hukuman ?

2.5K 403 40
                                    

POV VEGAS

"Papa pete!! ini om.. siapa om namanya tadi?" Venice menarik-narik baju pria didepanku.

Apanya yang ganteng.. nggak ada ganteng-gantengnya sama sekali. Aku sudah menahan emosiku melihat tingkah Venice dan Pete.

"Oh kenalkan" belum sampai dia menyebut namanya aku langsung meraih uluran tangannya.

"Iya..iya.. saya sudah tahu.." sebenarnya aku lupa siapa namanya. Mau bersalaman dengan Pete? Jangan mimpi!

"Venice.. ayo pulang.." Aku melepaskan tangan pria itu, dan mengulurkannya ke Venice.

"Nggak mau.. Venice mau disini.." dia memegangi kaki pria itu.

"Venice.. ayo pulang yuk.. sayang.. kasihan om nya mau kerja.." bujuk Pete sambil sesekali tersenyum pada pria yang kakinya dipegang erat Venice.

Awalnya aku mungkin hanya cemburu, tapi lama-kelamaan aku jadi benar-benar marah melihat Venice yang semuanya sendiri. atau marah karena Pete senyum-senyum keorang lain.

"Huaaahhh nggak mau! " Venice menangis.

"Venice." suaraku datar memanggil Venice. Aku tidak membentaknya. Biasanya cukup seperti ini.

Dia terdiam, dengan wajah menahan tangis.

"Papa pete" Dia memanggil pete dan mengulurkan tangannya minta di gendong.

Setelah itu langsung sembunyi di leher pete.

"Maafkan anak saya mengganggu.." ucap pete pelan sebelum aku tarik dia untuk keluar dari ruangan.

Aku masih melihat sekilas pete tersenyum ramah.

Venice sama sekali tidak mau turun dari gendongan pete.

Anak ini yang kemarin hampir aku beri seluruh yang dia mau. sekarang melawanku.

"Venice turun." Kataku.

Dia tidak bergerak sama sekali.

"Venice itu papa Vegas.." belum Selesai pete bicara, Venice sudah menggeleng.

"Venice, papa marah bukan tanpa sebab" Aku harus menunjukan didepan nenek bahwa aku pria yang bisa diandalkan untuk mendidik venice. Kamu bocah nakal, harus mau bekerjasama denganku.

"Kamu pergi sendiri, dan nggak bilang siapapun. termasuk nenek." Aku seperti memberitahu anak SMA padahal dia masih TK.

"Venice tau, papa pete sama nenek khawatir? sampai nenek pusing nyariin kamu. Venice tahu nggak?" Aku bicara panjang lebar, tapi ini udah keren banget.

"Venice.. papa pete kan bilang.. ini bukan rumah venice, venice nggak boleh sembarangan pergi-pergi.." Pete mengusap-usap punggung venice.

"Tapi venice nggak jauh!' Lho anak ini malah membantah.

"Iya tapi kan nggak ada yang tahu..." Suara pete masih lembut.

"Venice bosen!! Papa pete sibuk sama papa Vegas!! Venice main sendiri."

Sebentar, ini kalau nggak segera dilawan bisa-bisa kesalahan ditimpakan ke aku. Bocah ini.

"Venice. Itu bukan alasan. Kenapa Venice pergi nggak bilang dulu? itu masalahnya."

"Emang kalau venice bilang! terus Boleh!" Di membentakku, memasang wajah cemberut dan menyilangkan tangan di depan dada.

"Venice nggak boleh jawab papa vegas begitu." suara pete masih datar walau tidak selembut Diawal.

Aku menarik nafas dalam.

"Venice, tadi papa pete hampir lapor polisi. kamu tahu polisi?"

"Nggak tahu!"

NEXT (Vegas-Pete) INDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang