Chapter 13 ; Pengakuan

139 33 6
                                    




Lagi badmood, aku update biar sedikit terhibur




Mau cuap-cuap dikit

Tau nggak guys, aku tuh seneng banget baca komen dari kalian, aku juga sangat menghargai vote kalian. Itu artinya kalian antusias banget sama kelanjutan cerita ini.

So, hargai karya aku dengan memberikan vote dan komentar kalian ya? Karena mendapatkan ide untuk menulis sebuah cerita tidaklah mudah






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pak Dimas memandang keluar jendela dengan wajah terlihat lesu. Senyum sumringah yang biasanya tersemat di wajahnya tak kalah rupawan dari tiga anak bujangnya, kini seolah enggan bertengger disana. Niatnya untuk pulang ke Jogja diundur sampai dua minggu kedepan, berikut acara-acara yang harus diselesaikan sebelum pulang ke kampung halamannya tersebut.

Sayang sekali, lelaki yang hampir menginjak usia 50 tahunan itu harus menelan bulat-bulat seluruh list pada jadwalnya disebabkan oleh tingkah laku putranya-yang tiada habisnya membuat onar. Urusan dengan calon besan belum selesai, sekarang ada masalah lain yang perlu dipercahkan teka-tekinya. Arjuno dan diamnya yang tidak ia ketahui sebabnya.

Genap empat hari setelah putra bungsunya menghadiri pernikahan Regan dan Nadine. Genap empat hari pula, Pak Dimas bolak-balik ke rumah sakit untuk menjenguk seorang pemuda bernama Yudayana. Orang yang telah dibuat babak belur oleh putranya sendiri hingga masuk ke rumah sakit dan menjalani rawat inap. Seluruh biaya pengobatan pun menjadi tanggung jawab Pak Dimas, alih-alih merasa tidak enak hati kepada kedua orang tua Yuda. Sekaligus sebagai bentuk minta maaf atas nama sang putra-yang kelakukannya memang tidak jauh berbeda dengan preman pasar.

"Bapak tidak pernah menyangka ya Arjun. Kelakuanmu itu kayak bocah piyik! Udah gedhe, mbok ya dijaga tindak tanduknya, kamu ndak malu apa?" (Bapak tidak pernah menyangka ya Arjun, perbuatanmu itu seperti anak kecil. Sudah besar, harusnya dijaga segala perbuatannya, kamu tidak malu apa?)

Pak Dimas kembali meluapkan keluh kesahnya. Selama empat hari ini, Arjuno memang telah menelan banyak omelan. Baik dari bapaknya, kakaknya, para sahabatnya bahkan Marsha juga. Wanita satu itu mendapat kabar dari Hilman mengenai kelakuannya yang sempat viral di sosial media akibat direkam oleh salah satu tamu undangan pernikahan Regan dan Nadine.

Sejak saat itu, Arjuno sibuk menyembunyikan wajah dan tubuhnya dari siapapun karena takut mendapatkan cibiran. Rasa menyesal semakin mencuat, bahkan tak hentinya memaki diri karena tingkahnya yang mirip bocah.

"Arjun ndak sengaja, pak." jawab Arjuno seraya mencebik. Ia mulai merasa tidak tahan karena terlalu sering disudutkan.

"Ndak sengaja, tapi bikin punggung anak orang retak," gerutu Pak Dimas.

DEAR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang