06.

4.6K 407 23
                                    

Happy reading!

Suara kran air yang di nyalakan membuat Rusma menghentikan langkah yang hendak masuk kedalam kamar mandi. Yang tinggal di kamar ini ada dua orang, dirinya sendiri dan Dzaka. Tanpa mengintippun Rusma tahu yang di dalam sana Dzaka. Cewek itu akhirnya duduk di pinggir ranjang, menunggu Dzaka keluar dari kamar mandi.

Setelah hari minggu ful Rusma habiskan hanya di dalam kamar, cewek itu harus mulai bersekolah sekarang. Tangannya sudah menenteng baju kebanggaan anak sekolah KP, kakinya mengayun ayun dengan bosan. Mata cewek itu bergulir dari sudut ke sudut kamar, tidak bosan bosannya mengamati interior kamar yang sedari pertama masuk kedalam kamar sudah menyita perhatiannya.

Cat kamar hanya warna putih yang di padukan dengan warna abu abu. Satu sofa panjang dan meja kaca kecil yang menghadap tv lumayan lebar dan sangat tipis di mata cewek itu, lengkap dengan peralatan lainnya yang Rusma tidak tahu apa saja namanya.

Mata Rusma kembali bergulir dan menemukan pintu balkon yang terbuat dari kaca transparan, pemandangan taman berisi bunga mawar yang sangat banyak akan tersuguhkan di depan mata jika kita menyingkap tirai yang menutupi kaca. Di luar balkon tersedia dua kursi santai beserta meja bundar kecil. Di sudut balkon yang terhindar dari intensitas cahaya matahari dan hujan ada rak buku yang berisi buku buku cetak yang sangat tebal, milik Dzaka.

Menggeser mata, dia menemukan satu pintu kaca transparan yang di dalamnya begitu banyak alat alat elektronik. Saat melihat lihat kamar, Rusma ingin masuk kesana. Namun pintunya terkunci, dia hanya dapat mengintip sedikit saja. Dari sepenglihatan Rusma, ruangan itu sepertinya ruangan Dzaka untuk bermain game.

Kamar ini juga di lengkapi walk in closet yang pintunya terdapat di sebelah kamar mandi, lemari pakaian terbesar yang pernah Rusma pakai untuk meletakkan baju. Di dalam sana seperti ruangan penyimpanan baju, bukan lemari kecil yang biasa dia pakai saat tinggal di rumah. Bahkan koleksi sepatu dan jam tangan Dzaka juga banyak Rusma lihat, tersusun rapi di rak kaca berdesain emas.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka. Dzaka keluar dengan aroma musk yang menguar sampai ke hidung Rusma, cewek itu segera berdiri. Tidak ada adegan malu malu melihat dada bidang dan roti sobek seperti di novel novel karena Dzaka keluar kamar mandi sudah lengkap dengan seragam sma Darkara.

Masuk kedalam kamar mandi tanpa sepatah kata. Cewek itu memulai ritual mandinya, lima belas menit berlalu dia keluar dari kamar mandi. Tidak ada adegan berendam di dalam bathub karena jika itu terjadi Rusma akan kebablasan tidur di dalam bathub. Dan berakhir dia yang telat masuk ke sekolah.

"Makan." Dzaka sudah duduk rapi di atas sofa yang menghedap ke arah tv.

"Tunggu, gue ikat rambut dulu."

Rusma duduk di kursi meja rias yang minggu sore kemaren baru di antar ke kediaman Darkara. Ini di pesan khusus oleh mommynya Dzaka hanya untuk Rusma. Tidak ada alat make up apapun di atas meja, hanya ada sisir dan satu ikat rambut yang sering Rusma pakai untuk mengucir rambutnya.

"Semalem mommy nitip kotak besar sama gue, gak tahu isinya apa. Mommy bilang itu buat lo." Dagu Dzaka menunjuk kotak berwarna coklat berukuran besar yang ada di sebelah meja rias.

Rusma menaikkan alis, menunduk ke bawah sembari memiringkan kepala. Ternyata memang benar, Rusma tidak menyadari keberadaan kotak ini.

GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘Where stories live. Discover now