Dua

129K 9.2K 77
                                    


"Waktunya Ameera tidur, saya akan bawa dia ke kamarnya"

"Loh ini masih setengah 8 pak, nanti dulu" ucap Zayna yang masih belum puas bercanda dengan putrinya itu

"Dia sudah mengantuk"

"Matanya masih lebar gini pak, nanti deh" mohon Zayna

"Oke setengah jam lagi"

Zayna mengangguk senang sungguh ia belum siap hanya berdua dalam satu kamar dengan Agrata apalagi membayangkan malam pertama, sungguh ia tak sanggup.

"Ameera berapa tahun pak ?"

"2 tahun 1 bulan"

"Bu Bu"

"Iya sayang, duh cantik banget sih, bunda gemes sama kamu" ucap Zayna lalu memeluk dan menciummi wajah Ameera

Tak lama Agrata langsung menggendong Ameera untuk diberikan pada susternya

"Eh eh pak, pak" ucap Zayna kaget karna tiba tiba Ameera digendong Agrata begitu saja

"Huaaaaaa bu Bu" tangis gadis kecil itu pecah saat digendong ayahnya untuk tidur dengan susternya

"Dak au dak au, bu buuu"

Zayna langsung mengenakan jilbab instannya lalu mengejar Agrata

"Pak, udah tidur sama kita dulu, kasian Ameera"

"Bu Bu" ucap Ameera mengulurkan tangannya lalu langsung diambil oleh Zayna

"Tidurkan dia, lalu berikan pada susternya, dia tetap tidur dengan susternya"

"Kenapa gak disini saja pak"

"Saya ingin buat adik untuknya" ucap Agrata dengan enteng lalu kembali ke kasurnya

Zayna menahan nafasnya sejenak lalu kembali menormalkan mimik wajahnya

"Bobo sama bunda yah, sini peluk bunda" ucap Zayna yg sudah ada diatas ranjang berbaring miring menghadap Ameera dan Agrata

Zayna memandangi wajah Ameera yang begitu mirip dengan ayahnya, matanya bulat, hidungnya sedikit mancung, pipinya yg tembam begitu menggemaskan apalagi saat sudah mulai tertutup mata itu, Zayna tak henti hentinya mencium wajah Ameera

"Sudah tidur ?"

"Sudah pak tapi baru merem, nanti bangun kalau di gendong"

"Huffttt jangan lama lama"

Setengah jam berlalu, Saat Agrata akan membawa Ameera ke susternya ternyata Zayna pun sudah ikut tertidur dengan tangan memeluk putrinya

"Terimakasih sudah menerima anak saya dengan baik, semoga ini selamanya" ucap Agrata sembari mencium kening Zayna.

Agrata membawa Ameera ke dalam kamarnya dan diserahkan pada susternya.

Setelah itu ia tak langsung masuk ke kamarnya, dia berjalan ke belakang rumah, tepatnya di teras yang mengarah ke kolam renang.

Suasana malam ini begitu sunyi, para pelayan sudah pada istirahat di kamarnya.

Padahal ini baru jam 9 kurang, namun memang Agrata mendisiplinkan pekerjanya agar jam 8 sudah selesai semua pekerjaan dan bisa istirahat.

Ia membuka hpnya mengecek beberapa pekerjaan untuk besok, tak lupa ia juga mengecek beberapa email yg masuk, ia juga membalas ucapan selamat dari kerabat yg tau bahwa ia sudah menikah lagi.

Cukup lama ia disana hingga pukul 10 malam, Agrata masih setia duduk diteras itu.

"Pak" panggil Zayna saat sudah bangun tak melihat suami dan putrinya

"Kenapa bangun ?" Tanya Agrata

"Belum Sholat isya, tadi baru Sholat, bapak sudah Sholat ?"

Agrata tak menjawab, ia kembali fokus dengan Hpnya.

"Tolong bikinkan saya teh Mint jangan kasih gula" ucap Agrata yang langsung dianggukki Zayna

Zayna masuk kedalam dapur lagi lagi ia dibuat takjub dengan kemewahan yang ada disini, dapur sebesar kamarnya

Zayna mencoba mencari dimana teh yanh dimaksud sang suami, karna begitu banyak alat didapur ini

"Nyonya mencari apa ?" Tanya salah satu pelayan yang baru masuk ke dapur

"Oh ini, teh Mint dimana ?"

"Oh teh untuk Tuan Agrata, ini Nyonya, mau saya buatkan ?"

"Gak perlu, saya saja, oh ya nama kamu siapa ?"

"Saya ningsih nyonya"

"Oh, iya"

Dengan cekatan Zayna membuatkan teh untuk sang suami, meski ia tak tau takaran khusus untuk suaminya namun bermodalkan basmalah smoga tak di muntahkan

"Mari Mbak ningsih saya duluan" ucap Zayna saat sudah selesai membuatkan 2 teh, teh Mint untuk suaminya dan Teh Melati untuk dirinya

"Baik nyonya"

Zayna membawa kedua teh dalam nampan itu keteras, terlihat Agrata menyandarkan badannya dishofa dan memejamkan matanya

"Pak" ucap Zayna lembut sembari memegang tangan sang suami

Yang dibangunkan sedikit terjingkak lalu menormalkan duduknya, ia menerima minuman dari Zayna, menghirupnya sebentar lalu menyesapnya perlahan

"Emm pak"

"Hm"

"Besok aku berangkat pakai apa yah, motorku dirumah Umi"

"Bareng saya"

"Jangan pak, nanti pada curiga"

"Ck, yang minta di privasi siapa"

"Ya kan takut dihujat gitu pak"

"Makanya saya sudah bilang adakan resepsi, saya gak masalah keluar uang banyak"

"Bukan gitu, aku takut dikira pelakornya bapak dan bu Zea, bapak dn bu Zea kan baru beberapa bulan cerai" ucap Zayna tertunduk

"Saya dan Zea cerai real karna kesepakatan berdua, saya menikahi kamu karna ada cinta yang memikat diantara kita, gak perlu khawatir"





























₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩

Di bayangan kalian Zayna itu siapa ?
Agrata itu siapa ?

Zayna 22 thn
Agrata 32 thn

ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang