𝟎𝟑. BLACK EYE BAGS

344 44 3
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. implied sex, mentioned sexual content, smoking.
𝐍𝐎𝐓𝐄. why would almost every chapter of his story be fucking sensual for goodness sake :'

Seumur hidup, kamu nggak pernah merasa waktu berjalan begitu lambat, sampai ketika kamu harus menunggu hari Sabtu datang, rasanya tiga hari doang juga udah kayak tiga tahun aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seumur hidup, kamu nggak pernah merasa waktu berjalan begitu lambat, sampai ketika kamu harus menunggu hari Sabtu datang, rasanya tiga hari doang juga udah kayak tiga tahun aja.

Well, who could blame you? Diajakin jalan sama Odasaku, levelnya udah hampir sama kayak kemunculan bulan purnama yang ditunggu-tunggu manusia serigala. Iya, kamu manusia serigalanya, udah jelas Odasaku sih seindah bulan purnama.

Insomnia kamu kayaknya makin parah aja gara-gara mikirin skenario jalan sama Odasaku. Bukan pertama kali kamu diajakin jalan, tapi kebanyakan cuma temen kuliah seangkatan kamu, paling tua mentok-mentok juga kating.

Dua kali ketemu Odasaku, kamu udah bisa merasakan perbedaan antara hangout sama cowok seumuran dan ngobrol sama laki-laki yang lebih tua dan dewasa.

Kamu yang biasanya mendengarkan cowok bicara tentang segala hal yang mereka berusaha bangga-banggakan, ketika dengan Odasaku, laki-laki itu punya cara tersendiri yang bisa memancing kamu bicara sementara dia mendengarkan dengan tenang. Hal itu yang bikin kamu ngerasa nyaman sama dia.

Nggak tidur selama tiga hari berturut-turut, kamu berhasil bertahan sampai hari Sabtu, tepat pukul empat sore ketika kamu turun ke lobi, bertepatan dengan Odasaku yang udah turun dari mobil di depan gedung lobi tersebut.

Kamu melangkah keluar lobi dan Odasaku mengurungkan niatnya buat masuk ke lobi karena ternyata kamu juga udah turun dari kamar.

“Hello.” Sapa kamu, melempar senyuman ke arahnya.

“Hi.” Balasnya sambil menempelkan telapak tangan ke punggung kamu, menuntun ke arah mobilnya, dia menunduk membisikkan ke telinga kamu, “You look great.”

Ujung telinga memerah dengan pujian Odasaku, kamu tertawa pelan mencoba menutupi rasa tersipu, kemudian membalas, “You don’t look so bad yourself.”

Seperti biasa, Odasaku membukakan pintu buat kamu sebelum dia mengitari mobil dan duduk di kursi pengemudi, kemudian melajukan mobilnya.

Detik pertama kamu duduk di kursi samping pengemudi, dengan Odasaku yang duduk tepat di samping kamu, kehangatan laki-laki itu segera membuat kamu nyaman dan tiba-tiba rasa kantuk menyerang dengan begitu kuat.

“How was your week going?” Tukas Odasaku, kedua matanya tetap fokus ke jalanan.

Kamu mengerjapkan mata dengan pelan, kelopak mata mulai terasa berat, tapi berhasil menjawab, “It was fine. Kalo sensei?”

“Well, kayak biasanya aja.” Odasaku menyahut dengan santai. “Saya mau bawa kamu sekalian buat dinner, is that okay?”

Odasaku menunggu beberapa detik, tapi jawaban kamu nggak kunjung terdengar dan akhirnya Odasaku menoleh buat mengecek kamu, dan ternyata dia melihat kamu tertidur di sampingnya.

𝐌𝐀𝐓𝐇𝐄𝐒𝐈𝐒, oda sakunosuke.Where stories live. Discover now