After

3.5K 501 65
                                    

"Kakak."

"Hm?"

"Kenapa setiap cerita peri di perpustakaan ini akhirnya selalu bahagia?"

"Ah. Kau selesai membaca semuanya?"

"Iya."

"Kkk~ anak pintar, kalau begitu nanti aku minta pemilik perpus untuk tambah stok bacaan kesukaan anak-anak sepertimu lagi."

"Ya. Kalau bisa yang tema fantasi peri begini- eh. Belum dijawab pertanyaanku!!"

Pemuda dengan seragam khas pengurus fasilitas umum itu seketika tertawa. Menerima dengan lembut buku pengembalian sang anak, mencatat kembali stoknya dalam komputer, kemudian tersenyum menatap sosok yang masih mendongak di balik counter.

"Dari mana kau tau itu endingnya?"

"Ya kan selesai. Tamat. Itu endingnya."

"Bagaimana kalau ternyata.. kehidupan peri itu tidak pernah ada kata tamat?"

"..eh?"

"Yup. Mungkin di akhir cerita mereka bahagia bertemu keluarga, kekasih, pangeran, apa lah itu. Tapi setelahnya?
Tidak pernah tau kan?"

"....."

"Mau ku beri tau?"

"MAU!"

Sebuah isyarat untuk mendekat diangguki sang anak. Menahan excitement dengan tangan terkepal, bibirnya refleks terkatup tanda fokus seiring dengan alis yang bertaut.

"Mereka.. terbang bebas di sekitarmu."

"Benarkah?!"

"Shhh.. ini rahasia."

"U-um.
Seperti apa mereka?"

"Kecil. Seperti kelingking manusia."

"Tapi di cerita.. mereka digambar seperti seukuran tubuh manusia??"

"Ya.
Karena dulunya penguasa mereka ingin mencari akhir bahagia, makanya memberi kebebasan pada rakyat peri dengan dua pilihan termasuk untuk dirinya. Melepas sayap mereka lalu menjadi manusia, atau tetap menjadi peri cantik dengan sayap tapi tak boleh terlihat manusia."

"Kenapa kalau peri bisa dilihat manusia, memangnya? Aku mau lihat."

"Jangan. Nanti kau jatuh cinta lalu tidak bisa lepas darinya."

"Terkutuk, gitu?"

"Um."

"Tapi bukankah itu termasuk kebahagiaan? Jatuh cinta itu menyenangkan, kata Mama."

"Tidak kalau terlarang.
Tuhan ciptakan kau menjadi manusia, untuk dipasangkan dengan manusia lagi. Bukankah begitu takdirnya?"

"..iya juga.
Kalau begitu aku mau cari manusia yang dulunya peri! Mereka pasti ada di sini, kan?!"

"Tentu."

"Sungguh?!"

"Kkkk~ bercanda.
Serius sekali, aigooo.
Tidak ada peri di dunia ini, Choi Jaehan.. dah sana pulang."

Keluh kecewa terdengar, sebelum seorang pria dengan jaket kulit menghampiri mereka berdua. Alisnya bertaut tanda serius, sama seperti ekspresi si anak tadi.

Yap, benar. Adalah ayah dari Choi Jaehan yang datang. Handphone di tangan kiri, tangan kanan refleks merangkul bocah berusia 9 tahun itu dari belakang.

"Kau kabur ke sini lagi rupanya!"

"Ah! Aaah!!! Tolong penculik!!! Kak Jisoo, tolong!!!"

"Um.. itu papamu.
Annyeong, Seungcheol-ssi."

✓Reincarnated Again & Again [SeokSoo BxB]Where stories live. Discover now