CHAPTER 17

139 13 0
                                    

Selamat membaca! Semoga suka dan bermanfaat ♡

• • • •


Eska langsung masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mencuci tangannya. Tak berapa lama tangannya bersih. Namun, Eska merasa seperti ada yang aneh.

Eska langsung memegang hidungnya, karena yang ia rasakan seperti ada sesuatu yang keluar dari sana. Dan benar saja, darah lagi yang keluar. Bedanya, tadi dari mulut dan sekarang dari hidung.

Eska tak ingin berpikiran aneh-aneh. Ia langsung mencuci tangan dan hidungnya. Setelah itu, Eska memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan langsung mengistirahatkan tubuhnya di tempat tidur.

Tapi sayangnya, kali ini mata Eska tak bisa diajak untuk bersahabat. Memang tidur Eska yang tadi lumayan panjang. Dan saat ini, Eska berpikiran kalau dia tidak boleh memanjakan tubuhnya.

Ia harus bisa melawan rasa sakit yang beberapa hari ini sudah menemaninya.

Ketika Eska dan Ayyara tadi sedang telponan, Eska mendengar kalau mobil papanya keluar. Menandakan kalau saat ini papa dan mama Eska sedang tidak ada di rumah.

Dan Eska langsung memilih untuk keluar bersama Ayyara daripada harus menetap di kamarnya dan terus menerus merebahkan tubuhnya.

Jam masih menunjukkan pukul 4 sore. Eska langsung menelpon Ayyara. Awalnya, Ayyara sempat mempertanyakan kenapa tadi tiba-tiba Eska memutuskan panggilan. Tapi bukan Eska namanya kalau tidak mahir dalam mencari alasan.

Setelah panggilan diputuskan oleh kedua belah pihak, Eska langsung keluar dari kamarnya. Dan Eska sempat kaget, karena melihat dua adiknya yang sedang menonton TV di lantai bawah.

Karenaa biasanya, mereka jarang di rumah. Lebih sering ketempat kakek dan nenek mereka sehabis pulang sekolah.

Eska berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

"Tika, Bela... " panggil Eska dengan lembut.

"Iya, kak?" jawab mereka dengan kompak.

Eska bersyukur, walaupun papa dan mama Eska memperlakukannya tak seperti memperlakukan kedua adiknya, tapi setidaknya masih ada kedua adik yang menganggapnya sebagai seorang kakak.

Karena mereka berdua sering tidak di rumah, Tika dan Bela tidak pernah tau apa yang terjadi dengan kakaknya.

"Kakak pergi ke rumah temen kakak dulu, ya? Ada tugas kerja kelompok. Nanti kalo papa sama mama pulang, bilangin ya, dek?" tak ada alasan lain, selain tugas kerja kelompok yang bisa Eska katakan.

"Oh iya, kalian udah dari jam berapa disini? Yang nganter tadi siapa?" karena dari tadi, Eska memang belum tau sejak kapan kedua adiknya sampai di rumah. Dan siapa yang mengantarkannya.

"Tadi yang nganter sopirnya kakek, kak. Karena tadi kakek nelpon papa, tapi papa nggak bisa jemput. Papa bilang ada meeting yang penting.

Kakek juga nggak bisa nganter, karena mau jumpa sama temen lamanya. Jadi tadi yang nganter nenek sama pak Arli" Bela yang menjawab dengan sangat jelas. Dan mendapat jawaban "Oh" panjang dari Eska.

"Yaudah deh, kakak berangkat dulu yaa"

🍂


Me:
Yar... Aku udah di depan rumah kamu nih:(


Ayyara♡
Cepat amat kamu nyampenya Es.. Yaudah masuk aja dulu. Pintunya nggak dikunci. Karena papa mama aku lagi nggk dirumah. Bi Hana yang ada di bawah

Setelah membaca balasan dari Ayyara, Eska langsung masuk ke dalam. Dan saat membuka pintu, bi Hana yang yang langsung ia temui.

"Assalamu'alaikum bi. Eska bi, mau ketemuan sama Ayyara. Hehehe"

"Wa'alaikumussalam.. Eh nak Eska. Udah lama ya, nak Eska nggak main kerumah non Ayyara. Masuk aja nak, non Ayyara lagi di kamar kok"

"Hehehe.. Iya bi. Kalo gitu, Eska langsung ke kamar Ayyara dulu ya bi. Soalnya kitanya mau keluar bi. Biasaaa.. Udah lama nggak jalan-jalan gini, bi"

setelah mendapat jawaban dari bi Hana, Eska memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar Ayyara.

Ceklek...

Pintu kamar Ayyara memang sengaja tak dikunci. Dan saat pintu terbuka, langsung terlihat Ayyara yang sedang memasukkan handphonenya ke dalam tas kecil milik Ayyara.

"Sebenarnya kita mau kemana sih, Es? Memang kamu udah sehat?"belum sempat Eska duduk, langsung mendapat pertanyaan dari Ayyara.

"Aku bosen di rumah aja, Yar. Tiduran mulu. Lagian kita juga udah jarang kan, jalan berdua? Yaudahlah.. Sesekali juga"bukannya menjawab pertanyaan Ayyara, Eska seolah ingin melarikan pembicaraan.

Eska tak ingin Ayyara mempertanyakan tentang kenapa tadi tiba-tiba ia memutuskan panggilan saat darah keluar dari mulut Eska.

Daripada yang Eska takutkan terjadi, ia cepat-cepat mengajak Ayyara untuk langsung pergi. Dengan alasan, takut kesorean pulangnya.

Bersambung

• • • •

Jangan lupa vote dan comment, ya! Stop jadi pembaca gelap!

Aku Trauma [TAMAT] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora