11. Kisahku 'Aura'

64 23 5
                                    

Halo
Udah part ke 11 nih yuk kita lanjut
*
*
Happy Reading!!!

Antrian Pasien pun dilanjutkan oleh nama Awan, Awan yang merasa dirinya terpanggil oleh dokter bergegas menemuinya.

Diruang periksa, Dokter memeriksa beberapa luka yang dialami oleh Awan, khabar baiknya, Awan hanya mengalami luka ringan saja, pada saat beberapa waktu diperiksa, tak sengaja ia melihat sebuah kertas ronsen dibawah kasur priksanya.

Awan menundukkan badannya bertujuan mengambil kertas Rosen itu.

"Dok, ini punya siapa?, " tanyanya seraya memberi kertas ronsen tersebut.

"Ohh, mungkin ini punya pasien yang barusan keluar, sebentar saya panggil suster, " balas dokter itu.
Awan spontan mencegat dokter untuk memanggil suster.

"Dok gak usah, ini punya teman saya, biar saya saja yang ngantar, " ucapnya.

"Kamu yakin?, "

"Iya dok, "

Setelah keluar dari ruang periksa, Bara yang sedari tadi menunggu depan pintu, mimik wajah paniknya itu begitu terlihat, dengan sergap ia langsung menanyakan khabar temannya.

"Gimana keadaan lu Wan?, gak papa kan?, " tanya Bara cemas dengan memeriksa kanan kiri tubuh awan.

Awan dengan santai menjawab.

"Iya aku gak papa,"

Bara yang melihat kertas yang dipegang Awan pun reflek menanyakan kertas tersebut. "Itu apa Wan?, "

Awan melihat tangannya yang sedang memegang kertas ronsen kembali melihatnya. "Ohh ini, ini punya si Aura kayanya ketinggalan, kamu tau rumah dia?, "

Bara mencoba untuk mengingat kembali rumah yang pernah tak sengaja ia kunjungi. Memutar kedua bola matanya.

"Oh rumah siAura ya tau lah deket ko, "

Tak banyak yang mereka bicarakan, Awan dengan cepat langsung menarik tangan bara menuju pintu keluar rumah sakit, pergi menuju Rumah Aura untuk mengembalikan kertas ronsennya itu.

Mereka berjalan perlahan diarea kompleks perumahan dengan melihat-lihat beberapa rumah disana. tak berselang waktu lama. "Ini Wan Rumahnya, " tunjuk Bara.

"Kita langsung ketuk aja pintunya, " ajak Bara.

Tokk tokk tokk...

Assalamu'alaikum..

Sang nenek yang sedang membaca selembar koran diruang tamu mendengar ketukan pintu itu sedikit terkejut langsung menghampiri sumber suara dengan segan membukakan pintu.

"Iya nak, Walaikumsalam, nyari siapa?, " Ucap sang nenek bertanya.

Awan menyodorkan tangannya dan menaruh tangan si nenek ke-keningnya untuk bersalaman.

"Auranya ada nek?," Tanya Awan.

"Ohh, Aura, adaa, sebentar nenek panggil yaa,"

"Auraaaa....," Sautnya.

Iyaaa nekk..

Aura yang merasa dirinya di panggil bergegas menemui sinenek. Spontan Ia melebarkan bola matanya bingung, melihat keberadaan kedua teman barunya itu. " Hah?, Kalian?, kenapa ada disini?, " tanyanya.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now