01. Fox (Saida)

8.2K 73 0
                                    

Sana seorang penyelamat hewan sekaligus peneliti spesies langka yang saat ini sedang mencari spesies yang ada di hutan ini.

"Sana sebaiknya kita ambil jalan ini lagipula ini sudah malam"ucap Nayeon.

"Baiklah, tapi aku akan mencari air dulu aku ingin mencuci ini"ucap Sana pada ember bekas yang ia bawa.

"Tidak usah, sudah bawa saja, nanti malah kemalaman bagaimana"ucap jaemin selaku pemandu lokasi.

"Sudah jangan khawatir aku tidak buta arah seperti Nayeon, kalian duluan saja lagipula aku bawa kompas"ucap Sana sambil mengeluarkan kompas dari sakunya.

"Baiklah kalau begitu aku dan Nayeon akan kembali duluan, kau bisa menyusul nanti"ucap jaemin diangguki Sana.

"Baiklah"jawab Sana.

Nayeon pun melemparkan walkie talkie untuk berjaga jaga, agar mereka tetap bisa berkomunikasi.

"Aku khawatir kau hilang arah, jadi hubungi kami menggunakan benda itu"ucap Nayeon.

"Iya, terimakasih kalian duluan saja"ucap Sana berjalan kearah berbeda dari kedua temannya.

"Hutan ini bahkan lebih bagus dibandingkan difoto lebih baik aku sekalian memotret"ucap Sana menaruh ember yang ia bawa dan memakai kamera untuk memotret beberapa sudut hutan.

"Bagus, lebih baik aku cepat membersihkan ember dan kembali ketenda"ucapnya lagi dan berjalan menuju aliran sungai yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

.

"Apa tidak apa kita meninggalkan Sana didalam hutan"ucap jaemin menyiapkan api untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Ya, Sana sendiri yang mau bukan kita yang minta, lagipula dia bilang dia tidak buta arah aku juga sudah memberikan walkie talkie untuk berjaga jaga"ucap Nayeon.

"Baiklah"jawab jaemin.

.

Disisi lain Sana yang kesulitan membersihkan noda diember melihat sesuatu yang bergerak diujung sungai membuatnya sedikit takut.

Namun dengan segera Sana menghilangkan rasa takut itu dan memeriksa sesuatu yang bergerak gerak menggunakan senter jarak jauh yang ia bawa.

"Apa itu, apa itu rubah yang sudah jarang terlihat"ucap Sana berjalan menuju ujung sungai dan memastikan bahwa itu adalah rubah.

"Sepertinya benar"gumam Sana selagi ia semakin dekat.

Terlihat olehnya rubah yang sedang lemas tak berdaya dengan luka panah menembus perutnya.

"Astaga"ucap Sana melihat rubah itu hanya sanggup mengatur nafasnya Sana menatap mata rubah itu yang seakan meminta tolong padanya itu memperpanjang umur nya.

Dengan segera Sana kembali ketempat ia menaruh tas serta barang barang miliknya yang lain.

Namun sialnya walkie talkie yang ia bawa terjatuh dan karena keadaan gelap Sana tidak menyadari hal itu hilang sudah alat komunikasi satu satunya yang dimiliki Sana.

Dengan segera Sana mencabut panah yang bersarang diperut rubah itu dengan pengetahuan nya mengenai hewan dan menyiramkan alkohol disekitar luka panah itu terdengar rubah itu melolong lirih menahan sakit pada perutnya.

"Sabarlah manis aku akan membantumu pulih"ucap Sana lalu membalut luka diperut rubah itu.

"Astaga mungkin aku harus kembali ini sudah terlalu gelap, mereka bisa khawatir padaku nanti"gumam Sana saat melihat langit semakin menghitam.

Saat selesai mengobati luka rubah itu Sana pun berdiri hendak melanjutkan perjalanan nya menuju tenda dimana teman temannya sedang menunggu.

"Gugugugu (anggep aja suara rubahnya)"terdengar lolongan tidak rela dari sang rubah dan itu membuat Sana khawatir bagaimana kalau ada hewan buas yang menyerang rubah itu saat disedang tidak dalam kondisi baik.

RANDOM ONESHOOT GXG AND BXGWhere stories live. Discover now