50

2.1K 112 3
                                    


"Yu Lo tunggu bentar ya gue ambil kunci mobil dulu."

"Buat apa?"

"Ya keluarlah, gue mau ajak Lo jemput seseorang." Ujarnya.

"Siapa?"

"Lo pasti kangen sama dia."

"Kangen?"

"udah ikut aja."

Dan Ayu pun hanya pasrah dan menurut. Merekapun berangkat menggunakan mobil untuk menjemput seseorang.

Ketika di perjalanan.

"Itu bibir kenapa?" Tanya Kevin.

"Gapapa, cuman luka kecil, udah diobatin kok"

"Gue gak tanya."

"terserah deh." Kesal Ayu.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di Bandara.

"Kita nungguin siapa sih Vin." 

"Kita nungguin kakak gue."

"Jangan bilang,"

"Iya, Kenan, kakak gue. Lo kangen dia kan, dia pasti seneng banget ketemu Lo."

Dan Ayu langsung merubah wajah penasarannya menjadi wajah terkejut. Ayu memundurkan langkahnya pelan, ingatan-ingatan tentang Kenan dan Ayu yang asli berputar di kepalanya.

Ingatan tentang video dan foto yang pernah ditunjukkan Revan dan Dimas padanya, semuanya semakin jelas. 

Tentang kejadian malam itu, malam dimana Kenan melakukan hal yang tak pantas pada pemilik tubuh yang kini ditempati oleh Putri.

"Nah itu dia, Kak Kenan!!" Teriak Kevin.

Kenan melirik ke kanan kiri untuk mencari sumber suara tersebut, dan setelah menemukannya ia tersenyum sebentar dan bergegas mendatangi Kevin.

"Selamat datang, gimana kabar Lo Kak?" Sapa Kevin, kemudian ia memeluk kakak  kandungnya tersebut.

"Gue baik kok, Lo sendirian aja, mama papa gak ikut?" Tanya Kenan sambil melepaskan pelukannya.

"Gue gak sendirian kok, liat siapa yang gue bawa." Ujar Kevin sambil menunjuk ke arah Ayu. Dan kemudian ia baru sadar jika Ayu berada sedikit jauh darinya. "Ayu sini, Lo ngapain jauh-jauh." Lanjutnya.

Kenan kemudian melihat ke arah yang dimaksud Kevin, dan ia melihat Ayu di sana. 

"Astaga Ayu, gue kangen banget sama Lo."  Kenan pun tersenyum lebar, kemudian ia berjalan mendekati Ayu dan hendak untuk memeluknya, tapi dengan sigap Ayu memundurkan langkahnya untuk menghindari pelukan dari Kenan.

Ayu hanya diam dan mengarahkan pandangannya ke arah lain.

"Lo masih marah Yu, gue bisa jelasin semuanya." Mohon Kenan.

"Ini ada apaan, kalian ada masalah?" Celetuk Kevin yang tak tahu apa-apa tentang masalah mereka berdua.

Dan tak ada jawaban apapun dari Kenan maupun Ayu.

Mereka berlanjut untuk makan siang di sebuah rumah makan yang terbilang mewah. Dari tadi Ayu hanya diam tak mengeluarkan satu kata pun sejak kedatangan Kenan. 

Sejak bertemu dengan Kenan, kejadian malam itu barulah sangat jelas diingatannya, bagaimana Kenan menjebaknya untuk datang ke tempat haram itu, sampai pada akhirnnya hal itu terjadi.

"Ehem, oh iya Yu Lo jadi ikut gak malam ini?" Celetuk Kevin membuka keheningan diantara mereka, kemudian ia menyeruput minuman yang dipesannya.

Mendengar itu Ayu kembali mengingat tentang pertandingan malam ini, Ayu sudah memutuskan untuk mengikutinya. Ia sangat membutuhkan uang saat ini.

Ayu mengangguk. "Iya, ikut." Jawabnya singkat.

"Ikut apa?" Sahut Kenan.

"Balap motor." Timpal Kevin.

"Hati-hati ya Yu, jangan ngebut-ngebut." Pinta Kenan agak nyelentang.

"Orang balap motor kok gak boleh ngebut." Balas Ayu yang heran dengan Kenan.

"Mending kali ini jangan ikut dulu Yu." Saran Kevin.

"Kenapa?" Heran Ayu.

"Setelah yang terjadi sama kakak Lo pagi ini, dan setelah Lo ketemu Kenan. Kayaknya Lo lagi mikirin banyak hal, dan muka Lo pucet. Gak baik kalo Lo maksain tanding dengan keadaan kayak gini." Ucap Kevin khawatir.

"Gue baik-baik aja." 

Kevin menghela nafasnya kasar, ia tahu akan mustahil untuk membujuk Ayu.

"Kakaknya Ayu kenapa emang pagi ini?" Tanya Kenan penasaran.

"Nanti aja gue ceritain." Timpal Kevin malas.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang