7.bertemu

68 28 4
                                    

Haloo..
Udah part tujuh nih
Gimana menurut kalian cerita ini?
Kalo ada yang kurang komen aja ya
*
Jangan lupa vote kalo kalian suka
*
Happy reading.


Kini Bara berada di sebuah toko, untuk membeli sebotol minum, ternyata ada Gebby juga disanah, karena melihat Bara yang sedari tadi ada disitu, Gebby pun menanyakan kabar Awan.

"Hai Bar, keadaan Awan gimana?," tanya Gebby.

Gebby menanyakan hal itu karena ia tau kalau Bara adalah teman terdekat Awan.

Bara spontan terkejut kebingungan tak tau apa-apa menjawab kaget pertanyaan tersebut.

"Hah?Awan kenapa?," sentak Bara membesarkan matanya.

"Masa lo gak tau sih, dikira lo tau,"

"jadi kemaren di birthday party gue ada keributan, nah gak sengaja Awan kena sasaran," penjelasan Gebby.

"Hah? Serius Lo?," balasnya terkejut.

"Serius lah, lagian kemaren lo kemana aja sih, hah?, " Sorot Gebby.

Bara pun langsung menarik tangan Gebby untuk menemui Awan.
"Ceritanya panjang, mending sekarang kita kerumah Awan,"

Gebby pun menyetujui hal itu.
"Hm, yaudah ayo, kebetulan gua lagi gak sibuk, "

Mereka memutuskan untuk pergi kerumah Awan. Sesampainya, tak ada tanda-tanda keberadaan Awan. Mereka pun langsung panik, bagaimana tidakz posisi Awan saat itu masih belum stabil dari sakitnya.

Bara yang panik langsung mendobrak masuk rumah Awan, dan ternyata memang tak ada siapapun disana.

"Bar, Awan kemana," saut Gebby dengan nada panik.

"Ya lo jangan tanya gue goblok, jelas-jelas gue sama lo, ya mana gue tau," balas Bara.

"Terus kita harus cari kemana?,"

"Ikut gue," ajak Bara menarik tangan Gebby lagi.

"Kemana anjir, " jawab Gebby kesal.

*****

Awan yang masih dengan posisi sama, di sebuah kursi dengan tali yang diikat melilit di tubuhnya, sembari dipaksa untuk menuruti apa kata pamannya itu.

Karena Awan menyetujui harta waris itu, coretan demi coretan Awan lakukan di kertas tersebut. Karena keinginan sang paman sudah dituruti kini Awan berhasil dibebaskan dari gubuk tersebut.

Setelah berjalan beberapa meter, dengan keadaan tubuh yang lemas, Awan berencana duduk di sebuah halte buss.

Berjam-jam ia habiskan di halte itu de ngan keadaan tertidur, tak sengaja ada sebuah mobil hitam berhenti didepan halte tersebut.

Pintu mobil terbuka, turun dua buah kaki seorang pria dengan sepatu pantofel hitam, celana jeans, dan tubuh berjaket kulit disertai kalung rantai emas di dadanya. Menghampiri Awan yang sedang tertidur.

"Permisi," ucap sang pria sambil membangun pelan tidur Awan.

Awan pun terbangun dari tidurnya dan sedikit kebingungn dengan keadaan pria tersebut.

"Ohh iya, a-ada apa mas?, " tanya Awan.

"Butuh tumpangan?, keliatan masnya lagi sakit, " tawar sang pria itu dengan menyodori tangannya.

"Gausah mas, ngrepotin," tolak Awan.

"Gak ngrepotin ko, kebetulan saya lagi pengen keliling-keliling daerah sini, ayo dari pada disitu, nanti kondisinya makin memburuk," sedikit paksaan dari pria tak dikenal.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now