Chapter 7 ; Satu hari bersamamu

125 26 2
                                    








Vote dulu yuk




















Sudah?


















Terimakasih





Seluruh penghuni kos putri sudah heboh kesana kemari sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruh penghuni kos putri sudah heboh kesana kemari sejak tadi. Mereka semua sudah selesai berkemas, pergi mandi dan kini tengah bahu membahu menyiapkan sarapan sebelum berkumpul dengan anak-anak kos putra—guna menggelar acara penutupan kegiatan PPL. Bukan sebuah penutupan resmi, melainkan sebuah penutupan untuk saling berterimakasih dan saling meminta maaf apabila pernah membuat kesalahan selama magang berlangsung.

Giana sedang memanggang sosis di atas pan yang tidak seberapa besar, namun muat memanggang enam sosis ukuran jumbo di atasnya. Wulan tengah menata roti bakar hasil masakan dari Athalia. Sedangkan Nadine dan Chelsea sedang sibuk meracik susu dan kopi sebelum membawanya ke ruang tengah. Rencananya acara penutupan akan digelar di kos putri, dan para anak lelaki akan berdatangan kesana sekitar pukul 9 pagi.

"Tuh cowok-cowok nggak lupa kan kalo mau sarapan disini?" celetuk Giana memecah suasana hening karena sejak tadi semua orang sibuk pada kegiatan masing-masing.

"Mereka kalo udah urusan sama makanan nggak mungkin lupa kali, Giana." tegur Wulan.

"Eh, Kiandra belum selesai mandi ya? Kok nggak gabung disini?" tanya Athalia yang baru menyadari bahwa sejak tadi Kiandra tidak muncul di dapur.

"Lah iya, kalo gitu gue samperin dulu deh ke kamarnya!"

Giana berucap seraya melepas celemek yang tadinya terpasang rapi di tubuhnya. Ia berjalan ke kamar yang letaknya paling dekat dengan ruang tengah, dimana disana dirinya menemukan Kiandra masih setia berbaring di atas ranjang tanpa berniat untuk bergeming sedikitpun. Baru saja Giana hendak menyembur omelan andalannya, ia pun mendadak mengerutkan keningnya. Pasalnya ia melihat Kiandra berbaring dengan raut wajah seperti menahan sakit. Dengan panik, Giana segera berlarian masuk ke kamar untuk menghampiri Kiandra yang belum menyadari kehadirannya.

"Kia, lo kenapa?"

Bukannya menjawab, Kiandra justru semakin erat memejamkan matanya. Giana mendadak gugup lalu menaruh punggung telapak tangan kanannya ke dahi sahabatnya itu. Rasa panas menjalari permukaan kulitnya yang kemudian membuat Giana memekik karenanya.

"Astaga, panas banget badan lo?!"

Dengan gerakan tidak santai, Giana turun dari ranjang milik Kiandra untuk membuka laci nakas disamping pintu. Tangannya dengan cekatan mengobrak abrik isi laci tersebut dan berharap menemukan benda yang ia butuhkan. Sayang sekali benda yang sedang ia cari justru tidak ada disana, membuatnya bertambah panik karena tidak terbiasa mengurus orang sakit.

DEAR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang