12.

4.3K 409 120
                                    

Happy reading🦕

"Boleh minta duit?"

Antensi Dzaka yang sedang menatap layar laptop teralihkan pada Rusma. Alisnya terangkat sebelah, gadis di sebelahnya tampak gugup ketika mata mereka saling bertubrukan. Ini memalukan karena saat Dzaka memberikan kartu atm padanya, Rusma menolak.

"Berapa?" Hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya.

"Tiga juta."

Sudut bibir Dzaka berkedut ketika melihat Rusma menunduk sembari memilin jemarinya. Tingkah itu terlihat menggemaskan, berdeham pelan. Dzaka merogoh kantong celananya dan mengeluarkan dompetnya.

"Pak berhenti di indomaret depan."

Supir yang mengendarai mobil menurut, mobil berhenti di depan indomaret dan membiarkan Dzaka keluar.

Rusma cemberut, apa Dzaka tidak mau memberikannya? Kalau memang iya, Dzaka benar benar cowo pelit. Padahalkan Rusma istrinya, upss! Spontan tangannya naik memukul mukul kepalanya.

"Lo mikir apa sih dodol!" Batinnya sebal.

Beberapa menit menunggu, akhirnya Dzaka keluar sembari menenteng satu kantongan penuh makanan ringan. Cowo itu masuk kedalam mobil dan menyerahkan kantongan yang dia pegang kepada Rusma.

Rusma mengerutkan bibir, menatap bingung kepada Dzaka, namun tidak menolak pemberian cowo itu. Perasaan tadi dirinya meminta uang pada Dzaka, bukan jajan.

"Buat apa?" Rusma bertanya sembari membuka kantongan dan menemukan begitu banyak jenis makanan ringan dan minuman.

Dzaka tidak menjawab, dia merogoh kantong celanannya dan memberikan segulungan tebal uang berwarna merah. "Buat lo."

Rusma yang masih fokus menghitung ada berapa jumlah makanan yang di belikan Dzaka tidak menyadari uang yang di sodorkan padanya.

"Semuanya ini buat gue?" Rusma mengangkat wajah, menatap tidak percaya pada Dzaka.

Mendengus, Dzaka meraih tangan Rusma dan meletakkan uang itu di sana. "Yang lo minta tadi." Ucapnya singkat, kemudian kembali membuka laptop.

Mulut Rusma terbuka, dia masih menatap Dzaka dengan ekspresi yang sama. Namun sedetik kemudian Rusma tersadar dari aksi konyolnya.

"Makasih."

Dzaka hanya berdeham saja, tidak mengalihkan atensinya barang sedikitpun. Sebelum menydari sesuatu Dzaka kembali menoleh pada Rusma. "Dimana pak supir?"

Mendengar pertanyaan Dzaka, Rusma menoleh ke arah kursi kemudi. Tidak menemukan keberadaan sang supir. Dia meringis pelan, akhir akhir ini dia tidak bisa fokus dan tingkat kepekaan dan kewaspadaannya sangat menurun. Padahal sedari tadi dirinya berada di dalam mobil tetapi tidak menyadari sang supir pergi.

"Dia pergi ke toko buku di seberang indomaret."

Astro tiba tiba muncul, duduk di kursi penumpang bagian depan. Wajahnya tetap datar dengan tangan bersedekap. Membuat Rusma tersentak kecil, terkejut melihat kedatangan Astro yang selalu tiba tiba.

"Setan!" Makinya melampiaskan kekesalannya.

Dzaka menoleh dengan rawut datar. Matanya menatap tajam pada bibir Rusma yang baru saja berucap. Sementara gadis yang di tatap berdeham pelan dan mengalihkan wajah gugup.

GAUN PENGANTIN ITU TAKDIRKU💘Where stories live. Discover now