18. First Date

1.7K 151 27
                                    

"Nia, udah ditungguin tuh. Buruan!" Ibu muncul di balik pintu.

"Iya, Bu. Bentar lagi Nia keluar kok."

Raynia kembali menatap diri di cermin setelah Ibu menghilang di balik pintu. Raynia lalu membubuhkan liptint merah di bibirnya. Kemudian Raynia menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya. Setelahnya, Raynia memeriksa penampilannya secara keseluruhan.

"Ya ampun! Menor amat!" Raynia mengusap bibir merahnya dengan tisu.

"Niaaaa!" Sayup terdengar suara Ibu.

"Iya, Bu! Ah, sudahlah." Raynia hanya mengolesi bibirnya di lipbalm dengan brutal sebelum beranjak dari meja rias.

Sesampai di ruang tamu yang berisi Ibu dan Rakha, Raynia justru mendapat tatapan meledek. Tak lama tawa keduanya pun meledak. Rezki yang baru keluar dari kamar pun ikut terbahak.

Raynia bingung sekaligus kesal. "Ck, kalian kenapa, sih? Emang ada yang lucu?" tanya Raynia menatap satu persatu orang yang di ruang tamu.

"Kak, lo habis makan gorengan berapa gerobak, sih?" tanya Rezki sambil terus tertawa.

"Paan, sih!" Raynia semakin kesal.

Semua masih tertawa. Rakha lalu berdiri sambil membawa tisu. Rakha mendekat dan mengusap dengan lembut bibir Raynia yang mengkilap seperti berminyak.

Raynia membeku, Ibu dan Rezki malah tersipu. Rakha masih memandang Raynia tak jemu-jemu.

"Ehm! Cieee, cieee!" Suara Rezki memecah suasana.

Baik Raynia maupun Rakha sama salah tingkahnya.

"Udah-udah, Nia, buruan berangkat. Nanti kalau kamu kesiangan, kasihan Nak Rakha jadi ikut kesiangan." Ibu mendorong putri dan mantan menantunya keluar rumah.

Di teras, Raynia dan Rakha berpamitan pada Ibu dan Rezki.

"Kami berangkat dulu ya, Bu, Rez," ucap Rakha sambil melambaikan tangan.

"Iya, hati-hati," jawab Ibu.

"Jangan makan gorengan kebanyakan lagi ya, Kak." Rezki masih meledek, Raynia menatap adiknya jutek.

Mantan suami istri itu lalu masuk ke dalam mobil. Keduanya akan pergi ke tempat kerja bersama. Di dalam mobil, suasana masih terasa canggung. Rakha bahkan masih setengah percaya bahwa Raynia mau diantar olehnya, tanpa penolakan, tanpa perdebatan. Rakha sedikit berterima kasih pada Tian yang kemarin sudah membentak Raynia saat berdebat.

*****

Flash Back

"Aku mau pulang," ucap Raynia saat Tian sedang memeriksa kondisinya.

"Ray, di sini dulu sehari lagi ya. Aku harus pastiin kamu benar-benar sembuh."

Raynia menggeleng. "Aku udah sembuh, aku mau pulang."

"Nia bener, dia udah sembuh. Tinggal pemulihan aja. Biarin dia pulang," imbuh Rakha.

"RAY! KAMU BISA NGGAK SIH NURUT SAMA AKU?" Tian mencengkram kuat tangan Raynia yang bebas dari infus.

Raynia mengerang kesakitan, Rakha tak terima lalu mendorong Tian.

"Nia, kamu nggak apa-apa?" Rakha mengecek kondisi Raynia, ada bekas ruam merah bekas cengkraman Tian.

"Kita pulang sekarang ya." Rakha memanggil suster dengan tombol lalu mengusir Tian.

Hampir saja Rakha melayangkan bogem mentah di pipi Tian, tetapi Raynia berhasil menegahnya. "MAS!"

Tian lalu pergi dengan wajah yang entah saat perawat datang.

*****

"Duh, yang lagi Valentine Day dianter sama Ayang," celetuk seseorang saat Raynia baru saja masuk ke toko.

AKAD KEDUAWhere stories live. Discover now