

Wajah Vegas menegang mendengar kalimatku barusan.
"Berpisah? Aku tidak mau!" jawab Vegas tegas.

"Kemarin aku ingin mengatakan itu, setelah satu minggu ini kamu menyakitiku"

"Maafkan aku Pete. Maafkan aku.. Sialan ini semua karena porsche, karena ulahnya"

Kenapa dia menyalahkan Porsche?

"Apa hubungannya dengan porsche?" tanyaku.

"ini semua idenya"

"Ide? Jelaskan!" Aku meringsak keluar dari pelukan Vegas, mengambil posisi duduk.
Ide? Ide apa? Untuk apa? Aku penasaran.

Vegas mengikutiku dengan duduk dihadapanku.
"Terakhir kali kamu selalu membahas masa lalu. Tentang motor, tentang kencan. Aku sadar aku belum pernah memberikan itu padamu"
Vegas beberapa kali menghindari mata ku saat bicara.

NEXT (Vegas-Pete) INDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang