WE 10 | Sparing

39 31 18
                                    

"Salahkah bila aku mengagumi kamu?"

___________

ZIYA dengan Luna sedang berada di Perpustakaan pusat universitasnya. Mereka sibuk mencari buku - buku referensi untuk mengerjakan tugas dari pak toriq.

"aduh, semester 2 ngeluh aja isinya," decak Luna. Ziya mengangguk setuju, "kebanyakan presentasi terus,"

"iya yah,"

"eh, lo kemarin liat sg gue nggak?" tanya Luna tiba - tiba. Ziya diam mematung. "gue berhasil foto sama kak Jean berkat Jevan," lanjut gadis itu terdengar senang sekali.

"oh, kemarin gue rekap rapat BEM sih, nggak sempet buka hp," balas Ziya seraya mem bolak balik lembaran buku tebal 4 cm itu.

"ah sayang banget lo udah pulang kemarin. Tapi lo ketemu Harsa kan?"

"iya," jawab Ziya dingin. "Bagus, berarti tujuan kita mulai terlihat, yes yes !"

"jangan seneng dulu," tukas Ziya.

"kenapa?"

"Jean, Harsa. Both are walk in red flag, be aware, Luna. Jangan terlalu kepancing dulu,"

"iya gue tau kok,"

Ziya mengangguk. Luna, merasa aneh dengan sahabatnya akhir - akhir ini. Dia seperti gadis asing bagi Luna. Ziya yang selalu bawel, merengek, centil, caper and now? dia jadi pendiam dan dingin. Ziya hanya berbicara jika ada yang mengajaknya bicara.

"Zi," panggil Luna singkat. Ziya mendongak menatap bestie - nya. "kek nya ada yang salah deh dari lo," lanjutnya mengerutkan kening.

"apa? gue lakuin kesalahan apa?"

"semenjak gue kenal Jean, lo jadi diem mulu, why?"

Ziya meneguk ludahnya kasar. Dia memalingkan wajah ke arah lain. "haha bukan, perasaan lo aja kali," bantahnya.

"enggak, apa jangan - jangan..."

ucapan Luna yang menggantung, bikin Ziya semakin bingung dan takut. Ia menggenggam tangannya kuat.

"lo sakit ya?" seru Luna sambil memegang dahi Ziya. Gadis itu menghela nafas, "ei apaan sih orang gue fine fine aja kok," sanggahnya.

"apa masih mikirin mama?"

Ziya yang ditanya menaikkan sudut bibirnya, "buat apa mikir perempuan jalang," Luna sedikit kaget mendengar ungkapan Ziya. "dalam diri gue udah gue tanam sedalam - dalamnya..."

"Bahwa, siapapun yang melakukan tindak perselingkuhan. Pacar atau bahkan mama papa sendiri, tidak bisa di maafkan. That's why i don't believe with human,"

"Tapi Zi, dia tetep mama yang melahirkan lo,"

"nope, tugas dia udah selesai sampai disini aja,"

Luna memandang iba dan kasihan pada sahabatnya. Dia tau, alasan Ziya yang sekarang lebih banyak diam daripada merengek atau kabur terus. Dibalik itu, Luna bersyukur sahabat satu - satunya ini mampu berubah secara perlahan.

Kemudian, Luna memeluk badan Ziya dari samping. Menyalurkan semangat, "lo bisa pasti. Gue percaya lo kuat, lo anak yang hebat, lo pantas dapat bahagia yang lebih,"

"iya Luna, thanks for everything. And Runa too, dia lebih sering gue repotin sih sebenarnya. oh iya, besok sabtu gue mau batalin hang out sama anak sma,"

"kenapa?"

"gue mau pindahan," pernyataan Ziya membuat badan Luna mendadak lemas tak berdaya. "dimana? lo mau kemana Zi, plis jangan tinggalin gue lah," ucapnya memohon mohon.

who's Eleazar?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant