chapter 28

681 81 14
                                    

▪▪▪

"Bagaimana keadaan sahabat saya, Dok?" tanya Xavier dengan nada khawatirnya, bahkan luka yang ada dibeberapa inci tubuhnya saja tidak Xavier perdulikan.

Dokter bername tag Hamdan itu hanya menghela nafas pelan. "Bagaimana?" sambung Xavier tak kunjung mendapatkan jawaban seperti yang diharapkannya.

"Tulang kakinya ada sedikit keretakan membuat pasien untuk beberapa bulan kedepan harus menjalankan pengobatan dengan baik." Xavier memalingkan wajahnya.

"Dok.."

"Saya akan memberikan penanganan yang terbaik untuk pasien, untuk lebih jelas mari kita bicarakan diruangan saya dan segera telpon wali pasien, seperti orang tua nya." Xavier menganggukan kepalanya pelan, dan Dokter itu melenggang pergi meninggalkan Xavier yang melamun.

Sampai detik ini Xavier belum memberi kabar pada siapapun, termasuk kepada orang tua Kamal. Xavier mengacak rambutnya dengan prustasi, Xavier bertanya-tanya apa ini ada kaitannya dengan Refli? Setelah memutuskan hubungannya dengan Yala sebenarnya apa yang Refli inginkan?

"Sialan," lirih Xavier. Xavier tidak bisa terus menerus seperti ini, Xavier akan memberitahu hal ini kepada Gema dan juga orang tua Kamal.

Xavier tau bahwa Kamal sedang kesal dan bahkan kecewa kepadanya, namun kenapa bisa Kamal menolongnya dalam keadaan sulit seperti tadi, mengorbankan dirinya untuk menjadi korban.

"[Hallo, Ge.]" Xavier menyapa dengan suara yang sudah sangat lemas, sudah di pastikan bahwa keadaannya akan kembalo memburuk.

"[Apa, Xav?]"

"[Kamal kecelakaan karena gua, Ge.]"

"[Sharelock sekerang!]" Xavier menganggukan kepalanya pelan dan menutup telponnya.

"Kenapa jadi serumit ini?" lirih Xavier.

Ting

BangRefli
|Itu akibat lo macam-macam sama gua, Xavier.|

MarionXavier
|Gua gak punya masalah sama lo, kalau gua punya salah sama lo ayo kita bicarakan dengan baik. Gua gak percaya lo sejahat ini, lo benci gua karena hal yang gak pasti.|

BangRefli
|Gak perlu alasan buat membenci seseorang.|

MarionXavier
|Gua gak habis pikir setelah ini maunya lo apa, Bang.|

BangRefli
|Gua pengen yang terbaik buat adik gua dan gua lihat lo bukan yang terbaik. Lo hanya anak yang bisa ngumpet diatas kekuasaan orang tua lo.|

MarionXavier
|Gua gak pernah kayak gitu.|
|Ayo bicarakan hal ini, Bang. Jangan dengan cara ini lo buat gua hancur, Yala udah ada ditangan lo ayo perbaiki hubungan antara gua sama lo.|

Refli hanya mengread pesan darinya. Xavier tak habis pikir hanya karena ia penyakitan membuat Refli membencinya.

Ting

NarezkaAlanza
|Sebentar lagi gua balik woy.|

Xavier senang membaca chat singkat dari Rezka yang berisikan kepulangan Rezka. Sudah lama Xavier menginginkan Rezka pulang dan kembali berkumpul dengannya. Xavier membuka knop pintu kamar rawat itu dengan pelan, rasa bersalah kini singgah dihatinya. Kamal seperti ini karenanya, Xavier tak ingin semua masalauh ini merambat kepada sahabatnya.

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang