chapter 31

833 107 13
                                    

▪▪▪

Pikiran Xavier saat ini sangatlah berkecabung. Perihal obrolannya dengan Yala tadi malam terus menghantui pikirannya. Xavier tidak suka melihat Yala dengan Dimas, apalagi dengan posisi Yala yang benar-benar ingin menghindarinya setelah ini.

Hanya menatap kosong lapangan basket yang saat ini kosong, Xavier sendirian duduk disalah satu bangku penonton.

Karena yang Xavier butuhkan hanya lah ketenangan, jika tidak bisa mendapatkan ketenangan dari orang lain maka dengan menyendiri ditempat sepi lah yang Xavier harapkan akan mendapatkan ketenangan.

Ting

YalandaReksi
|Jangan nyari Yala, Sapi.|

Foto profil itu menghilang setelah sedetik Xavier membalas chat itu yang pada akhirnya hanya lah centang satu, apa mungkin Yala benar-benar memblokirnya? Apa setakut itu Yala dengan abangnya?

▪▪▪

Xavier tersenyum tipis saat langkahnya sampai didalam kelas, rupanya Kamal sudah berada dikelas setelah jam istirahat pertama selesai, sedangkan Gema disuruh Guru Sosiologi untuk mengantarkan tugas ke kelas 10 IPS 1.

"Mal.." Xavier menyapa. Tadi mereka mencar tidak menghabiskan jam istirahat pertama secara barengan.

"Hemm.."

Rupanya masih sama, Kamal masih dingin kepadanya. Perihal sikap Kamal tadi malam yang hangat kepadanya hanyalah pencitraan didepan Rezka.

"Bogor mau gak?" ajak Xavier.

Karena yang ia rasakan, Xavier butuh liburan, butuh dunia luar untuk membuat pikiran fresh. Xavier ingin meringankan beban yang saat ini dipundaknya.

"Gak.."

"Kenapa? Lo kan demen banget sama kota Bogor, masa lo gak mau," kata Xavier. Xavier bukanlah tipikal anak yang baperan karena perkataa orang, hanya saja Xavier perasa.

"Gak ya gak, gak usah memaksa."

"Oh yaudah kalau gitu, nanti gua ajak Gema aja," balas Xavier.

Kamal tidak menjawab perkataan Xavier, anak itu mulai fokus dengan handphone nya toh guru juga belum masuk kelas.

"Mal, gua benar-benar minta maaf. Gua gak ada apa-apa sama Shara, dan gua gak suka sama dia. Itu semua terserah kalau mikirnya gimana-gimana, percaya gak percaya gua risih Shara deket-deket sama gua," tukas Xavier berharap Kamal mau berdamai dengannya dan bisa meringankan sedikit beban dikepalanya.

"Hmm.." Xavier menghela nafas. Xavier tidak akan putus asa meminta maaf.

Tak lama Gema pun datang dengan wajah datarnya, ciri khas seorang Ezra Gemantara Wiliam. Si anak tunggal kaya raya yang sudah bisa mengurusi masalah kantor.

"Ge.. lo free gak?" Gema menaikan kedua alisnya seakan bertanya 'ada apa?'

"Hemm kayaknya lo sibuk sih, gak jadi deh," balas Xavier.

Canggung untuk mengajak Gema sekedar untuk main sebentar. Karena Gema yang sekarang bukanlah Gema yang dulu, Gema yang sekarang penuh dengan tanggung jawab.

Mxavier || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang