Tiga

123K 7.7K 58
                                    


"Sudah malam, masuk, angin malam tidak baik" ucap Agrata sembari berdiri

Zayna mengangguk dan membereskan cangkir yg tadi ia bawa namun terhenti karna ucapan suaminya

"Letakan disitu saja, itu bukan tugas kamu" ucap Agrata lalu menggandeng Zayna menuju kamarnya.

Agrata langsung masuk ke dalam kamar mandi yg ada dikamarnya untuk mengganti pakaian, sementara Zayna sudah berganti pakaian sejak sholat isya tadi

Gadis itu memilih berbaring di ranjang sembari memainkan Hpnya. Banyak kawan kuliahnya yg menyampaikan selamat, karna mereka tau pernikahan Zayna

Satu yang ada difikirannya sekarang, bagaimana jika orang kantor tau, apakah dia harus resigh dan fokus merawat Ameera, tapi menjadi sekertaris adalah impiannya sejak sekolah dibangku SMK

"Ekhem"

Lamunan terbuyarkan dengan suara deheman sang suami yg baru keluar dari kamar mandi, mengenakan piama yang sama dengannya.

"Sudah malam, taruh hpnya terus tidur"

Zayna mengangguk dan menaruh hpnya sembari di cas, ia menarik selimut menutupi dadanya, ia melupakan ucapan Agrata yg mengatakan ingin membuat adik untuk Ameera

"Kau lupa tadi saya bilang ingin buat adik untuk Ameera ?"

Zayna yg sudah terpejam pun kembali membuka matanya, ia baru teringat sekarang, demi apapun dia belum siap, tapi jika ia menolak, semalaman ini ia tidur dengan penuh laknat.

Hal yang sudah dibayangkan pun terjadi, hanya Allah dan keduanya lah yang tau apa yang seharusnya terjadi di malam ini hingga dini hari

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><

Pagi ini Zayna sudah bersiap mengenakan seragam yg biasa ia pakai, tak lupa jilbab Syar'i yg selalu menutupi bagian kepalanya. Namun ia belum mengenakannya, ia masih bersiap dengan skincare dan makeup khasnya yg tipis.

"Jangan cantik cantik, cantikmu hanya buat saya" ucap Agrata mencium bagian leher Zayna menimpulkan sebercak warna yang sama dengan sebelahnya, meski tak terlalu banyak namun bisa bahaya kalau ketahuan

"Iya pak" jawab Zayna lalu memakai bedak dibagian wajahnya

"Kalau masih sakit, libur saja dulu, nanti saya buatkan surat izin"

"Gak perlu pak, sudah minum obat insyaAllah sudah gapapa"

"Ya sudah saya tunggu dimeja makan, jangan pakai lipstik merah"

Zayna memandang sang suami yg tengah keluar dari kamarnya dengan mengerutkan dahinya

"Sejak kapan aku pake warna merah ? Perasaan warna nude terus deh" monolog Zayna lalu mengoleskan lipstiknya dan memasang hijabnya

Yak sampai 10 menit Zayna selesai dan menyusul sang suami yang sudah duduk bersama putrinya.

"Ih anak bunda cantik sekali dikuncir dua begini" ucap Zayna sembari mencium kedua pipi Ameera

Gadis kecil itupun tertawa mendapat ciuman dari sang bunda sambung

"Saya tidak ?" Tanya Agrata

"Hah ?"

"Ko cuma Ameera yang dicium ?"

"Apaan sih pak" ucap Zayna tertunduk malu lalu fokus pada sang putri yang sudah bisa menyuapkan makanan sendiri karna memang Agrata mengajarkannya mandiri

"Aduh pinter banget makan sendiri sayang" puji Zayna

"Hehehehe bu bu" Ameera memberikan sesuapan untuk Zayna namun langsung di suapkan lagi untuknya

"Duh jailnya, makan yang kenyang yah sayang"

"Kamu juga makan sebentar lagi berangkat ke kantor"

"Iya pak"

Zayna menyuapkan pancake kemulutnya sembari sesekali mencium pipi Ameera yg gemas, bagaimana tidak, pipinya begitu gembul saat mengunyah makanan membuat Zayna semakin gemas pada putri sambungnya itu.

Agrata yg melihatnya pun tak kalah bahagia karna Zayna bisa menerima putrinya dengan baik bahkan dari awal tak mengatakan bahwa dia adalah putri sambung, namun dia adalah putrinya.

"Ini kunci mobil bisa kamu pakai untuk ke kantor atau kalau mau keluar jalan jalan" ucap Agrata memberikan kunci mobil dari saku celananya

"Emmm gapapa kok pak barangkali mau bareng"

"Saya tau kamu gak nyaman, pakai saja, ini sudah atas nama kamu, ini mobil kamu"

"Makasih pak"

"Sama sama"

Acara sarapan pun selesai, Zayna berjalan menuju kamar untuk mengambil tasnya.

Ia hendak berpamitan namun ternyata sang suami sudah didepan tengah berpamitan dg Ameera

"Ayah kerja yah, nanti pulangnya jalan jalan sama Bunda, Ameera yang nurut yah sayang" ucap Agrata sembari menciumi wajah putrinya

"Bunda juga izin kerja dulu yah sayang, cantiknya bunda nanti ketemu lagi"

Tak seperti biasanya, Ameera menangis keras saat Zayna dan Agrata hendak masuk ke mobilnya masing masing, Zayna yg sudah membuka pintu mobil langsung berlari dan menggendong gadis berkuncir dua itu

"Bu bu kut"

"Nanti sore yah sayang, nanti sore jalan jalan sama bunda dan ayah yah" ucap Zayna sembari menimang nimang Ameera

Agrata hanya melihat saja, hatinya menghangat menatap sang putri yg bahkan enggan berjauhan dengan Zayna walaupun baru bertemu sehari.

Maklum saja semenjak bayi Ameera tak merasakan kasih sayang sang ibu, ibunya terlalu sibuk setelah melahirkan hingga diusia Ameera yg baru 1 tahun kedua orang tuanya cerai membuat gadis kecil itu tak merasakan hangatnya dekapan ibunya. Setelah perceraian setahun lalu, Zea ibu dari Ameera sama sekali tak menjenguk anaknya itu

"Sama sus dulu yah, sama bundanya nanti sore lagi, anak pinter, anak sholehahnya bunda gak boleh cengeng, nanti pulang main lagi sama bunda yah" ucap Zayna setelah Ameera tak lagi menangis

"Langsung ambil dan bawa masuk, saya dan Zayna mau ke kantor" perintah Agrata pada susternya Ameera dan langsung diangguki dan dilaksanakan.























₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩

ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang