#1 : Is this last night?

334 185 241
                                    


⚠️ Turn on the multimedia and enjoy reading!

Happy reading /°°\

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


Aku menatap matamu, aku tenggelam didalamnya. Aku bahagia namun kemudian sedihku tak berujung.

_Lavanya Rettasya_

.
.
.


Langit cerah bertabur bintang seolah ikut serta dalam kisah sepasang remaja malam ini. Gadis dengan dress selutut berwarna putih merapikan tatanan rambutnya. Berdiri anggun dengan spool heels-nya ia tampak sedang menunggu seseorang. Hembusan angin yang lembut membelai wajahnya yang dipoles dengan make up natural. Ia menunduk malu kala sepasang matanya bertemu dengan sepasang mata pemuda di ujung sana.

Sejak sore ia telah mempersiapkan dirinya untuk malam yang spesial ini. Sampai ia memastikan penampilannya berkali-kali, ia tidak mau mengecewakan kekasihnya malam ini. Jauh-jauh hari pula ia berlatih berjalan menggunakan spool heels-nya agar ia terlihat anggun dan menawan.

Berkali-kali ia mencubit kecil tangannya, sekedar jaga-jaga saja jika ternyata ini hanyalah bunga tidur. Namun setelah merasakan cubitan itu sakit, ia menggelengkan kepala. Ini nyata bukan mimpi!

Senyumnya terus merekah, gadis itu berjalan menapaki red carpet dengan dada yang berdebar. Sembari dalam hati terus bergumam takjub dengan suguhan  dekorasi cantik yang didominasi oleh warna peach dan bunga-bunga cantik turut menghiasi malam ini. Sementara tak jauh pula dari tempatnya berdiri, hamparan laut terbentang dan disepanjang jalannya diterangi oleh cahaya lampu yang disusun sedemikian rupa menciptakan kesan romantis. 

Seperti mimpi, ia menjadi ratu malam ini. Penampilannya malam ini, tak lain dan tak bukan adalah outfit yang dipilihkan oleh sang kekasih. Mulai dari dress, heels bahkan segala accessories yang melekat ditubuhnya adalah pilihan Marchel. Ia tidak tahu kapan Marchel menyiapkan semua ini. Padahal sudah satu Minggu ini mereka disibukkan dengan Ulangan tengah semester. Tentu saja hal itu membuat mereka lebih jarang bertemu di luar jam sekolah. Berkirim pesan lewat handphone saja tidak begitu sering. Dan itupun hanya sekedar mengirimkan pesan singkat yang berisi ucapan selamat belajar.

Tapi malam ini cukup untuk membalas kerinduan mereka atas waktu yang sempat tersita. Kemarin sore, selepas mengantarkan Retta pulang, Marchel memberikan mystery box. Yang katanya hanya boleh dibuka pukul tujuh malam. Retta pun menurut saja, padahal ia sangat penasaran dengan isi mystery box itu. Lima menit sebelum pukul tujuh malam Marchel menghubungi Retta, mengingatkan bahwa saat jarum jam menunjukkan pukul tujuh ia harus membuka mystery box itu.

Dengan rasa penasaran, ia membuka kotak itu. Sebuah dress berwarna putih lengkap dengan aksesoris rambut, diatasnya ada sebuah surat yang merupakan dinner invitation. Disana bertuliskan alamat yang harus mereka datangi. Tepatnya disebuah restoran yang berada di tengah pantai. Hampir saja ia berteriak karena sangat senang jika tidak sadar hal itu akan membuat tetangga terganggu. Jelas ia tahu restoran itu, memang saat ini restoran dengan nuansa Bali itu tengah naik daun lantaran tempatnya yang sangat bagus.

Ia tak pernah meminta Marchel untuk memberikan malam yang seindah ini. Dengan adanya Marchel disisinya, itu pun cukup. Tapi Marchel berhasil membuat Retta jatuh sedalam itu ke hatinya. Malam ini adalah malam perayaan tiga bulan hubungan mereka. Ia belum tahu pasti apa alasan Marchel merayakannya dalam periode tiga bulan sekali. Seingatnya, Marchel hanya mengatakan bahwa agar hubungan mereka berbeda dengan yang lain. Sangat unik bukan kekasihnya itu?

Retta masih tak menyangka bahwa perasaanku akan dibalas oleh Marchel setelah satu tahun lebih ia diam-diam mengaguminya. Ia masih ingat kali pertama jantungnya berdebar karena Marchel, saat dimana Marchel menyanyikan sebuah lagu diacara pensi sekolah. Dia begitu bersinar dengan luwesnya membawakan sebuah lagu dari Bruno mars. Selesai Marchel dan bandnya membuat mereka terpukau dengan penampilannya, Retta memberanikan diri untuk berkenalan.

Terus terang saja, saat itu ia selalu mencari-cari kesempatan untuk bertemu Marchel. Retta ingat, bahwa ia pernah meminta bantuan Marchel untuk tugas Seni Budaya. Saat itu guru mapel memberi tugas tentang musik, dan mewajibkan siswanya untuk bisa memainkan salah satu alat musik. Tentu saja hal itu ia jadikan bahan modus untuk bisa berurusan dengan Marchel. Retta meminta bantuan Marchel untuk mengajari cara bermain gitar. Waktu itu ia memang sama sekali tidak tahu menahu tentang kunci-kunci gitar. Dengan sabar, Marchel membimbing Retta tentang dasar-dasar kunci gitar.

Entah sejak kapan Marchel menyimpan rasa kepada Retta, baginya dia adalah lelaki yang penuh dengan kejutan. Mungkin dimulai dari rasa nyaman saat mereka berkomunikasi. Mula-mula menyelinap rasa rindu diantara mereka lalu bermetamorfosa menjadi cinta yang begitu ia dambakan. Ia sangat bahagia begitu tahu Marchel membalas perasaannya. Baginya itu adalah bagian paling indah dari jatuh cinta.

Diujung red carpet, lelaki tampan tengah tersenyum menatap Retta. Dengan cemas Retta menanti pemuda yang mulai mengayunkan langkahnya. Dia Marchelino Januar, kekasihnya. Retta Membalas dekapannya seraya mencium aroma parfumnya yang memabukkan. Ia masih ingin berlama-lama dalam dekapannya, rasanya enggan untuk melepaskannya.

"Selamat datang tuan Puteri," ujarnya dengan senyum manisnya.
Retta mengamati penampilan Marchel Malam ini. Jika ia diharuskan untuk memberi penilaian dari satu sampai sepuluh, maka jawabannya pasti sepuluh. Bukannya ia berlebihan soal menilai kekasihnya, tapi bagi Retta Marchel memang sempurna. Retta sangat suka raut wajah Marchel saat tersenyum. Bibir tipisnya yang melengkung ke atas membuat lesung pipinya tampak jelas.

Retta menyantap hidangan yang disajikan dengan hati-hati, berusaha sebaik mungkin untuk tetap terlihat anggun. Ia sangat menghormatinya, karena Retta tahu Marchel tidak suka dengan gadis ceroboh. Retta hanya tidak mau mood Marchel jelek karena melihat cara makannya yang rakus hingga belepotan.
Baru dua kali suapan, ia lagi-lagi dikejutkan oleh Marchel. Matanya menatap pianis yang duduk dibalik pianonya. Jari jemarinya menari dengan lincah sehingga menghasilkan melodi yang begitu syahdu. Dibawah lampu sorot itu, sang pianis terlihat sangat berwibawa. Dan setelah bagian intro dituntaskan oleh sang pianis, para violinis pun ikut berperan dalam live music malam ini. Lagu 'Perfect' milik Ed Sheeran ikut menyempurnakan malam ini.

"Wanna dance with me, my princess?"

Retta mengangguk dengan antusias menerima uluran tangan Marchel. Marchel masih saja menatap Retta dengan lekat, malu-malu ia pun membalas tatapan itu. Bak mantra, mata indahnya membuat Retta semakin larut dalam tatapan itu hingga ia tak bisa mengalihkan tatapannya. Marchel begitu sempurna, hingga Retta kehabisan kata-kata.
Ia merasakan elusan lembut dipipinya yang lagi-lagi membuat jantungnya berdesir. Retta memejamkan mata kala merasakan lembutnya bibir Marchel yang menyentuh bibirnya. Untuk pertama kalinya, dengan kekasihnya.


🏹💘

All i ask is if...
This is my last night with you...
Hold me like I'm more than just a friend...
Give me a memory
I can use
Take me by the hand
While we do what's lovers do
It's matters how this ends...🎶


Hola!

Give me an emoji, that shows how you're feel


Thank u💚


Vote and comment 🚀

Hujan Kemarin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang