7. Momen Yang Dirindukan

1.3K 168 14
                                    

"Nia, kita nggak usah makan di luar ya. Biar Ibu yang masak aja, apalagi ada tamu begini, masa kita tinggal pergi. Loh, ada Nak Tian juga?" Ibu baru menyadari kehadiran Tian.

"Ayo masuk sini, Nak Tian."

"Oh, eh, s-siap, Bu." Tian melangkah masuk dengan sedikit ragu.

Terdengar suara klakson mobil lagi. Rezki pun bingung.

"Kak, ini taksinya gimana?"

Raynia memijat keningnya, semua rencananya hari ini gagal total.

"Nia! Rezki! Ayo masuk! Kok malah ngelamun di situ?" titah Ibu.

"I-iya, Bu." Raynia terpaksa melangkah masuk.

"Eh-eh, Kak, kok malah masuk? Ini gimana taksinya?" Rezki panik.

"Ya kamu bayar lah!" ucap Raynia sebelum menghilang di balik pintu.

"Lah, kok jadi gue yang tekor sih! Huft!"

Meski kesal, Rezki tetap membayar ongkos taksi online secara tunai. Padahal rencananya, saat tiba di mall nanti, Rezki akan pura-pura lupa membawa dompet sebagai alibi agar Raynia yang membayar.

Sementara di ruang tamu, suasana canggung semakin terasa. Terutama bagi Raynia yang risih dipandangi oleh dua pria tampan sekaligus.

"Kalian udah laper belum?" tanya Ibu pada semua.

Rakha dan Tian saling melirik lalu kembali menatap Raynia menunggu jawaban.

Raynia yang bingung hanya mengendikkan bahu. Rakha dan Tian lalu kompak menjawab, "belum, Bu."

"Ya sudah kalau gitu Ibu mau masak sup ayam dulu ya."

"Biar Nia bantu, Bu." Raynia lebih memilih untuk masuk ke dapur daripada harus melihat wajah dua mantannya.

"Saya juga mau bantuin Ibu!" seru Rakha dan Tian kompak lagi.

"Wah, kalian mau bantuin Ibu? Dengan senang hati biar cepet beres dan makan, ayo!" Ibu malah mengajak keduanya masuk ke dapur.

Meski sempat adu melotot, namun keduanya akhirnya mengikuti jejak Ibu. Nia yang sudah di dapur dan sedang mengambil bahan-bahan untuk membuat sup dari kulkas semakin terheran melihat dua mantannya mengikuti Ibu ke dapur.

"Nia, Nak Rakha sama Nak Tian mau bantuin masak katanya. Ayo sini, kalian boleh bantuin potong-potong sayurannya ya."

"Siap, Bu!" jawab keduanya bersamaan lalu saling mendengkus.

"Sini, Nia, biar aku aja yang potongin yah." Rakha gerak cepat mengambil alih bungkus sayuran di tangan Raynia.

"Oh, biar aku aja. Sebelum dipotong sayur harus dicuci dulu sampai bersih." Tian merebut sayuran dari tangan Rakha dan berjalan ke wastafel.

"Lo!" Rakha sempat akan marah, tetapi ia tahan karena sadar Ibu dan Raynia sedang memperhatikan.

Raynia memutar bola mata, malas, saat Rakha tersenyum manis padanya.

"Ya udah, Nak Rakha bantuin Ibu siapin ayamnya aja ya, jangan lupa dicuci dulu," Ibu lalu menyerahkan satu wadah ayam potong.

"Siap, Bu!" Rakha segera mengambil ayam potong dan menghampiri Tian yang sedang mencuci sayur.

"Minggir lo!" Rakha sengaja menggeser Tian dengan kasar.

"Yeh! gue duluan di sini! lo tunggu lah!" Tian membalas mendorong Rakha.

"Gantian dong!" Rakha masih tak mau kalah.

"Ya sabar kali, gue belum beres!"

Adu mulut dan saling dorong keduanya tak terelakkan. Ibu lalu melerai Rakha dan Tian yang malah sibuk saling mencipratkan air. Raynia hanya memijat keningnya melihat kelakukan kedua mantannya.

AKAD KEDUAWhere stories live. Discover now