•chapter 13

12.4K 594 72
                                    

Flashback on

Hari ketiga Alicia koma.

Riri dan Angkasa saling diam, Angkasa membantu Riri menjaga Alicia hanya karena rasa kasihan. Lagi pula dia gabut karena tak ada kegiatan.

"Ri, muka Lo pucet. Pulang gih, istirahat, udah 2 malam Lo gak tidur karena jagain dia." Ucap Angkasa kepada Riri sepupu nya.

"Engga, aku gapapa kok." Riri tetap setia di samping Alicia. Dia khawatir, takut sesuatu yang tidak-tidak menimpa teman dekat nya.

Sebenarnya Riri melakukan itu karena dia tidak ingin kehilangan Alicia seperti dia kehilangan Melodi. Menemani Alicia sekaligus mengobati luka hatinya yang di tinggal sahabat nya.

Semakin malam keadaan semakin sunyi, Angkasa enggan pulang seperti biasa karena tak tega kepada Riri. Selain dirinya, tak ada lagi yang bisa di harap untuk menjaga Alicia.

"Ri, muka Lo pucet! Ayo gw antar balik! Gw gamau Lo pingsan di sini! Ngerepotin aja."

"Enggak,"

"Please Ri! Jangan keras kepala!"

"Alicia sendirian." Ungkap Riri mengingat Alicia memang satu-satunya pasien di ruangan itu. Ruangan yang memang di khususkan untuk satu pasien.

"Gw janji bakal jagain dia!"

"Beneran?"

"Iya, gw yang akan nemenin dia di sini."

"Kalo sampe Alicia kenapa-napa mau tanggung jawab?"

"Iya bawel yaelah."

Riri terpaksa menurut, dia juga merasa kalau kondisi nya kurang stabil. Selain kondisi fisik, kondisi mental nya juga kurang baik. Dia teguncang hebat karena peristiwa ini.

Angkasa melihat kepergian Riri. Pandangan nya beralih menatap Alicia yang masih koma. Jujur dalam hati nya ada sedikit rasa kasian. Bayangan masa lalu menghantui fikiran nya, mengingat bagaimana Alicia diam-diam menyuri pandang pada nya, dan di buly habis-habisan di depan mata nya. Sampai gadis itu tiba-tiba menghilang bak di telan bumi. Dia tau Alicia pindah ke pesantren dari Riri, yang membocorkan semua yang Alicia curhat kan. Jujur Angkasa kaget, bagaimana bisa perempuan cupu dan miskin seperti Alicia naksir kepada nya. Tapi dia masa bodoh karena merasa wajah nya memang tampan.

Sekitar jam 02.36 malam, Angkasa bangun karena digigit nyamuk. Dia juga kebelet ingin buang air kecil. Suasana hening, hanya ada dia dan Alicia di sana.

Angkasa yang baru keluar dari dalam toilet, menatap lama Alicia yang menggoda di matanya. Pria itu jalan keluar ruangan untuk mencari angin, tapi hasrat dan nabsu nya sudah tidak dapat di tahan lagi. Melihat rumah sakit sepi karena tengah malam, dia masuk lagi ke ruangan Alicia. Mengunci rapat pintu ruangan, dan melakukan aksi bejat nya pada Alicia yang koma.

Flashback off

••••

Alicia masih di rawat di rumah sakit. Sejak malam itu, dia los contac dengan suami nya. Hati nya sakit dan masih bertanya-tanya siapa ayah anak yang ada di rahim nya. Alicia takut karena dia rasa dia tidak pernah berbuat hal seperti itu.

Bulir air mata mengalir membasahi pipi Alicia yang memang basah karena air mata. Dia ketakutan dan kesepian, kepala nya berdenyut sakit.

Alicia
Assalamualaikum
Assalamualaikum Gus
Gus
Gus
Maapin Alicia
Tapi Alicia gak pernah
selingkuh Gus

Banyak pesan dia kirimkan kepada suaminya, tapi tak satu yang di lihat oleh Gus Zafran. (Kalo ada yang bingung dari mana Alicia dapat hp nya, jadi hp nya di bawain sama bi Sumi sangking panik nya.)

"Ya Allah, anak siapa ini.. ga mungkin anak jin," Alicia menangis sesenggukan. Dia sangat amat merasa bersalah kepada suaminya.

••••

Di sisi lain.

Gus Zafran masih berdiam diri di hotel dengan mata sembam, dia tak habis fikir bisa-bisa nya Alicia menghianati nya. Tapi dengan siapa? Selama menjadi istri nya, Alicia tak pernah menunjukkan gelagat perselingkuhan.

"Ya Allah, beri hamba mu ini petunjuk. Hamba tak ingin salah dalam mengambil keputusan."

Rasanya kehidupan yang ia jalani cukup berat, 3 bulan yang lalu dia kehilangan keluarga dan anak nya dan sekarang, dia di khianati istri nya.

Ponsel nya berkali-kali berdering, dan dia tau siapa pengirimnya. Gus Zafran masa bodoh, dia tak ingin peduli lagi kepada Alicia meski sulit. Gus Zafran memasang wajah dingin, ia benar-benar di buat kecewa oleh Alicia.

••••

Alicia mendengar ponsel nya bergetar, dia memasang wajah senang. Setelah di lihat, ternyata bukan panggilan dari Gus Zafran, melainkan dari Andina. Alicia tak ingin mengangkat panggilan tersebut, tapi dia tidak Setega itu.

"Halo,"

"Halo Alicia, Lo gak ke kampus hari ini? Gak ada kelas ya?"

"Iya, hari ini aku gak masuk."

"Tapi kenapa? Kalo gak salah, Lo ada kelas kan hari ini sama mis Nurul?"

"Iya,"

"Hm.. males masuk kelas ya?"

"Iya."

"Perasaan dari tadi iya mulu, Abang Lo gimana? Gak komen Lo bolos?"

Alicia belum menjawab, Abang yang di maksud Andina adalah Gus Zafran.

"Engga, maaf ya aku matiin lagi sibuk soalnya. Tut...." Alicia memutus sepihak panggilan itu. Dia kembali menangis, bagaimana nasib nya di kemudian hari? Kalau Gus Zafran tiba-tiba menalak nya, bagaimana dia bisa menjalani kehidupan.

Kepala Alicia semakin sakit karena dia berfikir terlalu keras. Dia kembali membuka kontak Gus Zafran, dia takut dengan kemarahan Gus Zafran. Alicia seperti orang yang kehilangan arah tujuan tak tau apa yang akan dia lakukan.

Tok..tok..tok..

"Gus Zafran?"

"Ini bi Sumi non, tuan."

Alicia nampak kecewa, dia fikir suaminya yang datang dan menjenguknya.

"Non Alicia sendirian?" Tanya bi Sumi heran.

Alicia mengangguk mengiyakan.

"Semalem tuan Zafran gak pulang. Nginep di sini kan nemenin non Alicia?"

Alicia diam saja mengingat betapa sulit nya dia melewati malam yang kelam itu. Di rumah sakit, sendirian, dengan rasa sakit dan ketakutan.

Bi Sumi melihat makanan Alicia masi utuh, bubur pasien. "Non kok gak makan? Sini bibi suapin."

"Gak napsu bi,"

"Kasian baby nya non, ayo makan. Gus Zafran pasti seneng kan non Alicia hamil."

Alicia menatap langit-langit, andai benar.. namun nyatanya yang terjadi sebaliknya, bukan nya senang, Zafran malah sedih dan depresi begitu pula dengan Alicia.

"Non?"

Alicia tersadar dari lamunannya. Dia menatap lama bi Sumi. Mata nya bengkak dan merah akibat menahan air mata.

"Non Alicia kenapa?"

"Engga bi."

Alicia kembali melamun, kenapa nasib nya begitu malang. Siapa ayah dari anak nya? Kenapa dia bisa tiba-tiba hamil 3 bulan? Otak nya di penuhi pertanyaan-pertanyaan itu.

Alicia tak sanggup, hidup nya terlalu rumit dan berat. Selama beberapa bulan terakhir ini, hidupnya bergantung kepada Gus Zafran yang 24 jam siap menjadi perisai untuk nya.



Duda Pesantren (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang