Story Part 11

110 18 3
                                    

Hari ini Ali pulang lebih cepat dari pada hari biasa nya, begitu sampai di halaman rumah, kaki lenjang itu langsung melangkah dan menerobos masuk ke dalam rumah yang selama ini dia tempati bersama belahan hidup nya. Tak sabar ingin segera bertemu dengan istri tercinta dan memeluk nya yang sudah menjadi candu untuk Ali sendiri.

"Loh abang udah pulang? Kata neng tadi kata nya enggak pulang malam ini. " Seorang perempuan yang mengenakan jilbab hitam itu hendak turun dengan perasaan nya yang merasa kaget saat dirinya bertemu sosok Ali, perempuan itu adalah Siti Julia merupakan seorang asisten Prilly yang sudah lama membantu dan bekerja sama.

"Ada deh. " Ali tak memperdulikan Siti, dia langsung menaiki anak tangga dengan bibir yang tersenyum, entah apa yang di pikiran Ali saat ini, Siti yang melihat nya pun merasa heran.

Begitu sampai di depan kamar, Ali langsung mendorong pintu membuat Prilly mendumel.

"Siti bisa enggak si kalau masuk kamar ketuk pintu dulu, jangan nyelonong masuk gitu aja. " Gumam Prilly tanpa sadar siapa yang datang, karena di sini dirinya tengah menggantikan seprei.

Ali tak mengubris omongan Prilly, dia langsung mendekap tubuh istri nya, dan menumpahkan rasa capek nya pada Prilly, kaget, itu lah yang di rasakan Prilly sekarang, dia merasakan kaget dan senang yang sudah bercampur menjadi satu.

"Ko kamu pulang enggak bilang-bilang dulu. " Kepala Prilly menoleh, dan mendapatkan Ali yang tengah memejamkan kedua mata nya, dengan pelukan yang tak pernah lepas sedikit pun.

"Udah kangen banget sama kamu. " Ali menghirup aroma parfum yang tersisa di bagian leher istri tercinta nya.

"Gombal yak kamu. " Prilly tertawa saat mendengar penuturan kata Ali, Ali dari dulu selalu saja memberi gombalan yang membuat dirinya melting.

"Kok gombal, aku serius sayang, apalagi ini ini yang bikin candu. " Tanpa rasa malu, sebuah kecupan mendarat sempurna di area pipi Prilly yang semakin chubby,siapa lagi jika bukan Ali pelaku nya.

"Yaudah kamu istirahat dulu, mau aku bikinkan teh?. " Prilly melepaskan pelukan nya, saat itu juga Ali langsung duduk di tas springbed

"Apa si, kok jatuh nya jadi kayak asisten gitu. " Ini lah yang Ali tak suka, Prilly selalu menawarkan minuman kepada Ali, memang nya dia pembantu yang selalu membuatkan minum untuk majikan nya.

"Kan kamu capek sayang, takut nya kamu mau teh gitu, atau minuman dingin biar aku bikinin. " Jemari Prilly mengelus lembut pipi Ali yang ikut Chubby, entah bahagia atau memang tubuh nya yang sedikit membuncit.

"Enggak, nanti aja, oh iya kemarin lunch sama mama gimana? Seru?. " Tanya Ali dengan senyum tak dapat di artikan, merasa bahagia karena perempuan di hadapan nya ini ialah istri tercinta nya, calon ibu untuk anak-anak nya kelak.

"Seru si tapi. " Prilly menggantung ucapan nya, saat itu juga kedua mata Ali sangat intens untuk mendengarkan ucapan Prilly selanjutnya nya.

"Kenapa? Ada hal apa?. " Tanya Ali penasaran, dia takut Prilly tak nyaman makan siang dengan keluarga nya, takut keluarga nya tidak sederet dengan dirinya, itu lah yang Ali takutkan.

"Kan kemarin aku lunch yak bareng mama, terus aku merasa mual gitu kan, jadi lunch nya kayak enggak leluasa gitu makan nya. " Ungkap Prilly merasa tak puas saat makan siang dengan keluarga suami nya.

"Mual? Kamu makan apa? Pasti makan makanan pedas. " Ali mengelus kepala Prilly, dia begitu khawatir pada kesehatan istri nya.

"Kayak nya asam lambung aku lagi naik tinggi, migrain juga lagi kambuh, ini juga tadi minta siti buat mijit kepala aku, pusing banget sayang. " Keluh Prilly menyandarkan kepala nya pada dada bidang Ali, tempat ternyaman untuk seorang Prilly berasa di dekapan Ali.

Kekuatan CintaWhere stories live. Discover now