20. Daddy (NingSelle)

1.9K 30 0
                                    

Suara langkah kaki terdengar diatas lantai yang keras, pria berjas hitam terlihat melonggarkan dasi yang mengikat lehernya.

Tangannya dengan cepat meraih handle pintu dan membukanya, disana terlihat seorang gadis berkulit putih sedang melingkar diatas kasur karena kedinginan.

Matahari telah terbit namun cahayanya tidak dapat menembus dinding dingin milik gadis yang meringkuk itu.

"Hei bangun, setidaknya lakukanlah sesuatu dan jangan menjadi beban" ucap Giselle pria itu membangunkan sang gadis dengan kakinya.

"Hei kau dengar tidak, kuhitung sampai tiga kalau kau tidak bangun juga maka jangan salahkan aku bila tubuhmu basah"

"1"gadis itu tidak bergeming, rasa mengantuknya bahkan mengalahkan rasa dingin yang menyerang tubuh lemahnya.

"2, sepertinya kau memang ingin kusiram, kau pikir aku bercanda"kaki Giselle sudah hendak melangkah mengambil air. Beruntung gadis itu segera membuka matanya, tubuh lemahnya berangsur bergeser menepi ia pun bangun dan langsung menghadap tubuh Giselle yang menjulang tinggi.

"Bangun juga kau, baru saja kupelihara sehari sudah lemah, kau pikir aku akan merasa kasihan"

"Aa... Ada apa tuan memanggilku"

"Berikan aku makan siang, sebentar lagi aku sudah harus kembali kekantor"

Dengan langkah pelan Ning Ning menuju dapur hendak menyiapkan makan siang namun lagi lagi pria itu memanggilnya.

"Sebaiknya kau mandi dulu, atau tubuhmu akan menjadi racun dimakananku nantinya"

"Dia Ning Ning gadis yang aku dapatkan dari seorang keluarga miskin yang dengan berani mengutang padaku, aku menerimanya karena ingin kujadikan pembantu,,, namun kalau dilihat lihat lagi wajahya yang berketurunan Chinese terlihat sedikit menawan. Hah apa yang kupikirkan, tapi walaupun begitu aku tidak akan menidurinya karena standar seorang Giselle adalah dari kalangan atas, jalang kelas atas bukan budak sepertinya"Giselle berdehem sebelum akhirnya mendudukan dirinya dikursi makan.

Beberapa menit berlalu Ning Ning keluar dari kamar mandi dengan pakaian sama.

"Apa kau tidak memiliki baju lain, kau terlihat murah dan kampungan dengan baju itu"

Ning Ning hanya diam, sebelumnya dirinya memang tidak membawa baju, karena anak buah Giselle langsung menyeretnya kemari dan disinilah dirinya dirumah besar yang membuatnya takjub namun juga rumah yang akan mengurung dirinya entah sampai kapan.

Giselle berjalan keatas dan masuk kedalam kamarnya, sementara Ning Ning masuk kedalam dapur dan menyiapakan makanan sebisanya karena dirinya jarang memegang bahan makanan mahal seperti ini.

Tak lama Giselle kembali turun dengan dalaman jas bewarna putih dan langsung melemparkannya pada Ning Ning.

"Pakai itu, bajumu yang sekarang membuat mataku sakit"

Tanpa penolakan Ning Ning berjalan keluar namun lagi lagi dihentikan oleh Giselle.

"Mau kemana"

"Berganti baju sesuai keinginan tuan"

"Siapa bilang kau boleh keluar dari dapur, ganti saja disini, tubuh kotormu itu tidak membuatku bernafsu"ucap Giselle sarkas dan meninggalkan Ning Ning yang segera mengganti bajunya.

Ning Ning sama sekali tidak sakit hati, gadis bodoh itu bahkan sering mendapat kata kata melebihi yang Giselle ucapkan.

Setelah mengganti bajunya Ning Ning kembali melanjutkan masakan yang telah ia mulai.

Setengah jam kemudian Ning Ning keluar dari dapur dengan membawa dua piring berisi lauk dan kembali masuk untuk mengambilkan Giselle nasi.

"Silahkan dimakan tuan"ucap Ning Ning sambil menunduk dan tak berani menatap mata Giselle yang melihatnya dari atas sampai bawah.

RANDOM ONESHOOT GXG AND BXGحيث تعيش القصص. اكتشف الآن