Sembilan

72.1K 5.3K 72
                                    


Malam ini hujan deras menerpa kota, membuat hawa dingin begitu menusuk tubuh, Zayna membesarkan suhu AC agar tak terlalu dingin.

Ia ingin sekali mematikan AC dikamarnya namun suaminya sangat tak bisa hidup tanpa AC, baru sebentar mati lampu saja keringatnya sudah seperti habis maraton.

"Itu bunda tuh, mau tidur disini lagi sama Ayah bunda ?" Ucap Agrata sembari menggendong Ameera menunjuk ke Zayna yg tengah merapikan kasur

"Eh ada Princessnya Bunda, sini nak" ucap Zayna mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Ameera

"Sini Bun" ucap Agrata menarik kearah kasur

Ketiganya bercanda gurau diatas kasur dengan Ameera yang menjadi bahan tawanya

Agrata sungguh tak menyangka semudah itu keduanya saling menerima, Zayna dan Ameera seperti sudah dipersiapkan untuk bertemu.

"Dah bobo yuk dah malem" ucap Zayna sembari menarik selimut menyelimuti putrinya

"Yayah bobo"

"Iya ayah juga bobo, dah sekarang Ameera merem yah" ucap Agrata sembari mengelus kepala putrinya

Ameera langsung membalikkan badan menghadap Zayna dan langsung meminta dipeluk.

"Sekarang jadi anak bunda yah, bukan anak ayah" ucap Agrata lagi sembari mencium kepala putrinya

Tak lama Ameera terlelap dan Agrata langsung menggendongnya untuk diberikan pada susternya.

"Kenapa gak disini aja yah" tanya Zayna saat Agrata baru masuk ke kamarnya

"Malam jumat Na"

"Hais mesum"

"Hahahaha"

><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>

"Eh tadi ada Bu Zea tau masuk keruangan pak Agrata, duh ada yang mau CLBK pasti" ucap Raya yg sedang ada di pantry kantor.

Dihari jumat kantor memang sedikit longgar, lihatlah jam 10 siang Raya, Jesi dan Zayna sudah duduk di Pantry sembari meminum kopi

"Kapan ? Aku baru keluar dari ruangan pak Agrata" balas Zayna

"Ih baru tau Zay, kamu masuk kan jam setengah sementara bu Zea masuk jam 9nya pas aku mau ke ruangan kamu" ucap Raya

"Tapi ko aku gasetuju yah kalo bu Zea dan pak Agrata balikan, kaya kasian gitu liat pak Agrata yang diselingkuhin terus" ucap Jesi

"Bener banget sih tapi kan mereka udah punya anak, anaknya pasti butuh bu Zea buat jadi ibunya" jawab Raya

"Yakan bisa pak Agrata nikah lagi gitu sama wanita lain yg lebih baik, lagian tadi bu Zea kesini aja pakenya ketat banget, mana menor lagi dandananya"

"Udah biasa ege, lo lupa tampilan bu Zea emang dari dulu begitu"

Zayna hanya terdiam memikirkan apa yg sedang suaminya lakukan diruangannya bersama mantan istrinya

"Diem diem bae Zay, kenapa ?" Tanya Jesi

"Gapapa aku lupa harus ada berkas yang aku kasih ke pak Agrata, aku duluan yah"

Zayna langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari kedua temannya, hatinya semakin memanas mendengar ucapan beberapa karyawan yg ia lewati membicarakan kedatangan Bu Zea hingga ada yg berharap mereka akan bersanding kembali

Zayna masuk keruangannya mengambil satu berkas yg harus diberikan pada suaminya lalu dengan langkah panjang dia masuk kedalam ruangan suaminya

Matanya memanas, nafasnya tercekat melihat apa yang ada didepannya, Zea berada dipangkuan sang suami, tanpa ada penolakang dari Agrata, saling beradu saliva hingga tak sadar kedatangan tamu diruangannya

"Astaghfirullah" ucap Zayna langsung menyadarkan keduanya

Agrata membulatkan matanya dan langsung berdiri mendorong Zea yang ada dipangkuannya

"Hey Zayna, sudah lama tak bertemu, gimana kabarmu ?" Tanya Zea dengan santai karna memang dia tak tau bahwa wanita yang ada didepannya adalah istri dari mantan suaminya

Rona kemarahan begitu terlihat, nafas Zayna menggebu gebu, bahkan gadis itu menaruh berkas dimeja suaminya dengan sedikit tekanan hingga menimbulkan bunyi yang tak enak didengar

"Silahkan ditanda tangani pak ini kontrak dari Armina Perdana" ucap Zayna sembari menatap tajam suaminya.

"Hey Zayna, kamu gak menjawab pertanyaan saya" ujar Zea

"Saya baik" singkat Zayna lalu pergi meninggalkan ruangan itu tanpa membawa berkas tadi.

Hatinya begitu perih melihat sudut bibir suaminya terdapat bekas noda lipstik merah

Air matanya tumpah setelah ia sampai di ruangannya, ia tutup dinding kaca penghubung ruangannya dan ruangan sang suami

Ia kunci pintu masuk dan ia kedapkan suara yang ada diruangannya.

Sungguh ia merasa gagal menjadi istri hingga sang suami terlihat tidak menolak dalam kegiatan tadi bersama mantan istrinya.

Sementara di ruangan Agrata, Agrata masih tak bsia berkata apa apa sungguh apa yang dilihat Zayna itu hanya potongan, ia sungguh menolak sedari Zayna belum datang

"Kamu mau keluar atau saya seret kamu sampai parkiran" ucap Agrata dengan nada tinggi

"Ayolah sayang maafin aku, kita mulai hidup baru, aku juga kangen dengan Ameera putri kita"

Agrata langsung menelfon bagian lobby untuk mengirimkan satpam keruangannya.

Tak lama satpam datang dan membawa keluar Zea meski harus sedikit diseret.

Sungguh kejadian tadi begitu cepat, Zea masuk kedalam ruangannya lalu langsung duduk dipangkuannya.

Ia sudah mengusir bahkan berkali kali mencoba berdiri namun wanita itu menahannya dan puncaknya mencium bibirnya. Baru mencium bibirnya, dan belum sempat Agrata menolak Zayna masuk kedalam ruangannya dan terjadilah hal yang demikian.

Agrata langsung keluar dari ruangannya setelah sebelumnya mencuci mukanya, dia juga menggosok giginya merasa jijik dengan adegan tadi

Agrata beralih keruangan istrinya namun pintunya terkunci, dia ketuk hingga dia bell berkali kali namun masih belum terbuka

Agrata pun beralih pada hpnya, dia menelfon nomor Zayna namun lagi lagi tak ada jawaban sama sekali.

Agrata menghembuskan nafas beratnya, dia tak tau apa yang akan Zayna lakukan setelah ini

Agrata kembali ke ruangannya, dia masuk ke dalam kamar pribadinya, menenangkan fikirannya dengan sebatang rokok yang tersimpan disana

ZaTaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang