lima jari Rere

175 17 4
                                    

Menjadi Auris yang harus berbagi waktu antara berkuliah dan menjaga adik bukanlah hal yang mudah. Apalagi Auris baru menapaki semester 1 di perkuliahan yang mana perlu beradaptasi peralihan sistem belajar dari sekolah menengah atas ke sistem universitas. Belum lagi mata kuliah pada awal semester itu padat dan semua harus diampu karena merupakan mata kuliah wajib.

Sehari - hari remaja itu harus mempersiapkan sang adik sebelum membawanya ke taman kanak-kanak yang beruntungnya memiliki waktu fullday. Karena jadwal kelas yang tak rata setiap harinya, Auris meminta sang papi memasukkan Rere kedalam taman kanak-kanak yang memiliki sistem seharian, guna menampung sikecil saat tak ada yang menjaganya dirumah.

Meski begitu, Auris masih seringkali mengeluh karena setelah pulang dari kampus ia harus kembali mengurus adiknya yang super aktif. Lelah ditempa pelajaran dan kegiatan, sampai rumah bukannya istirahat justru harus menjaga dengan ekstra Rere yang penuh hal tak terduga. Belum lagi jika ada tugas yang harus dikerjakan.

Seperti saat ini, Auris hampir saja terlelap karena kelelahan menghabiskan waktu di kampus. Niat hanya merenggangkan otot tubuh diatas sofa sembari menjaga Rere yang sedang asik menonton dan bernyanyi menirukan tayangan favoritnya sambil memakan Snack coklat, malah keterusan hingga terbawa alam mimpi.

Musik mulai mangalun riang dan sosok-sosok karakter lucu sudah mengisi layar pipih besar bertepatan setelah tangan Auris meletakkan dengan asal remot dia atas karpet ruang tengah. Sedang Rere sudah duduk manis berpangku setoples snack cokat kesukaanya diatas karpet.

a.b.c.d. ~

" Ei,bi,si,di! " bibir kecil Rere mulai mengikuti, mengulang apa yang dinyanyikan oleh suara perempuan yang mengomando dalam televisi.

In the morning brush your teeth~

" In de molning blas yo tith " seirama dengan nada yang mengalun, sikecil bernyanyi dengan memasukkan biskuit coklat kedalam mulutnya.

e.f.g.h.~

" I, ep, ji, ejh "

Hurry up and don't be late~

" Eli up en don bi let " ejaan bahasa inggrisnya berantakan tetapi Rere dengan percaya diri melafalkannya. Kepala sampai tubuhnya bahkan sudah bergerak kekanan dan kekiri mengikuti tempo, helaian ujung rambut lembatnya bagian puncak memantul lucu

Salahkan deras hujan di luar sana yang membawa suasana sejuk dan nyaman untuk menyapa alam mimpi, Auris yang memang sudah kehabisan tenaga dengan mudah terbius suara rintik konstan air yang menyentuh pemukaan bumi. Matanya tertarik dengan kuat tenggelam dalam empuk dan lembutnya sofa besar tempatnya berbaing. Namun, pendengarannya masih menangkap suara cempreng Rere di dekatnya.

i.j.k.l~

" Ai, je, ke, el "

Learn the letters very well~

"Len de letel peli wel " kali ini kaki dan tangan si keci ikut bergerak-gerak lucu.

m.n.o.p.q~

"Em. En. Ooo. Pe. Kyu "

What we say is what we do~

" Wat wi se is wat wi du " Rere memindahkan toples bening dalam pangkuannya kesamping tubuh agar lebih leluasa untuk bergerak.

Karena tempo lagunya yang semakin meningkat, membangkitkan semangat Rere juga untuk menari, bangkit dari duduknya. Karena hampir setiap hari mendengarnya, si kecil sudah hafal setiap partnya.

r.s.t.u~

" Ar. Es. Ti. Yu " kaki kecinya melangkah kekanan lalu kekiri sedangkan tangannya berada disamping tubuh.

Koko dan RereWhere stories live. Discover now