𝐄𝐏𝐈𝐋𝐎𝐆

326 41 1
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. mild swearing, strong language.
𝐍𝐎𝐓𝐄. thank god i ended this one, this is the last page, dolls, enjoy!

Kamu duduk di kursi jajaran paling depan, membuka-buka pamflet workshop yang 10 menit lagi dimulai, diselenggarakan di aula Fakultas Hukum kampus kamu yang luasnya udah kayak dua kali lapangan sepak bola itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamu duduk di kursi jajaran paling depan, membuka-buka pamflet workshop yang 10 menit lagi dimulai, diselenggarakan di aula Fakultas Hukum kampus kamu yang luasnya udah kayak dua kali lapangan sepak bola itu.

Acara workshop yang dilaksanakan siang itu memang dikhususkan untuk mahasiswa Fakultas Hukum, sehubungan dengan maraknya tindakan kriminal yang melanggar hukum yang lagi booming di media sosial. Maka dari itu, sebagai kampus yang selalu aware terhadap isu sosial, mewadahi dan menyediakan ruang buat membahas hal tersebut.

Ketika ponsel kamu bergetar tanda panggilan masuk, kamu menemukan nama Dazai di layar panggilan, dan kamu segera mengangkat panggilan telepon dari cowok itu. Kamu menukasnya, “Lo dimana?”

Lo yang dimana?” Tukas Dazai dengan suara yang ramai sebagai background, tampaknya cowok itu baru aja masuk ke area aula fakultas. “Gue di deket pintu masuk selatan sama Kunikida.”

Chuuya kemudian menoleh menatap kamu dengan kedua alis yang terangkat, mengisyaratkan pertanyaan siapa yang menelpon. Kamu lalu memberinya jawaban, “Dazai sama Kunikida di pintu masuk belakang.”

“Sini ke depan, gue sama Chuuya di depan mimbar.” Sahut kamu kemudian ke arah telepon sambil menengok ke belakang, mencoba mencari sosok Dazai dan Kunikida di tengah lautan mahasiswa.

Buset biar apa sih depan banget begitu?” Dazai lantas mengeluh setelah mendengar jawaban kamu, kemudian dia melanjutkan, “Lo aja sama Chuuya yang ke belakang dah, gue males duduk depan.”

Sekarang giliran kamu yang mendecak kesal karena Dazai yang nggak pernah mau duduk di barisan paling depan kalau hadir di acara workshop fakultas. “Kebiasaan banget najis.”

Gue bawa takeout, malih, gak bisa makan kalo di depan!”

“Iya ini ke belakang!”

Akhirnya Chuuya sama kamu pindah ke belakang audien, dimana Dazai sama Kunikida udah sisain dua kursi buat kamu sama Chuuya duduk. Sebenernya kamu sendiri nggak terlalu suka duduk di area belakang, selain karena mahasiswa yang suka banyak omong, kamu juga jadi nggak fokus ke pembicara.

“Belum mulai udah makan aja lo.” Omel Chuuya sambil duduk di samping kamu yang duduk bersampingan sama Dazai yang udah sibuk ngubekin chicken nuggets dari kantongnya.

“Laper gak gue kasih lo ya, banyak protes bener,” Dazai ngomel balik sambil ngemilin chicken nuggets miliknya, sambil memberikan tatapan solek terhadap cowok berambut jingga itu.

Sementara Kunikida, selain dia udah biasa liat temennya ngemil setiap ada workshop, dia juga tau kalau Dazai baru ada nafsu buat makan lagi setelah dia selesai sidang, dan kalian berempat tinggal nunggu tanggal wisuda.

𝐌𝐀𝐓𝐇𝐄𝐒𝐈𝐒, oda sakunosuke.Where stories live. Discover now