CHAPTER 12

166 21 2
                                    

Follow sebelum baca!
Happy Reading! Semoga suka dan bermanfaat ♡

• • • •

🍂

"Kalian kesini juga, ya?" Terdengar suara laki-laki yang saat ini posisinya sudah berada di samping Eska dan Ayyara.

"Iya Sam, kita kesini juga. Lo kok bisa disini?"

Dan ya.. Tebakan kalian nggak salah. Laki-laki itu adalah Samudera. Tapi Eska tetaplah Eska. Perempuan cuek yang dinginnya melebihi kutub utara. Karena Ayyara tau Eska nggak akan menjawab pertanyaan Samudera, maka dirinya lah yang menjawab dengan gaya hebohnya.

"Ya bisalah, Yar.. Ini kan tempat umum" Samudera menjawab pertanyaan Ayyara, dan langsung beralih untuk menatap Eska.

"Es.. " Sapa Samudera tapi tak ada balasan apapun dari si pemilik nama.

"Ka.." Lanjut Samudera, untuk menyambung nama Eska yang terputus tadi. Tapi hasilnya nihil, Eska sama sekali tidak memperdulikan keberadaan Samudera.

Tidak berapa lama, kakak penjual boneka datang dan membawa buku catatannya. Kakak tersebut membuka bukunya, lalu menyebutkan harga boneka beruang yang tadi Eska tanya.

"Kak.. Jadi boneka beruangnya?" Tanya kakak penjual boneka tersebut kepada Eska.

"Iya kak.. Jadi kok. Harganya berapa ya, kak?" Tanya Eska.

"Kalau yang sedang ini harganya delapan puluh lima ribu kak. Kalau yang besar, seratus ribu aja deh, untuk kakak" Jawab kakak penjual boneka tersebut.

"Yar.. Menurut kamu bagusan yang mana nih, bonekanya?" Tanya Eska sambil menunjukkan dua boneka beruang ke arah Ayyara.

"Kalau menurut aku ya, lebih bagusan yang besar deh, Es.." Jawab Samudera sebelum Ayyara menjawab pertanyaan Eska.

"Gue bukan nanya sama lo!"Bentak Eska

"Tapi kalau aku sih sama kayak Samudera, Es. Memang lebih bagusan yang besar, kok" Jawab Ayyara yang entah kenapa bisa sependapat dengan Samudera.

Awalnya Eska tampak kesal. Tapi setelah beberapa detik melihat kedua boneka tersebut, akhirnya Eska sependapat juga dengan Ayyara dan Samudera.

"Yaudah, deh.. Yang besar aja ya Yar, aku ambil bonekanya? Tapi ingat! Ini gue ambil bukan karena pilihan lo! " Eska memasang tatapan sinis ke arah Samudera. Lalu mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.

Mengambil satu lembar uang seratus ribu, lalu memberikannya ke kakak penjual boneka tersebut.

"Ini ya kak, uangnya. Boleh dimasukin ke plastik, kak?" Tanya Eska sambil memberikan uang tersebut.

"Oh.. Ada kak, ada. Sebentar ya kak"

🍂


"Eska.. Beli gulali, yuk?"

Setelah urusan tentang perbonekaan selesai, Eska berniat langsung pulang. Karena Eska tidak nyaman, kalau Samudera terus-terusan ikut dengannya dan Ayyara.

Karena Eska hanya ingin berdua dengan sahabatnya, dan akhir-akhir ini mereka sudah sangat jarang keluar berdua hanya untuk jalan-jalan walaupun sekedar cuci mata.

Tapi Ayyara masih ingin mengelilingi bajar tersebut. Kehadiran Samudera tidak masalah baginya, selagi lelaki itu tidak membuat keributan.

"Yar.. Pulang aja napa, yuuuk. Aku males lama-lama disini" Eska tampak memohon pada Ayyara.

Karena merasa tidak enak dengan Ayyara dan Eska, akhirnya Samudera mengalah untuk pulang. Samudera takut Eska semakin tidak nyaman dengannya, dan semakin membenci dirinya.

"Nggak usah, Es.. Kamu disini aja temenin Ayyara. Aku aja yang duluan, ya. Takut nya ganggu kalian berdua, dan kamu sama Ayyara jadi nggak nyaman lagi disini. Lagian aku juga ada janji kok tadi, sama temen. Aku duluan, ya"

Pamit Samudera, dan langsung meninggalkan mereka berdua. Eska maupun Ayyara.

"Kan.. Kamu sih, Eska. Jadi nggak enak juga aku sama Samudera. Tapi yaudahlah, nggak usah dipikirin. Yang penting sekarang kita beli gulali"

Sebenarnya,ada rasa bersalah dalam hati Eska. Tanpa sengaja, dirinya membuat Samudera seakan-akan diusir dari bajar ini. Padahal kan, bajar ini tempat umum.

Tapi itu hanya beberapa detik. Setelah itu, Eska kembali bodo amat, dan melanjutkan keliling bajar dengan sahabatnya. 𝐀𝐲𝐲𝐚𝐫𝐚.

Bersambung

• • • •
Hargai karya author! Stop jadi pembaca gelap, ya! Jangan lupa vote dan komen ♡

Aku Trauma [TAMAT] ✔Where stories live. Discover now