74

1K 44 8
                                    

"Lampiasin semua dendam Lo ke gue Bas, gue mohon, jangan ke Ayu." Bara menatap Bastian lekat.

"Ooo jadi mau Lo gitu, kalo gue gak mau gimana. Jadi Lo gak tega ya ngeliat Ayu kayak gini, oke-oke sebentar ya." Bastian pergi keluar untuk memanggil para suruhannya.

"Lepas ikatannya." Suruh Bastian pada salah satu anak buahnya.

Ayu melihat anak buah Bastian yang mana mereka adalah orang yang sama dengan orang yang menyerang Edgar sang ketua Merpati dan juga orang yang sama ketika menyerang Ayu dan Alvino di jalan waktu itu.

"Hei kita ketemu lagi." Ujar salah satu anak buah Bastian yang melepaskan ikatan Ayu.

"Hajar!" Suruh Bastian.

Mereka langsung melaksanakan perintah itu, dua orang memegangi kedua tangan Ayu yang padahal tak perlu dipegangi pun Ayu tidak bisa berontak.

Tubuhnya sudah terpengaruh dengan cairan yang disuntikkan Bastian kepadanya.

Dua orang lagi memukuli dan menendangi tubuh Ayu tanpa ampun.

Ketika hanya pasrah menerima serangan mereka, Ayu seperti melihat malaikat maut yang memperlihatkan wujud padanya, seakan siap akan mencabut nyawanya.

Ayu tersenyum, apakah ini akhir baginya.

"BRENGSEK.." Bara meronta tak karuan mengatakan sumpah serapahnya pada Bastian.

Bara menyesal mengatakan hal tadi pada Bastian, Ayu yang kini menerima imbasnya. Air matanya luruh begitu saja melihat Ayu yang dihajar habis-habisan seperti itu.

"Cukup." Perintah Bastian lagi. Bastian berjalan mendekati Ayu yang terkapar tak berdaya di lantai dingin itu.

"Banci." Suara lirih nan parau dari bibir penuh darah Ayu terdengar.

Bastian terkekeh mendengar itu. "Gue sebenernya gak mau nyakitin Lo kayak gini Yu, tapi Lo tau kan gue harus ngelakuin ini. Ketua Lo harus menderita."

Bastian mendudukkan Ayu kemudian menarik Ayu ke dalam pelukannya. "Setelah gue puas, kita pergi yang jauh. Cuma Lo sama gue Yu, gue sadar gue gak bisa hidup tanpa Lo. Gue sayang sama Lo." Bastian mengecup kepala Ayu dalam.

"Gue benci sama Lo." Balas Ayu lirih.

"Kalo Lo bilang gitu, gau makin ga bisa lepas dari Lo." Bastian melepaskan pelukannya, menatap wajah Ayu yang penuh luka itu, yang sialnya malah candu baginya.

"Bos, tuan menelepon." Kata salah satu anak buahnya sambil memperlihatkan ponsel khususnya. Bastian langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Buat ulah apa lagi?"

"Emang ada apa pah?"

"Mobilmu terlihat cctv, siapa yang kamu culik, polisi menghubungi papa."

"Dia punyaku pah, tolong urus masalah ini, setelah ini aku janji gak akan buat masalah lagi. Ini untuk yang terakhir kalinya."

Papa Bastian memutuskan panggilannya setelah menghela napasnya kesal.

"Yu waktu kita gak banyak, mau ya pergi sama gue, kita hidup bareng setelah ini. Kita pergi jauh dari sini,  gue tau Lo bukan anak kandung keluarga Lo kan, karena itu Lo selalu gak diperlukan baik sama kakak-kakak Lo."

Ayu menggeleng lemah. Ia tak bisa mengatakan apapun.

"Kalo Lo gak mau, pistol ini bakal nembus kepala ketua Earth itu. Gue gak main-main." Bastian mengeluarkan pistol yang dibawanya.

Ayu menatap Bara yang juga menatapnya, Ayu melihat air mata ketua Earth itu luruh. Pertama dan terakhir kalinya Ayu melihat hal serupa ialah ketika Bara kehilangan Ibundanya. Dan hari ini Bara menangis karena dirinya.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang