6. Orang itu

74 29 15
                                    

Haii!!
Gak usah banyak basa-basi kita langsung lanjut biar kalian gak penasaran.
saya ingetin kembali, kalo kalian suka jangan lupa vote Oke?
*
Happy reading..

Bara yang sedang disandera, mencoba berbagai cara untuk melarikan diri, akan tetapi hasilnya nihil, karena setiap menit sekali ia diawasi oleh beberapa orang lainnya.

Datanglah pria tersebut sembari memegang sebuah pisau tajam ditangannya, entah apa yang ingin ia lakukan.

Bara spontan terdiam mematung, kringat dingin perlahan berlumuran diwajahnya.

Pria itu berjalan mengelilingi Bara dengan tatapan yang tajam. Ternyata ia hanya melontarkan beberapa pertanyaan kepada bara, sembari menyodori sebuah pisau dileher bara. Bara yang sedikit ketakutan hanya bisa terdiam dengan kringat dinginnya.

"Dimana dia?," Sentak pria tua.

Bara dengan Gugup melirik-lirik siPria ketakutan menjawabnya. "Di-dia siapa?," balas bara terbata-bata.

"Awann!!." Sentak pria itu lagi.

Entah siapa dan kenapa pria tersebut menanyakan soal Awan, dan apa hubungannya sama Awan?.

Bara pun begitu terkejut mendengar nama Awan diucapkan oleh pria itu, alhasil bara kebingungan harus menjawab apa, karena ia takut akan terjadi hal negatif kepada Awan. Bara hanya bisa membatin.

"Ko dia nanya Awan ya? Apa yang mau dia lakuin sama siAwan? gue harus lebih hati-hati ini mah," batinnya.

Beberapa menit setelahnya, bara hanya terdiam didepan sang pria dan tak menjawab pertanyaannya barusan.

"JAWABBB!!" Sentak sang pria, dengan pisau dipegangnya yang berada diposisi leher bara.

Tubuh bara bergerak cepat terkejut. Memejamkan matanya. "Gatau, " balasnya  berbohong.


Pria itu terus menerus mengancam bara dengan menyayat tipis tak menempel pisau itu kearah leher Bara. "Liat pisau ini ada dimana?, " Umpatnya geram.


Mata bara melirik tajam kearah pisau yang tepat berada dilehernya itu menjawab jujur dengan watadosnya.

"Di leher om, "

Pria itu semakin kesal oleh ucapan konyol bara yang seakan tak memperdulikan ancamannya, semakin menekan nada biacara. "Mau saya gesek?, Hm?, " Tekannya.

Bara menggeleng cepat kepalanya, dan lagi-lagi menjawab dengan jawaban konyol. "Jangan om, saya bukan mbe yang bisa di kurban, daging saya juga rasanya kek daging tikus, " ucap bara menghasut bodoh.


siPria mencoba menurunkan Amarahnya, menghela nafas kecil.

"Jangan main-main sama saya," sotonya.

Lagi-lagi jawaban Bara memancing Emosi. "Iya saya juga maunya diseriusin kok, "

Ucapan demi ucapan bodoh bara lontarkan kepada pria tersebut. Dengan sergap bara menendang burung sang pria yang membuatnya meringis kesakitan. Ternyata sedari tadi bara berhasil melepaskan ikatan yang ada ditangannya. Bangun dari kursi dan menghajar beberapa komplotan disana.

Bara pun berlari tanpa arah sekuat tenaganya untuk menghindari komplotan itu. Dan bersembunyi di sebuah semak-semak, beberapa menit ia berdiam diri disanah, tak sengaja ada suara gadis yang memanggilnya dari belakang.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang