CHAPTER 14

163 18 0
                                    

Selamat membaca! Semoga suka dan bermanfaat ♡

• • • •

🍂


Saat ini Eska sudah sampai di sekolah. Tepat saat bel berbunyi. Ketika ingin masuk kelas, ada seseorang yang memanggil namanya.


"Eska!!"


Yaps.. Siapa lagi kalau bukan Samudera. Saat ini, Samudra sudah ada di samping Eska. Sengaja ia cepatkan langkahnya agar bisa seimbang dengan Eska.


Samudera yang melihat Eska dengan keadaan tidak baik, langsung bertanya. Takut kalau Eska sedang sakit tapi memaksakan untuk tetap masuk sekolah.


"Kamu nggak papa, Eska? Kayaknya, kamu lagi gak enak badan, ya? Atau mau izin ke UKS dulu? Biar nanti aku permisiin ke bu Salma" tanya Samudera khawatir, dan berbaik hati ingin mempermisikan Eska. Pun jika ia berkenan.


"Nggak usah Sam. Gue nggak papa kok"


Dan ya, ini adalah kali pertama Eska menjawab pertanyaan Samudera dengan kalimat yang cukup panjang dan dengan nada yang tidak ketus sama sekali.


Sontak seperti ada kupu-kupu yang saat ini sedang menari dengan indahnya di tubuh Samudera. Ingin rasanya berlari kemanapun kaki membawanya. Tapi ia tahan, karena melihat kondisi Eska yang saat ini bisa dikatakan tidak terlalu baik.


"Yaudah, kita langsung masuk kelas aja yuk. Takutnya bu Salma udah masuk"


🍂


"Eska.. Kamu nggak papa? Ke UKS aja yuk, aku temenin" Ayyara yang sedari tadi melihat wajah pucat Eska, tidak tega kalau harus membiarkan sahabatnya memaksakan diri untuk tetap mengikuti pelajaran yang ada di kelas.


Karena saat ini, pelajaran bu Salma masih berlangsung. Beliau yang menyadari Eska sedang tunduk dengan bertumpu pada tangannya, langsung menghampiri meja Eska dan Ayyara.


"Ada apa ini, Ayyara? "


"Ini buk, Eska dari tadi kurang enak badan. Tapi saya ajak ke UKS, Eska bilang nggak papa, buk"


"Eska.... " panggil bu Salma dengan nada lembut, sambil memegang tangan Eska.


Eska perlahan mengangkat kepalanya yang terasa sangat berat dari tadi.


"Kamu lagi sakit? Ke UKS aja dulu, Eska. Biar Ayyara yang temenin kamu"


"Kepala saya sakit, buk. Kayaknya, saya nggak sanggup kalau harus ke UKS. Saya izin disini aja ya, buk? " jawab Eska dengan suara yang sangat pelan.


"Yaudah.. Nggak papa. Tapi kalau kamu sudah benar-benar tidak tahan, bilang ya. Biar ibu telpon papa kamu"


Eska hanya membalasnya dengan senyuman. Dalam hati, Eska ingin teriak sekuat-kuatnya. Mana mungkin papanya sudi untuk menjemputnya kesekolah ini.

Apalagi dengan dalih, cuman karena Eska sakit. Yang ada, sampai di rumah tangan papanya dengan tidak segan-segan melandas lagi di pipinya.


Kringggggg!!!
Kringggggg!!!
Kringggggg!!!


Bel istirahat sudah berbunyi. Menandakan pelajaran bu Salma sudah selesai.


"Baik anak-anak. Kita padakan pelajaran kita sampai hari ini. Tugas yang ibu berikan, jangan lupa dikerjakan, yaa!! "


"Baik buuuuu" jawab semua siswa yang ada di kelas, terkecuali Eska.


"Kurang lebihnya ibu mohon maaf. Dan untuk Ayyara, kalau nanti Eska masih belum ada perubahan, jumpai ibu di kantor ya"


"Baik bu" jawab Ayyara


"Oke. Silahkan istirahat"


Dengan semangat empat lima, semua siswa langsung keluar dari kelas. Tapi tidak pada Eska dan Ayyara.


Tidak mungkin Ayyara meninggalkan Eska sendirian di kelas, dengan keadaan yang seperti ini.


Eska yang menyadari suasana sudah sepi, perlahan mengangkat kepalanya. Eska terkejut karena melihat Ayyara masih di kelas. Ia pikir, tinggal dirinya sendiri yang ada di kelas.

"Kok nggak keluar, Yar? " tanya Eska dengan suara yang sangat pelan.


"Gimana aku mau keluar? Nggak mungkinlah aku ninggalin kamu sendirian di kelas. Kalau kamu kenapa-kenapa gimana? " tanya Ayyara yang benar-benar memang mengkhawatirkan keadaan Eska.


Karena jujur saja, Eska termasuk anak yang terbilang jarang sakit. Walaupun kekasaran tak pernah hilang dari hari-harinya, tapi Eska tetap selalu kuat.


Eska hanya menjawab Ayyara dengan senyumnya yang terpaksa. Menunjukkan pada Ayyara, kalau dirinya sedang baik-baik saja.


Tapi Ayyara bukanlah teman yang baru kenal semalam dengan Eska. Ayyara sangat paham, senyuman yang terukir dari wajah Eska adalah senyum kebohongan agar dirinya percaya, kalau Eska sedang baik-baik saja.

"Eska... Kamu nggak bisa bohongin aku. Aku selalu ada buat kamu. Aku siap kok, dengerin semua cerita kamu"


Eska yang mendengar itu tak bisa berkata-kata. Air mata sudah mulai tertahan di ujung matanya. Ayyara yang melihat itu seakan mengerti, apa yang menyebabkan Eska sampai seperti ini.


"Aku capek, Yaaar"

Bersambung

• • • •
Jangan lupa vote dan comment, ya ♡


Aku Trauma [TAMAT] ✔Where stories live. Discover now