Awan Untuk Langit [ SUDAH TERBIT ]

14. Pahlawan

Halooo
Apa kabar semua?
Makasih sudah mau baca sejauh ini
_
_

Part ini akan sepenuhnya mengandung Flash back!!!
_

Enjoyy!!!!

#15 Juni 2005

Awan, menatap kosong anak-anak yang sedang bermain mobil remote, pesawat mainan, serta topeng robot yang dipakai beberapa anak diseberang jalan, tepat disebuah taman bermain yang ingin sekali ia kunjungi.

Paula yang melihat anaknya melamun, langsung menyauti sang anak. "Awan..kemari nak..," sautnya.

Awan spontan menoleh kebelakang dengan cepat menghampiri ibunya itu. "Oke Buu..." Balasnya berlari pelan.

Paula memegang sebungkus roti sobek, ia sembunyikan siroti dibelakang tubuhnya, bertujuan memberi Awan kejutan. "Kamu laper gak?," Bujuknya.

Tanganya mengayun perlahan kedepan memberikan roti itu kepada sang anak, "tadaa ini roti kesukaan muu..." Seru Paula.

Awan tak merespons sama sekali, ia hanya terdiam menatap melas ibunya seraya menggeleng pelan kepalanya.

Paula pun ikut terdiam heran, melihat Awan seperti mengenginginkan sesuatu. "Kamu kenapa,?" Tanya Paula.

Awan menunjuk jari telunjuknya kearah sebrang jalan itu, tepat pada anak-anak yang sedang bermain ditaman, Paula yang melihat tangan mungil anaknya, spontan bertanya. "Kamu mau bermain,?" Tanya Paula.

Awan kembali menggeleng pelan kepalanya itu, ia malah mengalihkannya ke sebuah pesawat mainan sedang terbang yang dikendalikan oleh salah satu anak menggunakan remote.

Mata Paula berkaca-kaca, mimik mukanya perlahan menurun ditutupi senyuman. "Kamu mau pesawat?," Tanya Paula lembut.

Awan mengangguk kencang dengan senyumnya yang begitu lebar, menunjukan salah satu keinginannya.

"Lihat itu, pesawatnya kecil, yakin Awan mau?, Kayanya yang besar lebih enak deh Wan, kita bisa naik dipesawat itu," ujar Paula seraya menundukkan sedikit badan untuk menyetarakan tubuh Awan.

"Gimana calanya Awan punya pecawat gede ibu?," Ucap bocah polos itu.

"Ibu kan pernah bilang sama kamu?, Yakin kamu lupa sayang?," Balasnya.