human

2.6K 472 23
                                    

Awalnya mengejutkan memang, bagaimana seorang 'Joshua' selalu saja menempel pada Lee Seokmin, alias anak yang tidak terlalu disegani di sekolah.

Bagi kebanyakan orang, kelebihan untuk bersekolah di swasta elit adalah;
1. Kaya raya
2. Anak pejabat
3. Prestasi penghasil cuan

Apakah sosok yang selalu dibanggakan Jisoo memenuhi satu dari tiga kriteria tersebut?

Tidak. Makanya aneh untuk melihat sepasang sepatu merk ternama selalu berjalan berdampingan dengan sepatu lusuh entah merk apa.

"Seokmin, mau ke kantin?"

"Seokmin! Ikut aku ke perpus!"

"Seokmin tungguuu!!!"

Bukan berdampingan sih. Lebih tepatnya satu mengejar, satu lagi cuma berusaha menjaga jarak karena terlalu peka atas tatapan orang sekitar.

But who cares?!

Orang-orang terlalu berlebihan, menganggap bahwa kemiskinan adalah sesuatu yang akan menular kalau saling berdekatan. Padahal kan tidak.

Makanya Jisoo acuh terhadap tanggapan mereka. Toh lama-lama, bukan Jisoo saja yang ternyata sadar bahwa berteman bisa dilakukan tanpa memandang kasta.

Lihat siapa yang sekarang menjadi rebutan.

"Aku piket hari ini, jadi pulang sekolah kamu tunggu saja di-"

"Ah, Shua-ya.
Lupa.
Aku diminta hadir untuk tugas kelompok sama Yuna dan Mikey. Jadi kita tidak bisa pulang bareng, maaf."

"Oh, okay. Tidak masalah.
Tugas sejarah ya?"

"Um."

"Eyy jangan merasa bersalah begitu wajahnya!
It's okay, no problem."

"Maaf.."

"Besok-besok bisa pulang bareng lagi. Ya kan?"

"A-ah.. itu.. aku tidak bisa janji, tapi nanti ku usahakan."

"Lee Seokmin, bendahara kelas minta bantuan kamu!!"

"Iya, sebentar!"

"Ohoho, sibuk sekali tuan rajin."

"Begitulah.. makanya, maaf kalau-"

"Sshh aku paham, aku paham. Dah sana."

Satu langkah lebih maju, dimana akhirnya Seokmin bisa diakui teman-teman sekelas. Bukan satu dua orang, tapi semua.

Yang baik dan perhatian pada Seokmin, kini bukan Jisoo saja. Progress yang memuaskan, sehingga di awal Jisoo tersenyum lebar.

Di pertengahan, mulai terasa risikonya.

Entah kenapa malah jadi Jisoo yang sering terlihat menyendiri sekarang.

Bukannya ia tidak mau berbaur, cuma ya.. tenaganya tak cukup untuk berteman dengan banyak orang sekaligus.

Iya sih, selama ini kebanyakan waktu dan tenaganya ia habiskan hanya dengan Seokmin. Tapi baru sadar juga kalau ternyata yang tahan dengan moody sikap Jisoo juga hanya Seokmin seorang.

Ia tidak seharusnya merasa 'beda' begini.

Lagipula, bagus dong salah satu misinya sudah berjalan. Hari demi hari, ia bisa melihat Seokmin tersenyum, bersenda gurau dengan teman lain, nyaman membicarakan hal random yang sempat Jisoo curi-curi dengar.

But hey, waktu Jisoo di bumi tidak banyak. Jadi sudahi bersabarnya.

Mari manipulasi Seokmin lagi seperti rencana.

"Besok. Jam 10."

"Huh?"

Jelas yang dititah langsung membeo. Tanpa salam sapa, sosok bermata gelap berdiri tegap di hadapannya yang sedang menutup buku pelajaran.

✓Reincarnated Again & Again [SeokSoo BxB]Where stories live. Discover now