WE 9 | Hai, Harsa.

40 31 14
                                    

People falling in mysterious way, maybe just 'dia waktu itu nolongin gue' ✨

__________

WEEKEND adalah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan diri dengan berbagai cara. Entah berlibur, staycation, atau tidur di rumah saja. Cuaca pagi ini benar - benar dingin, sebab kemarin malam hujan deras. Tetapi banyak orang memilih sepedaan, olahraga, atau sekedar jalan - jalan bersama keluarga di sekitar taman yang besar.

Tetapi tidak untuk Ziya dan Luna.

Luna tengah mengerjakan pesanan buket yang sangat besar dan mewah. Dia berada di florist bersama dengan Runa yang membantunya sedari jam 7 pagi.

Keduanya memakai outfit yang sama. Celana jeans pendek di atas lutut, kaos putih polos serta rambut yang digulung menjulang tinggi ke atas.

"kak, ini mau dikirim kemana sih?" tanya Runa penasaran. Habisnya, buket itu terlihat 2 kali lebih besar dari badan dia. Isinya ada uang banyak berwarna biru serta bunga kecil - kecil sebagai hiasan.

"ini pesanan salah satu kampus di Jawa Timur. Buat hari jadi kampusnya," jawab Luna. Jari jemarinya sibuk menorehkan tinta di atas kertas bertuliskan dies natalies. Tulisan latin gadis itu sangat cantik dan elegan.

"wah, gede banget. Berarti pakai ekspedisi kirimnya?"

"engga, nanti ada pihak dari malang yang ngambil sekalian vendor nya mereka dari daerah sini,"

Runa mengangguk paham. Dia menempelkan beberapa stick kayu agar pondasi buketnya kokoh. Pekerjaan itu ternyata tak cukup makan waktu dua jam, bahkan ini sudah lebih padahal jam 10 pagi pihak customer akan mengambilnya.

"huft, nggak selesai - selesai," keluh Luna pinggang dan tangannya mulai nyeri. Apron yang dipakainya pun juga sudah kotor sekali.

"kenapa nggak manggil pegawai aja kak?" Runa juga capek. Sebetulnya dia ada jadwal joging bareng Xavian. Tetapi dia tidak tega meninggalkan kakaknya sendiri.

"mereka udah gue janjikan kalau hari ini libur. Biarin, mereka lebih capek ngerjain yang biasanya pasti. Gue juga nggak tau ini pesannya mendadak, gue di email sama mereka baru tadi pagi,"

Lalu, tiba - tiba di telinga Luna terdengar deru motor yang tak lagi asing. Suara itu masih cukup jauh namun dirinya bisa menebak siapa pengendaranya. Benar saja, ketika motor itu terparkir di depan florist, Luna sedikit melengkungkan senyumnya.

Dia berjalan menyambut orang itu. Sementara, Runa menatap tamu yang datang dengan tatapan takjub. Tidak percaya.

"maaf ya lama, tadi bersihin kamar aku sama Jean sebentar," ucap orang itu bersuara serak basah.

Jean? bukan. Ini adalah kembarannya, Jevan.

"gapapa kak, ayo masuk,"

"wah, besar juga ya buket nya," ucap Jevan. Lalu, sorot matanya beralih ke seseorang yang sedang duduk jongkok sambil memandanginya dengan intens.

Jevan tersenyum simpul, "halo," sapa nya lembut.

"ha-hai, ini kak Jean atau Jevan?" tanya Runa gugup.

Modar saja, cakep betul bahkan lebih cakep dari postingan instagramnya anjir kak Luna nggak salah milih nih, batin Runa.

"saya Jevan Hardika Eleazar, kamu siapa?" tanya cowok itu ikut jongkok di depannya.

"saya, Arruna Raline kak, adiknya kak Luna," ucap Runa akhirnya tidak gugup lagi.

"sama - sama cantik," puji Jevan buat gadis SMA itu tersipu malu. Luna menyenggol bahu Jevan cukup keras, "eh punya anak tongkrongan lo itu,"

who's Eleazar?Where stories live. Discover now