#5: Annoying boy

214 118 112
                                    


Seperti bayangan, dirimu sulit ku gapai.

_Lavanya Rettasya







Retta duduk di pinggiran kolam renang dengan seragam sekolahnya yang tidak sepenuhnya basah. Hari ini memang bukan jadwal pelajaran olahraga di kelasnya namun karena ia datang terlambat ia terpaksa harus membersihkan kolam renang yang berada di lantai tiga. Retta berusaha mengatur napasnya, menatap tumpukan sampah yang telah ia kumpulkan. Ia terheran-heran melihat sampah-sampah itu, baru kali ini ia melihat kolam renang sekotor ini. Mungkin akhir-akhir ini kolam renang sering digunakan untuk jam pelajaran ataupun berlatih para atlet sekolahnya.

Sialan memang! Kenapa tadi pagi harus macet. Akibatnya ia juga yang repot menjalani hukumannya. Dan kenapa juga hanya dirinya yang terlambat. Sudah puas mendapat wejangan panjang lebar dari Radit, sekarang ia harus membersihkan kolam renang. Semalam ia maraton drakor terbaru hingga pukul tiga pagi, ia ingat sempat terjaga hingga subuh. Niatnya ia akan menunggu pagi dan langsung siap-siap pergi sekolah. Tapi ia kebablasan sampai pukul tujuh kurang seperempat, Radit sampai menggedor-gedor pintu kamarnya untuk membangunkan Retta. Alhasil Retta gelagapan, dengan matanya yang sulit dibuka ia bersiap-siap berangkat sekolah. Jam-jam tujuh hingga jam delapan lebih, jalanan pasti padat kendaraan. Orang-orang yang hendak bersekolah maupun berangkat kerja berdesakkan membuat lalu lintas macet.

Retta kembali mengambil saringan sampah, masih dengan posisi yang sama, ia mengambil sampah-sampah itu. Retta memanjangkan tangannya, berusaha menjangkau sampah kecil yang berada di ujung.  Menyerah, Retta harus berdiri dan berjalan ke sisi kolam yang lain agar mudah menjangkau sampah tersebut.

Byurr...

Retta tercebur ke dalam kolam renang saat hendak berdiri. Ia berusaha menendangnya kakinya agar tidak tenggelam. Dengan kakinya yang tidak terlalu panjang, Retta berhasil menjembulkan kepalanya diatas permukaan air. Ia kesulitan bernapas karena posisinya yang tidak siap. Retta berusaha menggapai tangan seorang siswa yang berjongkok di pinggiran kolam renang.

"Pegang yang kuat, gue tarik," Ujar cowok itu yang saat itu wajahnya terlihat buram karena penglihatan Retta.

Retta menurut, memegang tangan siswa tersebut. Berhasil, sekuat tenaga siswa itu mengangkat tubuh Retta. Retta duduk di pinggiran kolam dengan bahu yang bergetar karena bajunya kini basah kuyup. Dingin, kepalanya sakit karena tersedak air.
Retta menoleh mencari keberadaan cowok yang tadi menolongnya.

"Nih." ujar cowok itu sambil memberikan handuk.

Retta menerima handuk itu dan mengangguk kecil sebagai ucapan terimakasih. Ia memakai handuk itu, merapatnya ketika merasakan dadanya sakit. Bukan hanya itu, perutnya juga mual karena sejak pagi ia belum memakan sesuap nasi pun. Ditambah hukuman untuk membersihkan kolam renang dan baru saja ia tercebur sungguh, penderitaan baginya.

"Uhuk! Uhuk!"

Hoeek...

Retta memuntahkan isi perutnya karena sudah tak tahan lagi. Retta mendongak menatap siswa disampingnya dengan takut. For God's sake! ia tidak sengaja.

"Lo! Argh!" Geram cowok itu dengan kesal.
"Kenapa lo muntah dicelana gue? Lo pikir gue tong sampah apa?!"

Hoeek...

Retta kembali memuntahkan isi perutnya karena kembali merasa mual dan kepalanya yang  berdenyut. Alih-alih marah, cowok itu malah memijat tengkuk Retta. Dapat ia lihat wajah cewek itu memucat. Ia merasa kasihan terhadap cewek tersebut juga merasa bersalah karena secara tidak langsung membuat cewek itu jatuh kedalam kolam.



🏊🏊🏊





Hujan Kemarin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang