55

1.8K 104 6
                                    

Bel istirahat berbunyi, Ayu segera  menuju ke kantin untuk mengisi perutnya, setelah membeli mi ayam dan es jeruk Ayu mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk yang kosong.

Ayu tersenyum begitu melihat Bilal yang tengah makan sendirian seperti biasa, ia pun berjalan mendekat menuju ke teman laki-lakinya tersebut.

"Oi, sendirian aja." Sapa Ayu.

"Kayak gue pernah rame-rame aja." Balasnya dan kemudian mereka tertawa.

"Eh Lal, disekitar sini ada kos kosan gak ya." Tanya Ayu setelah menelan sesuap minya.

Bilal meneguk es tehnya sampai tersisa setengah, kemudian menatap Ayu. "Ya adalah, kenapa emang, Lo mau ngekos?"

Ayu mengangguk mengiyakan. "Iya, Lo tau dimana Lal?"

"Ngapain ngekos, rumah Lo jauh banget emang?" Tanya Bilal heran.

Ayu diam sebentar, memikirkan untuk memberi tahu Bilal atau tidak tentang masalahnya. Ayu menghembuskan nafas pelan, kemudian menunduk, pandangannya menuju ke arah mie ayam yang tengah tersisa sedikit.

"Sebenernya udah lama gue gak pulang ke rumah." Ayu mulai menceritakan masalahnya pada Bilal.

"Ya Allah kok bisa." Tentu Bilal kaget tentang fakta itu.

"Lo sampe nyebut gitu, gue salah ya."

"Ya tergantung masalahnya kayak gimana, gue boleh tau kenapa Lo sampe cabut dari rumah?" Tanya Bilal.

Melihat keterdiaman Ayu, Bilal jadi merasa bersalah, tak seharusnya ia menanyakan itu. "Eh, jangan jawab, maaf-maaf itu privasi Lo. Jadi selama ini Lo tinggal dimana?" Tanyanya.

"Lo tau Spider?" Tanya Ayu.

"Tau, laba-laba kan, kenapa emang?" Jawab Bilal yang bingung kenapa Ayu tiba-tiba menanyakan tentang laba-laba.

Ayu menghela nafasnya frustasi dengan jawaban Bilal, laki-laki dihadapannya ini memang tidak tahu menahu dengan geng geng motor yang Ayu yakini populer diantara pemotor lain.

"Bukan itu, Lo tau Redox?" Tanya Ayu lagi.

"Tau, Lo kan deket sama mereka, Redox itu anak-anak hitz di sekolah kita kan, mereka geng motor." Jawab Bilal yakin.

"Nah, Spider itu kurang lebih sama kayak mereka, dan gue tinggal di markas Spider selama ini." Jelas Ayu.

Bilal mengangguk mengerti. "Terus kenapa sekarang mau ngekos?"

Ayu menggaruk pipinya yang tak gatal. "Ya gimana ya, gue tau diri Lal, gue ngerepotin terus disana, bahkan parahnya gue hampir bikin itu markas kebakaran."

Bilal tertawa mendengar cerita Ayu. "Lo ada-ada aja si, tapi Yu apa gak sebaiknya Lo pulang aja ke rumah, maksud gue, selesain masalah Lo secepatnya, gak baik kalo Lo kabur-kaburan kayak gini." Ucap Bilal mencoba memberi saran.

Ayu mendongakkan kepalanya, menatap Bilal lekat. "Jadi Lo juga mikir gitu ya, sebenernya gue juga pengen pulang." Ucap Ayu dengan gamang.

"Ikutin kata hati Lo Yu."

"Iya, makasih deh, Lo kok tumben agak bijak." Canda Ayu.

"Gue emang bijak, Lo aja yang baru sadar." Ujar Bilal congkak.

"Iya deh, si paling bijak."
Kemudian mereka tertawa bersama.

***

Sepulang sekolah Ayu harus menemui Revan di tempat balap motor tadi malam sesuai janjinya.

Sekarang Ayu berjalan menuju ke parkiran sekolah, kemudian seseorang menyamai langkah Ayu.

"Yu." Panggilnya

"Iya Dim, ada apa?" Balas Ayu

"Mau ketemu sama Revan kan." Ucapnya yang seketika membuat langkah Ayu terhenti.

"Tau dari mana, Revan ngasih tau Lo?"

Dimas tak menjawab dan langsung masuk ke parkiran. Sudah jelas jika Dimas pasti tau tentang apa yang akan dibicarakan Revan.

Ayu pun tak ambil pusing dan langsung menaiki motornya, segera pergi untuk menemui Revan.

Iya, mereka berdua pergi bersama dengan motornya masing-masing.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang