Story Part 20

112 14 2
                                    

Di kawasan daerah Bandung ada sebuah acara pernikahan yang berasal dari keluarga Ali, orang yang akan menikah hari ini adalah sepupu Ali dari mendiang ayah nya. Ali sendiri ikut menyaksikan acara sakral tersebut karena acara ini sangat penting untuk keluarga besar nya, tidak lupa juga dengan mengajak kedua orang tua Prilly yang sudah Ali anggap sebagai orang tua nya sendiri, Ali tidak pernah membeda-bedakan keluarga nya, semuanya terlihat sama di mata Ali.

"Cantik banget bumil" Puji Ali tengah bersandar di dinding dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana tidak lupa dengan senyuman yang mengembang di bibir tipis nya.

"Enggak usah gombal" Prilly menghampiri Ali dan melingkarkan tangan nya pada lengan kekar Ali.

"Bukan gombal, emang itu kenyataan nya" Seru Ali tertawa pelan, melihat wajah Prilly merona merah dan seperti nya Prilly tengah merasakan yang namanya blushing.

"Oh jadi selama ini aku enggak cantik" Prilly mengerucut kan bibir nya hal itu membuat Ali semakin gemas.

"Cantik, hari ini beda cantik nya doubleadittegas dan semakin keliatan" Takut salah ucap akhirnya Ali merapikan anak rambut Prilly dan menyisipkan ke belakang daun telinga nya.

"Nanti berantakan rambut nya sayang" Rengek Prilly saat menyadari tangan Ali begitu aktif bergerak di atas kepala nya dan Prilly sendiri hafal dengan gerakan yang di lakukan oleh Ali.

"Shut" Telunjuk Ali berhasil mendarat di permukaan bibir tipis Prilly, lalu menangkup pipi Prilly yang semakin chubby dan sebuah kecupan mendarat sempurna di bibir tipis Prilly.

"Sayang kebiasaan yak! Gimana kalau ada orang di sini? Emang kamu mau ada berita Prilly Latuconsina dan Aliando Syarief kepergok berciuman saat menghadiri acara pernikahan " Prilly merasa kesal dengan aksi Ali dan membuat jantung nya berdegup tidak karuan takut ada seseorang yang memfoto dirinya secara diam-diam.

"Mau gimana lagi? Udah kerjaan nya kayak gitu, jadi yak it's ok" Ali mengedikkan kedua tangan nya dan tidak mempermasalahkan atas aksinya.

"Ih kok gitu si" Rengek Prilly tidak terima dengan ucapan Ali.

"Sekarang kamu harus terbiasa dengan situasi yang baru sayang" Ujar Ali melingkarkan tangan nya ke pinggang Prilly sangat posesif.

Prilly tidak mau kalah dengan sikap Ali, tangan nya ikut melingkar indah di pinggang Ali, dan siap ke lobby hotel.

"Kok kayak nya kita doang yang baru datang? Mama udah datang? " Tanya Prilly saat kakinya berpijak di atas hiasan rumput dengan tangan yang tidak pernah lepas.

"Udah, kamu tidur nya nyenyak banget" Balas Ali santai.

Begitu Ali dan Prilly melintas, ada seorang perempuan paruh baya dengan kulit nya yang keriput namun wajah nya terlihat cantik meskipun usia nya sudah berkepala 6, siapa lagi jika bukan nenek Ali yang sering di juluki dengan sebutan mamih

"Assalamu'alaikum mih" Seru kedua nya saat bertemu dengan perempuan paruh baya itu dan tidak lupa mencium punggung tangan nya dengan sopan menandakan sebuah kehormatan untuk orang yang lebih tua.

"Ali baru datang? Prilly duduk nak"seru nenek Ali mengusap lembut punggung Prilly.

" Mamih apa kabar? "Tanya Prilly memeluk nenek Ali dan tidak lupa dengan ritual perempuan yaitu cipika cipiki.

" Alhamdulillah sehat nak, Prilly gimana kabar nya? Mamih dengar kamu hamil apakah benar itu nak? "Tanya mamih hanya memastikan takut telinga salah mendengar.

" Alhamdulillah mih, do'ain yak mih semoga aku dan baby sehat" Balas Prilly dengan senyuman yang terpancar di wajah cantik nya.

"Alhamdulillah kalau gitu, mamih do'ain semoga bayi nya sehat, dan jadi anak yang sholeh sholehah serta bisa menjadi kebanggaan kalian" Tangan nenek Ali mengusap perut datar Prilly berharap bayi yang di dalam perut Prilly merasakan kasih sayang dari nya.

Kekuatan CintaWhere stories live. Discover now