cherry?

3.2K 532 56
                                    

Satu lagi Yoon Jeonghan kini Jisoo temui.
Tanpa usaha berarti, ternyata kebaikan yang tidak diniatinya di kelas tadi berubah menjadi amal yang langsung dibalas Tuhan.

Lee Seokmin, kau adalah dewa penyelamat.

Tapi lucu juga, bagaimana remaja setinggi 6 kaki ini mengangguk polos kala Jisoo memintanya untuk bertemu dengan sosok malaikat yang tadi Seokmin sebut.

Sepanjang perjalanan, telinganya tak bosan mendengar cerita penuh sirat kejujuran di setiap lantunan.

Agak mengejutkan memang, menemukan manusia di era sekarang yang bukan hanya tampak dari luar, tapi juga dalamnya terkesan bersih. Sangat bersih hingga satu kebohongan pun tak berani singgah ke lisannya.

"Oh iya, ini pertama kalinya aku bawa teman ke rumah.
Kamu suka apa?"

"Hm? Mau menjamuku sebagai tamu, ya?"

"Tentu. Aku cuma ada air putih di rumah, jadi kalau mau sesuatu harus bilang dari sekarang supaya aku bisa mampir cari."

"Kkk~ tidak usah repot. Aku suka air putih kok."

Jawaban Jisoo mendapatkan respon berlebihan dari Seokmin yang ternyata mudah sekali terbawa suasana.

Jelas perkataan final Jisoo melahirkan kebahagiaan, karena kalau boleh bilang secara gamblang, Seokmin ini tak bawa uang sepeserpun. Kalau pun bawa, ia pasti sudah berani ajak Jisoo untuk naik bus ketimbang jalan kaki begini.

Namun alih-alih mempermalukan diri sendiri, ia lebih memilih menggunakan bahasa bermaksud ganda guna lawannya menangkap arti yang ia ingin sampaikan.

Baginya, Jisoo yang telah hidup ratusan tahun pasti tau bagaimana bereaksi ketika pertama kali bertemu dengan Seokmin. Toh, pasti sudah ada puluhan orang yang sifatnya sama seperti pemuda Lee ini di kehidupan sebelumnya.

"Dahulu.. apa kau pernah punya teman sekolah yang masuk karena beasiswa juga?"

"Uh-huh.
Aku pun pernah sekolah karena beasiswa."

"Beasiswa untuk anak pintar pasti, bukan karena anak miskin kan?"

"..benar juga.
Aku baru sadar kalau aku belum pernah terlahir sebagai orang miskin."

"Wow."

"Mungkin nanti.
Takdir tidak ada yang tau."

"Guru rohani ku pernah cerita.
Di semesta ini, ada tiga takdir yang tak bisa diubah."

"???"

"Rezeki, jodoh, dan kematian."

"Pffftt kau percaya?"

"Setelah bertemu denganmu, aku percaya. Kau memenuhi keduanya."

"Dua? Sepertinya cuma satu.
Ya rezeki ku memang tidak berubah dari zaman ke zaman. Tapi kematian-"

"Kau bilang tiap 25 tahun sekali kan?"

"Iya. Baru sepuluh menit lalu aku cerita.
25, kemudian kembali ke 0."

"Berarti aslinya, takdirmu adalah tidak mati di umur 25. Karena kalau menuruti takdir, kematian adalah akhir. Tidak ada namanya kembali ke 0."

Jisoo terdiam sejenak. Entah kenapa perkataan dari manusia biasa ini sangatlah masuk akal sampai makhluk immortal sepertinya tak bisa berkata-kata.

Kalau dipikir lagi, memang sebenarnya reinkarnasi ini adalah kutukan si iblis kan. Sama sekali bukan yang namanya kematian.

"Kita sampai."

"Ini.. rumah?"

"Bekas peternakan sapi, sih. Tapi sudah bersih kok."

Kalau ditanya makhluk apakah Jisoo di dunia aslinya, maka ia dengan bangga akan menjawab;

✓Reincarnated Again & Again [SeokSoo BxB]Where stories live. Discover now