The Shocking Truth

637 71 74
                                    

Menunggu...

Menunggu...

Kali ini giliran Vincenzo yang menunggu kedatangan Cha Young. Ia berada di bandara menanti kedatangan kekasihnya. Ia memperhatikan satu persatu penumpang yang keluar dari pintu kedatangan internasional, sampai penumpang terakhir, tapi wanita itu tak ada di antara mereka.

Benar, undangan atas nama Bernardi Antolini yang diterima oleh Cha Young adalah dari Vincenzo. Ia menggunakan e-mail dan nama salah satu stafnya. Jika dia tak bisa pergi ke Korea Selatan untuk menemui Cha Young, ia akan membuat Cha Young datang kepadanya.

Tapi dia tidak datang...

Mungkin Cha Young tidak membaca e-mail masuk, jadi sekali lagi Vincenzo membeli tiket baru.

Besoknya, ia ke bandara lagi.

Menunggu.

Tapi dia masih belum muncul.

Sekali lagi ia membeli tiket. Ia kirimkan via e-mail beserta pesan singkat:

Sweety, ini aku. Ada suatu hal yang membuatku tak bisa ke Korea, jadi aku mengirimkan tiket pesawat untukmu, tolong datang ke Italia. Aku akan menjelaskan segalanya.

Ia juga membeli tiket untuk jadwal penerbangan minggu depan dan mengirimnya via pos, kalau-kalau Cha Young tidak membaca e-mailnya.

Sampai seminggu berturut-turut Vincenzo nongkrong di bandara. Ia mulai overthinking. Mungkinkah informasinya sebagai buronan sudah didengar oleh Cha Young sehingga wanita itu tak mau menemuinya lagi?

Vincenzo beranjak setelah pintu kedatangan sepi dari para penumpang yang keluar. Ia tak mau menunggu lagi.

Persetan dengan penjara, ia akan berangkat ke Korea sekarang juga!

Pintu kedatangan terbuka lagi. Vincenzo menoleh.

Dan wanita yang ia tunggu-tunggu akhirnya muncul.

~~~

Cha Young memang mengabaikan e-mail itu. Jika itu benar-benar dari customer, anggap saja dia rugi sekali. Namun akhirnya kecurigaannya benar, tiket itu dari Vincenzo, setelah membaca pesan di e-mail ketiga.

Cha Young mengepak barang-barangnya. Tetapi kemudian ia berhenti.

"Cih... dia yang butuh, kenapa aku yang harus repot-repot ke sana? Harusnya dia yang ke sini!"

Lagi, ia mengabaikan e-mail itu.

Tapi ia terus menerima e-mail seperti sedang diteror. Vincenzo bahkan membelikan beberapa tiket pesawat untuk satu hari, dan semuanya business class. Dan ketika ia mendapatkan tiket itu via pos, ia memutuskan untuk berangkat.

Ia tak langsung keluar dari pintu kedatangan begitu ia sampai. Ia menunggu beberapa saat. Ia ingin Vincenzo merasakan apa yang ia rasakan. Menunggu.

Saat ia keluar, ia melihat punggung pria itu yang menjauh. Cha Young mendengus kesal. Pria itu tak ingin repot-repot menunggu, tampaknya.

Pria itu menoleh, tersenyum lega dan berlari kepadanya.

"Sweety, akhirnya kau datang. Baru saja aku hendak membeli tiket ke Korea jika kau tak datang kali ini."

"Aish... sialan, tahu gitu aku tunda sehari lagi," gerutu Cha Young dalam bahasa Korea.

Vincenzo memeluk Cha Young erat penuh kerinduan, sebaliknya Cha Young tak membalasnya meskipun ia sangat ingin. Vincenzo dapat merasakan bahwa wanita ini sedang marah kepadanya. Marah besar!

Vincenzo mengambil alih koper yang dibawa Cha Young. Ia hendak menggandeng tangannya, namun wanita itu menyembunyikan tangannya di dalam saku mantelnya. Maka Vincenzo menyentuh punggung Cha Young untuk menuntun wanita itu menuju tempat parkiran mobil.

[IDN] Opium [Vincenzo FF]-HIATUSWhere stories live. Discover now