[8/10]

623 105 10
                                    

Aku pikir dia tidak mudah berekspresi...

_____________________

MENJADI Ketua Organisasi adalah pekerjaan yang melelahkan sekaligus menyenangkan bagi Gempa. Dirinya yang memiliki jiwa tanggung jawab dan sosial yang tinggi membuatnya mudah melesat hingga naik pada jabatan ketua.

Selain pekerjaan yang dia nikmati, posisinya yang penting juga mudah menjadi pusat perhatian yang bekerja di bidang lapangan setiap ada acara sekolah. Tidak bisa dipungkiri, selain sifatnya yang baik, dia juga memiliki wajah tampan yang membuatnya populer di sekolah. Terutama di kalangan para siswi.

Seperti saat ini. Gempa bingung ketika salah satu siswi anggota organisasi mengatakan membutuhkan bantuan untuk membawa barang berat di gudang untuk acara sekolah lusa depan. Di depan gudang tersebut, bukannya mengajak dia bergegas masuk mengambil barang. Sang gadis yang menjadi salah satu anggota organisasi menunduk dengan gugup.

"Hey, Chloe. Apa kita bisa cepat? Sebentar lagi rapat." Gempa bisa merasakan perasaan tidak nyaman dan berbicara formal menatap gadis di hadapannya.

Gadis itu. Chloe. Anggota baru yang selalu tertunduk malu. Dengan gagap dia mulai berbicara menatap wajah Gempa yang mulai bingung. "A- AKU MENYUKAIMU KAK GEMPA! JADILAH PACARKU!"

Bruk!

Atensi Gempa dan Chloe seketika teralihkan ketika mendengar suara benda jatuh di antara rerumputan, dari atas pohon terjatuh gadis dengan surai coklat panjang yang tertutupi hoodie. "[Name]?"

Gempa yang melihat gadis itu panik. Apakah [Name] mendengarkan semuanya? Belum saja Gempa melanjutkan ucapannya. [Name] mulai mendekati Chloe yang kini mundur beberapa langkah. "Kak [Name]?"

"Aku pacar Gempa. Apa kamu tidak tahu Gempa sudah punya pacar?"

"A- Aku sudah tahu."

"Lalu?"

"AKU TIDAK APA JADI YANG NOMOR DUA!"

Hening. Gempa bisa melihat sorot suram dari wajah pacarnya. Ini pertama kalinya melihat [Name] terlihat marah. Sebelum melihat hal buruk yang lebih jauh, dengan lembut Gempa menarik [Name] dan menggenggam tangannya erat.

Chloe yang melihat itu terdiam kaku membeku melihat sorot pujaan hati menjadi dingin. Dia tidak pernah melihat Gempa menunjukkan wajah seperti itu sebelumnya. "Kak Gempa?"

"Chloe. Aku tahu perasaan itu susah dilepaskan. Tapi, aku sudah punya [Name]. Tolong hargai itu, sebagimana aku masih menghargaimu. Ini terakhir kali aku membiarkanmu mengatakan hal tidak pantas seperti itu. Permisi."

Gempa menarik [Name] yang terdiam, sepertinya gadis itu masih marah. Salahnya juga dia tidak mengetahui niat tersembunyi anak baru itu. Sayup-sayup dari kejauhan Gempa masih bisa mendengar namanya yang dipanggil.

"Kak Gempa!"

.

.

.

"Gempa. Apa yang kaya gitu sering terjadi?"

Gempa bisa melihat sorot suram yang bergulir menatap jendela. Sedangkan dirinya tengah mengobati siku dan lutut [Name] yang terluka akibat jatuh dari atas pohon. Dengan senyuman lembut dia menarik rambut pujaan hati meletakkannya di belakang telinga. "[Name]."

Mata [Name] kini berhadapan dengan sorot hangat Gempa. Perlahan dia bisa merasakan kecupan lembut mengenai pucuk kepalanya dengan usapan. "Maaf, kamu harus ngalamin yang kaya tadi."

"Tapi, itu sering?"

Gempa tertawa menatap wajah [Name] yang tidak puas. Ya ampun, gadisnya ternyata cemburu. "Tidak cukup sering. Biasanya aku bisa lebih dulu peka hingga membuat mereka menyerah. Tapi, tadi aku tidak fokus karena persiapan lusa. Maaf, ya.. aku bakal lebih hati-hati."

Gempa bisa merasakan ketika tubuhnya di tarik ikut terduduk di sisi [Name] dengan gadis itu yang meletakkan kepalanya ke pangkuan Gempa. "Kamu milikku," ucap [Name] dengan mata setengah terpejam dengan usapan tangan di wajah kekasih.

"Aku tahu, [Name]. Aku tahu."

______________

Bonus

______________

"Gimana kalau ada yang ngasih kamu surat cinta?"

Gempa tertawa kecil melihat kekasihnya masih merajuk. "Aku akan memberikannya pada Taufan."

"Kenapa tidak dibakar?" [Name] terduduk mendecak sebal. Mempunyai pacar terlalu baik ternyata adalah masalah juga.

"Karena Taufan tahu cara paling baik mengatasi para gadis."

"Maksudnya?"

Gempa menjatuhkan kepalanya ke bahu [Name] dan berbisik pelan. "Dia akan mengatasi mereka dengan mempermainkan hati mereka. Karena aku tidak suka melihat orang lain menyakiti hati kamu, padahal mereka tahu aku sudah punya pasangan, tapi mereka tidak peduli."

[Name] diam-diam tersenyum, ternyata Gempa tidak sepolos yang dia kira. "Makasih."

.

.

.

____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________

... ternyata dia mudah merajuk lebih dari yang kukira.

4 September 2022

My Cool Darling || Boboiboy Gempa Where stories live. Discover now