chapter 14

767 99 11
                                    

ArnawaKamal
|Maneh dimana Sap?|
|Rapat mau dimulai.|

Xavier menghela nafas membaca pesan yang dikirim oleh Kamal. Pandangannya terarah kepada Shara yang masih berada diruangan yang sama, menunggunya untuk mengembalikan tenaga.

"Ra?"

Shara menoleh dan bangkit dari posisi duduknya, bangkit dan menghampiri Xavier yang masih setengah baringan dibrankar. "Sap kenapa? Ada yang bisa gua bantu?" tanya Shara menawarkan.

"Enggak sih, cuma ini kata Kamal rapat Osis mau dimulai lagi. Lo mau ikut rapat?" Shara terdiam untuk beberapa saat. Perkataan-perkataan orang yang tidak menyukainya masih terngiang jelas ditelinganya.

"Emang gua berhak ikut rapat?"

"Ya kalau lo mau ikut lagi ya ikut aja, Ra. Kalau soal itu gua gak tau," balas Xavier dan turun dari brankar UKS. Mengambil jas Osis yang sempat Xavier simpan sopa yang ada disana.

"Ikut gak?" tanya Xavier memastikan kembali. Shara mengangguk dengan senyuman tipisnya.

▪▪▪

Semua anggota Osis sudah berkumpul diruangan Osis untuk melanjutkan rapat tentang pentas seni yang akan diselenggarakan satu minggu lagi.

"Udah kumpul semua, kan?" tanya Kamal memastikan semua anggota Osis sudah berada ditempatnya masing-masing.

"Langsung aja, Ge. Menghemat waktu," sambung Kamal. Gema mengangguk dan mulai membuka buku agenda yang akan mereka bahas dirapat kelanjutan hari ini.

"Singkat aja, kesimpulan dari tema yang akan diambil untuk pensi nanti tetap menggunakan tema yang sudah dirancang tanpa ada perubahan." Sebagian dari mereka mengangguk paham, ada yang mendengarkan Gema dengan seksama, dan ada yang acuh tak acuh.

"Kita lanjut kepembahasan selanjutnya, proposal. Bell, semua berkas udah disimpan di map tinggal lo pelajari." Bella mengangguk.

Membutuhkan waktu se jam lebih dalam rapat lanjutan hari ini. Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, Kamal sudah membubarkan semua anggota Osis untuk kembali kerumahnya masing-masing.

Lingkungan sekolah sudah lumayan sepi hanya tersisa anak-anak yang mempunyai jadwal ekstrakulikuler.

Diruang osis tersisa Xavier, Gema, Kamal, Bella, Diva yang masih sibuk mengurusi hal-hal yang menurut mereka masih harus dibahas.

"Lo butuh waktu berapa hari buat beresin proposalnya?" tanya Xavier sambil menutup tutup botol air mineralnya.

"Bukannya lebih baik lebih cepat?"

"Kalau lo sanggup beres dalam waktu yang singkat, ya sok-sok aja, Bell. Gua nanya kayak gitu, takutnya gua memberatkan lo aja." Bella mengangguk patuh.

"Gua usahain aja, Sap."

"Udah setengah enam, lo semua gak punya rumah?" tanya Gema dengan suara yang datar.

"Ehh busett, ayo-ayo balik," sambar Kamal dan mengambil tas hitamnya.

"Iya kita pulang aja dulu, jangan terlalu mengforsir waktu. Kalau bisa nanti kita ngobrolin ini lewat vc aja nanti malam," jelas Diva.


"Iya atur aja, ini udah sore banget kasian yang cewek ntar dicariin orang rumah nya," jelas Xavier menutup laptopnya.

"Kita pulang. Mal, kunci ruang Osis," sambung Xavier memberikan kunci ruangan Osis kepada Kamal.

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang