Chapter 19 ; Marry you

193 30 4
                                    



Vote dulu yuk









Semoga suka~







Hamka hampir saja melayangkan sandal yang tadinya ia pakai di dalam rumah—untuk menghalau cuaca dingin yang membuat seluruh permukaan lantai terkena imbasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hamka hampir saja melayangkan sandal yang tadinya ia pakai di dalam rumah—untuk menghalau cuaca dingin yang membuat seluruh permukaan lantai terkena imbasnya. Matanya panas menyaksikan sang kakak yang sedaritadi berjalan kesana kemari tanpa memiliki tujuan yang jelas. Belum lagi tayangan televisi yang beberapa kali tertutupi tubuh besarnya—karena Arjuno tengah berjalan kesana kemari tepat di depan televisi.

Mirza pun ikut merasa kebingungan sebab sejak pulang bekerja. Arjuno sama sekali tidak terlihat tenang. Ada apakah gerangan sehingga adiknya itu kini gemar berjalan kesana kemari tanpa ada alasan yang jelas?.

Sama halnya dengan sang adik bungsu, Mirza juga ingin sekali melempar sandalnya ke arah Arjuno agar lelaki itu kembali duduk dengan tenang. Namun urung setelah tiba-tiba saja Pak Dimas masuk ke dalam rumah dengan keadaan sedikit basah kuyup.

"Bapak?" panggil Mirza yang seketika mengalihkan perhatian Hamka dari televisi dan Arjuno yang menghentikan mondar mandirnya.

"Bapak darimana? Kok sampek basah kuyup begitu?" tanya Mirza disusul tatapan khawatir dari dua adiknya—Arjuno dan Hamka.

"Lagi enak-enak nyari jajanan diluar. Eh nggak taunya hujan turun tiba-tiba. Bapak nggak bawa mantel tadi, jadi ya terpaksa nekat hujan-hujanan," Pak Dimas menjawab dengan tenang seraya meletakkan beberapa kantong plastik ke atas meja.

Lelaki paruh baya tersebut melenggang sebentar menuju kamar dan kembali dengan membawa sebuah handuk kering. Dipakainya handuk tersebut untuk mengusap rambutnya yang sedikit basah akibat terkena air hujan. Lantas berpindah mengalungkan handuk setengah basah itu ke sekitar lehernya.

"Kenapa nggak bilang kalau mau keluar? Kan Mirza bisa anterin,"

"Halah gapapa, lagipula deket-deket sini aja kok,"

"Maksud Mas Mirza baik pak. Kalau bapak hujan-hujanan terus sakit gimana?" kali ini gantian Hamka yang ikut mengomel. Pak Dimas hanya mengembuskan napas sebagai responnya.

"Jangan bilang bapak mampir juga ke rumah Kiandra buat ngasih jajanan?" tebak Arjuno yang seketika mengundang anggukan setuju dari Mirza dan Hamka.

Tanpa babibu Pak Dimas pun segera mengangguk kecil. Lelaki paruh baya tersebut sengaja sekali menggoda anak keduanya—yang saat ini tengah menggerutu kesal karena belum bertemu dengan Kiandra selama seharian.

Dipingit, memang menyebalkan bukan?.

"Arghhh!!! Keduluan sama bapak kan?" gerutu Arjuno yang semakin mengundang tawa keras dari Pak Dimas.

DEAR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang