18. see you

46 12 1
                                    

Haloo semua!!
Makasih yang udah mau baca sampai sini. Dipart ini bakal banyak adegan seru loh.
-
Jangan lupa bantu Vote makasih.

Malam itu, Awan yang sedari tadi sedang menulis dan membaca beberapa buku dimeja belajar, kini mulai kelelahan dan memutuskan untuk merapihkan tempat tidur untuk beristirahat

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Malam itu, Awan yang sedari tadi sedang menulis dan membaca beberapa buku dimeja belajar, kini mulai kelelahan dan memutuskan untuk merapihkan tempat tidur untuk beristirahat. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh bunyi nada dering ponsel yang berada dimeja belajarnya. yang ternyata itu panggilan telepon dari Bara.

Derrtt..derrtt..

"Halo bar? kenapa?"

"Ada yang mau gue omongin Wan, besok kita ketemu ya, ajak El."

Belum menjawab, Bara langsung menutup telepon begitu saja, hal itu membuat Awan kepikiran dan kebingungan dengan ucapan Bara barusan.

Kini Awan sudah memiliki ponsel genggam pribadi, pemberian dari El, sahabatnya. Salah satu tanda permintaan maafnya lagi. Karena ia ingin sahabatnya itu tidak ketinggalan zaman.

Karena sudah larut malam, tepat pada pukul sebelas kosong-kosong, Awan mengurungkan pikirannya sejenak untuk beristirahat. Karena besok pagi ia harus berangkat kesekolah.

****

Pagi harinya, Awan menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah, ia mulai mengancing kanci baju kemeja putih, memakai dasi sekolah, dan sabuk. Tepat pada pukul kosong empat pagi, seperti biasa ia berjualan sejenak sampai waktu sekolah tiba. Awan dengan penuh semangat pergi kepasar untuk mengambil barang titipan.

Sampai tak terasa, kini sudah waktunya Awan berangkat. Beberapa jam ia menunggu kehadiran Bara yang senantiasa menjemput untuk berangkat bersama. Akan tetapi, Bara masih tak kunjung datang. karena waktu yang mungkin akan banyak terbuang dan memperlambat dirinya untuk masuk sekolah, Awan pun tak banyak fikir berlari pelan menghampiri angkutan Umum yang tak jauh dari tempatnya.

Telah sampailah Awan digerbang sekolah Garuda. Pak Nono yang menjabat sebagai satpam, dengan Ramah menyapa Awan. "Selamat pagi Wan," sapa pak Nono.

Awan menjawab dengan senyum lebar seraya menundukkan sedikit badannya.
"Pagi pak," balas Ramah Awan.

Kini ia tak lagi terlambat seperti biasanya. Karena tak banyak kendala yang ia dapatkan saat ini, semuanya berjalan mulus. Tapi hatinya masih gelisah oleh percakapannya dengan Bara semalam, ditambah kini tak ada tanda-tanda temannya itu.

Awan yang masuk kelas, melihat keseliling mencari Bara. Dan tak ada Bara disana. Karena jam pelajaran akan segera dimulai. Awan terus mencoba berfikir positif dengan temannya itu.

Bu Lina yang masuk, dengan semangat menyapa para murid. "Selamat pagi semuanya, how are you,?" Seru Bu Lina.
Ia pun mulai mengabsen para murid satu persatu.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt