PSIKE | TELAH TERBIT

Permainan yang Gila

Vito tersenyum manis sembari melangkahkan kedua kakinya lebar. Sore ini Vito baru saja menyelesaikan sesi terapi dengan Dokter Zahid. Vito kini semakin mengerti, kenapa ada profesi psikiater dan psikolog di dunia ini. Melakukan diagnosa sendiri adalah tindakan yang keliru. Memperbaiki pola pikir dan sistem kepercayaan yang salah itu bukanlah pekerjaan mudah.

Bagaimana bisa seorang manusia mengubah dan merevisi pola pikir juga sistem kepercayaan yang keliru tanpa pengetahuan lagi pengalaman. Manusia tidak bisa melakukan pekerjaan ini sendirian, apalagi ketika kondisi pikiran dan perasaan sedang tidak stabil atau sakit.

Karena untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar seorang manusia membutuhkan kesadaran juga kejujuran dalam dirinya. Tidak bisa kita mengakui sesuatu yang salah di dalam diri tanpa adanya kejujuran untuk mengakui, bahwa ternyata selama ini ada pola pikir dan sistem kepercayaan kita yang salah lagi keliru sehingga membuat pandangan kita akan diri sendiri, Tuhan, manusia dan dunia ini berubah.

Dokter Zahid telah menghantarkan Vito pada kesadaran dan kejujuran itu. Vito sadar, ternyata selama ini bukan hanya luka traumanya saja yang sudah merusak pandangan hidupnya. Tapi, ada beberapa pola pikir dan sudut pandang Vito yang keliru. Begitu pun dengan beberapa sistem kepercayaannya yang perlu direvisi. 

Terkadang Vito berpikir, manusia bisa mirip dengan komputer dalam beberapa sisi. Jika seorang manusia memiliki program yang salah, maka hal itu akan mempengaruhi kualitas keseluruhan hidupnya. Jika yang diprogramkan hanya keburukan dan kejahatan, maka hasil yang akan didapat pun tak akan jauh dari itu.

Vito akhirnya mengerti maksud kata-kata yang sering ia baca dari banyak tulisan orang-orang bijak. Bahwa, apa yang kita dengar, lihat, baca dan pelajari akan mempengaruhi kualitas diri dan kehidupan. Jika yang kita lihat hal-hal baik, sehat dan bermanfaat, maka hal-hal itu pulalah yang nantinya akan membentuk diri. Begitu pun sebaliknya, jika yang dilihat hanya hal buruk, tidak sehat, tidak berguna dan berisi hal-hal negatif lainnya. Maka hal-hal itu pulalah yang kelak akan membentuk diri manusia pada akhirnya.

Hari ini Vito banyak bercerita tentang hal-hal yang terjadi belakangan dalam hidupnya, seperti kejadian sore waktu itu di Taman Kencana. Dan rangkaian mimpi Vito yang terasa aneh juga janggal beberapa hari ini. Semakin Vito mengenal dirinya dengan baik, Jackson semakin jarang muncul. Tidak seperti waktu itu, Jackson sering sekali muncul.

Dokter Zahid berkata, itu pertanda yang baik, berarti sesi terapi Vito selama ini mengalami kemajuan. Dengan jarangnya Jackson muncul dalam diri Vito, itu menandakan bahwa Vito mulai bisa berdamai dengan dirinya sendiri maupun masa lalu. Hanya saja Vito merasakan sedikit rasa rindu. Vito rindu momen-momen dimana mereka berdua berbincang akrab seperti dulu. 

Namun, kekosongan itu sedikitnya terisi berkat kehadiran Dokter Zahid. Dokter Zahid selalu tersenyum dan tertawa setiap kali mendengar cerita Vito, ia pun selalu serius dan menanggapi cerita Vito dengan penuh perhatian. Vito merasa nyaman dan dihargai sebagai seorang manusia yang memiliki emosi juga perasaan.

Vito adalah anak yang tertutup, tidak banyak bicara sekalipun sedang dilanda masalah. Karena Vito pernah beberapa kali mendapat perilaku tak mengenakkan dari orang-orang sekitarnya begitu ia sedang berusaha terbuka dengan masalahnya. Ketika Vito bercerita tentang masalahnya, ada beragam macam tanggapan yang jauh lebih banyak malah menyakiti perasaannya.

Mulai dari tidak didengarkan, tidak dipedulikan, dijauhi, ada juga teman-teman yang malah seperti mengadu nasib, kesusahan juga rasa sakit begitu Vito menceritakan kesusahan maupun rasa sakitnya. Padahal saat itu Vito hanya ingin didengar. Kesusahan dan rasa sakit Vito seolah tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kesusahan dan rasa sakit temannya itu.

Ditambah Vito adalah seorang lelaki, ia seolah-olah tidak diizinkan terlihat lemah, apalagi sampai menunjukkan kerapuhannya. Di dalam struktur sosial yang memusingkan ini, stigma bahwa lelaki yang memperlihatkan emosi dan perasaannya dianggap tidak pantas, tidak semestinya, aneh, lagi janggal.