15. Aroma Ternyaman

1K 150 3
                                    

"NIAAAAA!"

Rakha panik dan berlari menuju suara dentuman berasal. Langkahnya terhenti saat melihat Raynia berdiri mematung di dekat sebuah mobil yang ringsek bagian depannya.

Mobil hitam itu nyaris menabrak Raynia yang akan menyeberang jalan dengan setengah berlari. Pengendara mobil memilih membanting setir hingga menabrak trotoar dan pohon.

"Nia? Kamu nggak apa-apa?" Rakha memeriksa kondisi Raynia dari kepala hingga ujung kaki.

"Syukurlah kamu nggak kenapa-kenapa, Nia!" Rakha langsung menarik Raynia ke dalam pelukannya, erat.

Rakha takut, sangat takut jika terjadi sesuatu pada Raynia. Rakha belum siap, bahkan membayangkan saja rasanya tak sanggup.

Sementara Raynia masih diam terpaku, jantung dan otaknya seperti terjeda. Baru kali ini Raynia melihat dengan mata kepalanya sendiri sebuah insiden kecelakaan lalu lintas yang nyaris saja membunuhnya.

Kerumunan mulai berdatangan mencari tahu apa yang terjadi. Beberapa orang menghampiri mobil untuk melihat kondisi pengendara.

"Tolong, tolong!" Terdengar suara merintih dari dalam mobil.

"Mas, Mas! Tolongin ini, Mas!" Seseorang memanggil Rakha untuk membantu mengevakuasi pengendara mobil yang menabrak trotoar dan pohon.

"Nia, tunggu di sini dulu ya, oke?" Rakha mengusap kepala Raynia yang masih saja terdiam.

Rakha dan beberapa orang bergegas menolong pengendara yang terjepit di belakang kemudi.

"Masih hidup! Masih hidup! Bawa ke rumah sakit aja!" pekik salah seorang penolong.

"Bawa ke mobil saya aja, Pak. Ayo, Pak tolong bantu saya." Rakha menawarkan diri.

Semua bergegas membopong pengendara yang luka-luka ke dalam mobil Rakha yang tak jauh dari TKP.

"Biar saya aja, Pak, Mas, yang anter Bapaknya ke rumah sakit," ucap Rakha setelah menutup pintu mobil.

"Baik, Mas. Terima kasih atas bantuannya. Biar nanti saya yang urus mobil Bapaknya."

Setelah berpamitan dengan orang-orang yang sempat berdatangan ke lokasi kejadian, Rakha segera mengajak Raynia yang masih saja terbengong.

"Nia, hei, ayo!" Rakha menarik tangan Raynia.

Raynia yang tersadar hanya pasrah saat tangannya digenggam oleh Rakha sampai masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan Raynia masih gemetar dan merasa bersalah. Raynia takut terjadi sesuatu pada pengendara mobil yang hampir menabraknya.

Rakha yang sesekali melirik menyadari kepanikan di wajah Raynia. Tangan kiri Rakha yang bebas dari kemudi lalu menggenggam jemari Raynia yang terasa dingin dan berkeringat.

Raynia terkejut lalu menoleh, Rakha hanya tersenyum dan mengangguk. Entah dari mana mulanya, hati Raynia mulai merasa tenang. Genggaman tangan Rakha terasa hangat dan nyaman, hingga membuat Raynia merasa aman.

Tangan keduanya saling bertaut sampai tiba di depan IGD rumah sakit terdekat. Rakha terpaksa melepas genggamannya.

"Aku urus Bapaknya dulu ya, kamu tunggu di sini." Rakha mengusap kepala Raynia sebelum turun dari mobil untuk memanggil tim medis.

"Tolong segera ditangani ya, Dok, Sus. Saya akan tanggung jawab semuanya. Pastikan Bapaknya tertolong," pinta Rakha pada petugas medis.

Setelah pengendara mobil yang berlumur darah itu dibawa masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat, Rakha kembali ke mobil untuk memarkirkan kendaraannya.

AKAD KEDUAKde žijí příběhy. Začni objevovat