13. Melamarmu

1.1K 176 8
                                    

"Kalian! Bisa diem nggak!" tegas Raynia.

Dua mantan Raynia itu terdiam.

"Kalian, ikut aku!" Raynia mengkode Rakha dan Tian untuk keluar.

Raynia lalu berjalan menjauh dari parkiran. Rakha dan Tian masih mengekor.

"Kamu, ada apa kamu kesini?" todong Raynia pada Tian.

"Aku ... ada sesuatu yang mau aku bahas sama kamu. Makanya aku kesini mau ngajak kamu makan siang sekalian kita ngobrol," jawab Tian.

Rakha tersenyum sinis.

"Bahas apa lagi? Semuanya udah selesai. Jadi tolong kamu pergi sekarang," tegas Raynia.

Kini Rakha tersenyum puas.

"Kamu juga!" Raynia kini menatap Rakha.

"Aku udah bilang nggak mau pergi makan siang sama kamu, jadi tolong kamu juga pergi."

Giliran Rakha yang terdiam.

"Urusan kita semua sudah selesai, tolong jangan ganggu aku lagi," ucap Raynia serius.

Setelahnya ia pergi meninggalkan dua mantannya tanpa pamit.

Rakha dan Tian terbengong. Rencana keduanya tak ada yang berhasil. Keduanya mendengkus kesal.

"Lo ngapain kesini?" tanya Tian.

"Bukan urusan lo!" jawab Rakha ketus sembari berjalan menuju parkiran.

Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara Tian.

"Rencana pernikahan gue batal dan gue mau ngajak Raynia balikan," ucap Tian tanpa keraguan.

Rakha berbalik lalu menyeringai.

"Gue nggak peduli. Karena gue nggak akan biarin Nia balikan sama lo!" tegas Rakha.

Aroma persaingan keduanya tak bisa dihindari.

~°~°~°~°~

"Rakha? Gimana udah ketemu Nia?" tanya Papa Andri saat Rakha masuk ke dalam rumah.

Rakha tak menjawab, ia malah duduk lemas di sofa, berhadapan dengan Papa Andri.

"Rakha tadi ke toko Nia, Pa. Tapi Rakha malah diusir. Hh, Rakha ngerasa kalau Nia masih benci banget sama Rakha," jawab Rakha tak bersemangat.

Papa Andri menghela napas, turut prihatin atas apa yang dialami putra semata wayangnya. Bagaimana pun Papa Andri merasa turut andil dengan semua yang terjadi pada Rakha.

"Rakha tahu Rakha emang jahat, Pa. Rakha udah salah. Rakha manfaatin keadaan keluarga Raynia buat membodohi Mama sama Papa." Rakha tertunduk lesu.

"Tapi Rakha sekarang menyesal, Pa. Karena semua yang Rakha lakuin justru bikin orang-orang yang Rakha sayang pergi." Rakha terisak pelan.

Papa Andri berpindah duduk di dekat Rakha. Ia menepuk pelan pundak Rakha yang semakin naik turun karena menangis. Ditariknya Rakha ke dalam pelukan. Duka kembali menghinggapi ayah dan anak tunggal itu.

Papa Andri memang sangat merasa kehilangan istri tercintanya. Namun, rasa kehilangan ini sudah ia persiapkan jauh sebelumnya. Semenjak Mama Lily mulai sakit-sakitan, Papa Andri sudah menyiapkan hati dan pikirannya untuk segala hal yang terburuk. Mengingat usia mereka yang sudah renta.

Berbeda dengan Rakha yang kehilangan seseorang yang disayang tanpa persiapan. Dimulai dari kehilangan janinnya, kehilangan Raynia yang bersikeras ingin bercerai, hingga kehilangan Mama Lily. Papa Andri memaklumi jika Rakha masih belum siap untuk kehilangan.

"Kamu harus bersyukur, Rakha. Walaupun Nia mungkin benci sama kamu, setidaknya Nia masih ada. Kamu masih bisa ketemu, masih bisa kamu kejar. Jangan menyerah, Kha. Dapetin hati Nia kembali. Papa dukung dan restui kamu sama Nia lagi."

AKAD KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang