Chapter 15 ; Di antara

117 28 10
                                    


Agak panjang dikit
Bacanya pelan-pelan aja







Semoga suka~






Semoga suka~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Takut kenapa?"

"Gue takut lo bakalan ninggalin gue ... "

Kiandra semakin tidak dapat berkata-kata setelah mendengar ucapan Arjuno beberapa menit lalu. Mereka belum pulang, masih berputar-putar kesana kemari untuk mencairkan suasana diantara mereka berdua. Tak lama kemudian, Arjuno membelokkan motornya memasuki pekarangan rumah Kiandra. Membiarkan gadis itu turun dari motornya kemudian melepas helm.

Mereka sempat saling melempar pandang, sebelum terdengar ucapan terimakasih dari Kiandra, namun bukan itu yang ingin didengar oleh Arjuno saat ini. Ia ingin mendengar reaksi dari Kiandra mengenai ucapannya tadi. Tetapi, ia tidak mungkin pula memaksa gadis itu untuk memberikan tanggapan atas ucapannya bukan?

"Arjun ... "

Secepat kilat, Arjuno menatap kembali Kiandra. Jantungnya berdegup kencang dengan kedua manik mata berbinar-binar menunggu apa yang ingin disampaikan oleh temannya itu. Teman? Cih, mengapa sekarang ia benci dengan sebutan itu?

" .... bukan gue yang ninggalin lo, tapi lo yang ninggalin gue. Menghitung hari mulai dari sekarang, lo sama Marsha mau nikah kan? Semoga semua urusan kalian dipermudah sama Tuhan. Sebagai temen yang baik, gue cuma bisa doain yang terbaik buat kalian berdua."

"Tapi Kia .... "

"Jaga baik-baik tuh calon istri lo, gue masuk dulu ya? Makasih juga udah diajakin jalan-jalan sekalian makan telur gulung!" teriak Kiandra sembari melambai-lambaikan tangannya ke arah Arjuno yang masih duduk di atas motornya.

Selangkah demi selangkah ia lalui menuju rumahnya sendiri. Kiandra masuk dengan berderai airmata. Sesibuk apapun dirinya menghapus bulir bening tersebut, tetap saja tidak akan bisa dihentikan semudah itu. Airmatanya terus keluar tanpa henti, hingga dirinya enggan menoleh ke belakang kembali. Ia takut benteng pertahanannya akan rubuh jika dirinya kembali melihat Arjuno. Ia takut usahanya untuk melepas lelaki itu akan terasa semakin sulit nantinya.

Pintu tertutup dengan sempurna, tergantikan dengan tubuhnya yang mulai merosot hingga terduduk di atas lantai. Kedua kaki jenjangnya menekuk sebatas dada, ditenggelamkannya wajahnya sendiri bertumpukan kedua lutut. Menyembunyikan kesedihannya disana dan menangis sejadi-jadinya.

"Sakit banget, tapi gue harus merelakan lo pergi .... " Kiandra menjeda ucapannya sejenak.

" .... padahal gue belum sempet ngomong apa-apa soal perasaan gue sama lo," sambungnya kemudian.

Hari ini seharusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi keduanya karena mereka telah menghabiskan waktu bersama, namun disaat yang bersamaan mereka sama-sama diwarnai kepedihan. Mengenai apa yang terselip di dalam hati masing-masing, tentang rasa yang belum terungkap.

DEAR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang