𝟏𝟐. SHADES OF COOL

285 39 2
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. mild swearing, foul language, kissing, dazai osamu.
𝐍𝐎𝐓𝐄. let us all pray that this story would end in 2 chapter...

“Sensei,” Panggil kamu ketika Odasaku berjalan menuntun kamu kembali ke rumahnya setelah kalian berdua dinner

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Sensei,” Panggil kamu ketika Odasaku berjalan menuntun kamu kembali ke rumahnya setelah kalian berdua dinner. Kamu kemudian bicara sebagai protesan, “Ini aku jangan dibeliin makan terus, ‘kan udah dikasih juga uangnya.”

Odasaku menatap kamu dengan wajah datarnya, kemudian laki-laki itu menaikkan sebelah alis dan menukas kamu singkat, “Yaudah, kamu pake uangnya buat yang lain aja.”

Dia kemudian membukakan pintu rumahnya sebelum membiarkan kamu masuk lebih dulu, lantas Odasaku mengikuti kamu di belakang, membantu melepaskan long coat milik kamu dan miliknya juga sebelum dia gantungkan di tempat jaket.

“Kamu kerja part time di cafe itu uangnya buat beli buku, ‘kan.” Cetus Odasaku, berjalan ke arah ruang tengah, dimana kamu mendudukkan diri di sofa lebih dulu.

Kamu tergelak pelan setelah mendengar komentarnya yang mengindikasikan sesuatu, lalu kamu menanyakannya, “You want me to quit my job?”

Odasaku, bukannya duduk di samping kamu, dia malah memangku kamu sebelum dia duduk, lalu kamu dia tempatkan di pangkuannya, baru lah laki-laki itu menjawab, “No, if you enjoyed it.”

“But,” Odasaku mengangkat jari telunjuknya, kemudian menambahkan dengan seringaian di wajahnya, “If you do quit your job, do yourself a favor and go out with me more often.”

Kamu tertawa mendengar pernyataannya yang kedengerannya bisa jadi clingy atau bahkan desperate. Kamu menemukan diri sendiri menyetujui hal tersebut, lalu menyahut dengan sisa gelak tawa, “I have been manipulated.”

Odasaku mendengus pelan, lalu dengan nada yang mengejek, dia membalas, “Have you now, dollface?”

Kamu memutar mata main-main sebagai balasan. Laki-laki itu lantas mengambil buku yang ada di atas coffee table, sebelum membaringkan diri di sofa, membawa kamu yang masih duduk di pangkuannya, untuk ikut berbaring juga tepat di atas tubuhnya.

“Gimana artikel kamu? Yang penelitian payung sama Profesor Natsume.” Tukas Odasaku, membiarkan kamu menempatkan kepala di dadanya, sementara dia mulai membaca buku.

Kamu menghembuskan nafas pelan, “Nunggu yang lain revisi dulu, baru daftar sidang, habis itu tinggal nunggu jadwal.”

“Buku referensi dari saya kepake?”

“Iya, semuanya kepake kok, sensei.”

“Kenapa saya masih dipanggil ‘Sensei’?” Odasaku menukas singkat.

Kamu terdiam sekejap, mengerjapkan mata pelan sambil memproses pertanyaan Odasaku yang bisa aja simpel, tapi maknanya cukup bikin kamu kelimpungan.

“Umm, terus sensei mau dipanggil apa?” Kamu menanyakan balik.

𝐌𝐀𝐓𝐇𝐄𝐒𝐈𝐒, oda sakunosuke.Where stories live. Discover now