44

2.1K 129 9
                                    

Bisa kita ketemu sekarang?" Ucap Ayu to the point.

"Posisi." Singkatnya menyetujui.

"Taman Luhur." Jawab Ayu kemudian panggilan dimatikan sepihak oleh Bastian.

Selang beberapa menit kemudian, Bastian benar-benar datang untuk menemui Ayu.

"So?"  Ucap Bastian.

"Damai yuk," Ujar Ayu dengan PD nya.

"Bercanda?"

"Jadi gini, Lo  bisa kasih tau ke gue sebenernya mau Lo tuh apa. Coba Lo cerita dulu. Biar nanti kita ketemu jalan keluarnya."

"Udah?" Tanya Bastian yang sudah muak.

"Please lah Bas, oke deh gini, Lo mau bales dendam ke anak-anak Earth kan? jadi gini aja, gue bawa mereka untuk ketemu Lo biar mereka minta maaf." Jelas Ayu.

"Jangan Lo sekali-kali kasih tau keberadaan gue sama siapapun." Tekannya.

"Emang apa yang Lo dapet setelah lo bales dendam? apa yang Lo dapet setelah Lo berhasil nyakitin mereka? apa? kepuasan? iya? bullshit tau gak, yang Lo dapet itu cuman dosa." Tentu ucapan Ayu tersebut membuat emosi Bastian memuncak.

Tanpa pikir panjang, Bastian menendang perut Ayu dan kemudian memukul wajah Ayu dengan keras. "LO GAK PERNAH TAU RASANYA JADI GUE." Teriaknya.

Ia menghela nafasnya kasar.

Bastian berjongkok mendekati Ayu yang jatuh terduduk lalu ia menarik rambut Ayu dengan kasar. "Gausah sok suci, Lo jadi berani kayak gini karna gue gak bawa pisau kesayangan Lo." 

Ayu mengusap ujung bibirnya yang keluar darah dengan kasar lalu menyeringai pada Bastian. "Gue  gak sok suci, gue cuman ngingetin Lo karna kita sama-sama manusia. Bales dendam itu gak akan ada habisnya Bas."

"Jangan sok kasih nasihat deh, bales pukulan gue aja gak berani kan. Lo tuh cuman cewek lemah Yu." Ejek nya. Bastian heran pada Ayu karena Ayu tak pernah sekalipun membalas perbuatannya.

"Gue gak bales perlakuan Lo bukan berarti gue lemah, gue cuman sayang aja buat ngotorin tangan gue hanya karena banci kayak Lo."

Bastian memperkuat tarikannya pada rambut Ayu sambil menyeringai. "Apa? Banci? Gue bisa aja bunuh Lo sekarang juga."

"Begitupun sebaliknya." Ucap Ayu dengan senyum remehnya.

Bastian kemudian tertawa mendengar Ayu, entah kenapa di mata Bastian Ayu terlihat sangat cantik sekarang.

Bastian melepaskan tarikannya pada rambut Ayu dan beralih untuk mengusapnya perlahan "Gue kemana aja baru sadar lo secantik ini."

kemudian dengan kurang ajarnya ia mengecup kening Ayu sebentar. 

"Brengsek.." Umpat Ayu, dan kemudian mencengkeram kerah jaket Bastian lalu memukul wajahnya dengan sangat keras.

Bastian yang mendapat pukukan itu kemudian tersenyum penuh arti. "Pukulan Lo boleh juga." Ucapnya sambil memegang rahangnya yang sebentar lagi akan lebam karena satu pukulan dari Ayu. 

Entah kenapa juga Bastian senang akhirnya Ayu memukulnya, karena perbuatan kurang ajar yang ia lakukan.

"Lo keterlaluan Bastian." Ayu tak pernah menyangka Bastian akan melakukan hal itu padanya. Mengecup keningnya? Astaga, Mamanya saja Ayu tak ingat kapan terakhir kali melakukannya.

Rasanya, Ayu sangat ingin menangis sekarang.

Setelahnya, Ayu langsung pergi dengan motornya untuk pulang ke markas Spider.

***

"Dari mana aja?" Tanya Jeno dengan wajah datarnya tanpa melihat kearah Ayu yang baru saja membuka pintu.

"Dari rumah temen." Jawab Ayu lirih. Suasana hati Ayu kini tengah benar-benar buruk, ia harap Jeno tak memperparahnya.

"Gue tau Lo bohong."

Setelah beberapa saat, Ayu hanya diam. Jeno beralih memusatkan pandangannya ke arah Ayu,  dilihatnya Ayu tengah duduk menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya.

Dengan cepat Jeno menghampiri Ayu dan duduk di sebelahnya.

"Ayu, ada apa?" Ucap Jeno lembut. 

"Jen.." Lirih Ayu.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang