WE 11 | Fak. Hukum

43 31 14
                                    

"Siapapun yang ada di hatimu saat ini, aku tidak peduli. Aku yakin sepanjang jalur langit ku akan menang diakhir perang nanti,"

________

FAKULTAS Hukum departement Hukum Internasional. Dimana seorang Jevan Hardika Eleazar menghabiskan separuh bahkan seluruh harinya disana. Laki - laki itu jarang punya waktu untuk menyenangkan diri sendiri.

Ikut banyak olimpiade, lomba online, jadi ketua yang menampung orang - orang brilian, dan lain sebagainya. Tidak ada alasan khusus, hanya senang bisa berkontribusi dengan mahasiswa universitasnya.

"hai Jevan! Nih ada roti buat kamu, kelihatannya capek banget," tawar seorang cewek berbadan tinggi nan cantik. Namanya Eca, suka Jevan dari maba.

Tapi seperti biasa, "Maaf Eca gue udah sarapan tadi. Lo simpan buat makan nanti aja," tolak laki - laki itu halus sambil tersenyum.

"Kok jadi lo gue? biasanya aku kamu?"

"nyaman gini, cepetan duduk. Pak ardi udah masuk tuh,"

Eca berdecak kesal. Berulang kali dia ditolak oleh Jevan. Wanita berusia 20 tahun itu tidak akan menyerah begitu saja.

Perkuliahan dimulai. Jevan, anak yang rajin, dia selalu mencatat hal - hal penting di setiap mata kuliah yang dia ikuti. Kacamata hitamnya menambah aura ketampanan diatas rata - rata. Makanya banyak anak HI yang ingin satu kelas dengannya.

"psstt, Jevan!" panggil teman yang berada disampingnya.

Jevan menoleh. "hari ini ada pertemuan sama dosen, bahas olimpiade yang singapura, jangan lupa," kata temannya mengingatkan. Sementara lelaki itu hanya mengangguk.

Sepertinya dia lupa sesuatu. "eh bukannya hari ini Luna ngajak keluar? duhhh," gumamnya bimbang. Pertemuan tersebut juga tidak bisa ditinggalkan sebab dia ketua anggotanya.

Usai 2 jam pembelajaran, Jevan bergegas keluar menuju lantai 6. Katanya, jam mata kuliah dirinya dengan Luna sama.

"WOI JEVAN! RAPAT!!" teriak temannya yang tadi. "aelah serah orang ganteng deh pusing,"

Eca baru keluar bersama temannya. "Tumben dia buru - buru? lagian ruang rapat kan kesana," ucapnya menunjuk ke kanan.

"ada masalah kali, udah kita duluan aja," sahut temannya.

Jevan berjalan santai mendekati kelas Luna. Dan benar saja, gadis itu tengah menunggu di depan pintu, celingukan sembari melihat jam tangan.

"Hai? nunggu lama?" tanya dia. Luna kaget sambil ngelus dada, "bisa gak si, gak ngagetin!"

"hehe, i'm sorry," ujar lelaki itu tersenyum gemas.

"hmm...baru keluar sih gue,"

"emm Lun, aku mau ngomong,"

Gadis itu menautkan kedua alisnya. Kenapa mau ngomong harus izin? Gerak geriknya juga mencurigakan. "Kenapa?... Oh gue tau, lo gak bisa kan karena ada rapat?"

"Hah? Kok kamu tau?" tanya Jevan kebingungan.

"tadi anak HI lewat bahas itu,"

who's Eleazar?Where stories live. Discover now